Perasaan yang Sama

274 19 1
                                    

Eza POV

Sepanjang perjalanan pulang tadi tak henti Eza mengulas senyum. Rasanya ban motor yang di kendarainya tak lagi menjejak jalanan aspal, melayang bersama Lamunan-lamunannya tentang Arin.

Bayangan saat ia membonceng Arin dengan sepeda motornya sehari ini membuatnya girang bukan kepalang. Menatap wajah cantik Arin meski hanya dari kaca sepion sukses membuat jantungnya bergemuruh tak karuan. Ingin sekali rasanya segera menghentikan kebisingan dari dalam dadanya dan berteriak untuk segera menyuarakan kekacauan yang tengah bergemuruh hebat dalam dadanya.

Jatuh cinta memang bukan kali pertama ini Eza rasakan, namun kegilaan karena cinta belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sungguh perasaanya tak pernah segila ini.

Arin Benar-benar mampu mengalihkan seluruh dunia Eza yang semula terasa sepi menjadi lebih indah dan berwarna.

Sejak pertama ia memandang wajah itu di podium sekolah, sejak itulah hatinya tertambat hanya pada satu nama "Ariana"

*
*

Setelah guyuran air menyapu tiap helaian rambutnya, Bulir-bulir air membilas tiap inci tubuhnya, meninggalkan rasa segar dan wangi yang tertinggal dari aroma sabun dan sampoo yang menempel sampai ke setiap pori-pori kulit dan helaian rambut Arin.

Baru saja Arin menyelesaikan kegiatan belajarnya,  kelopak matanya sudah mulai terasa berat, segera dirapikannya Buku-buku yang berantakan diatas meja belajar.

Arin segera beranjak dari meja belajar, terlebih dulu meregangkan setiap sendi yang terasa  kaku setelah berapa jam duduk terpaku menatap lembar demi lembar halaman buku. Baru saja arin hendak menjatuhkan bokongnya di pinggir ranjang, terdengar suara getaran ponselnya dari atas nakas.

"Ddrrrrrrt...ddrrrttt....ddrrrrttt..."

"Malam Ariiinn..." Suara itu terdengar dari seberang telepon. Suara yang tak asing dari nomor yang tak di kenal, membuat Arin menduga-duga

"Hallo...kok diam....?

Dari seberang seseorang tampak gelisah menanti jawaban.

"Waahh...Jangan-jangan nomorku belum kamu SAVE ya..."

Arin terkesiap menyadari suara yang begitu akrab ditelinganya "Jangan-jangan ini Eza" Bisiknya sangat lirih

"Eza..aa...? eehh iya..aa malam Zaa..."

Arin berusaha menghilangkan kepanikanya, bahwa ternyata ia sampai terlupa menyimpan nomor kontak Eza dalam ponselnya sore tadi

"Aahh...akhirnya kamu mengenali suaraku" Eza terkekeh sebelum akhirnya terdengar menghela nafas lega

"Ada apa ya Zaa..aa..?"

"Nggak, cuma mau ngucapin selamat malam aja" Ujarnya beralasan

Arin membisu tak tahu harus berkata apa,
karena ini kali pertama ia mendengar suara Eza dari sambungan telepon

"Selamat malam Ariinn...selamat istirahat..."

Gilaaaaa...suara dari seberang itu sontak membuat hati Arin menggelepar tak karuan,  jantungnya seperti hendak melompat membuat napasnya naik turun tak beraturan

"I..iya Za..aa..kamu juga selamat istirahat yaa..." Arin berusaha menekan degup jantungnya yang kian tak beraturan hingga suaranya terdengar  terbata-bata karena nyaris tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya

"Bye Ariinn...jangan tidur larut malam...semoga mimpi indah yaa.."

Klik...

Eza mengakhiri panggilan teleponya

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang