Ingin Memilikimu

296 16 10
                                    

Jangan lupa Vote dan komennya

🍁🍁🍁🍁

Sendy POV

Suasana Residence suite yang kutempati ini seperti biasanya memang selalu lengang. Akan sedikit terasa hidup bila ada kehadiran Krisna. Paling tidak akan terdengar obrolan-obrolan ringan yang menujukan adanya tanda-tanda kehidupan.

Ku sesap minuman dalam gelas kristal yang tengah kutimang-timang ditanganku, minuman yang menguarkan aroma alkohol yang pekat, aroma yang membuat otak dan syarafku merasakan rileks sejenak dari berbagai macam kepenatan yang mengganggu.

Aku tengah duduk di sofa single di sudut kamar hotel dengan santai. Kusilangkan ujung kakiku bertumpu pada kaki lainya sambil menikmati pemandangan malam kota A dari balik dinding kaca besar dihadapanku yang menyajikan kemerlip lampu pijar yang menghampar bak  kerlip bintang dilangit nan luas . Keindahan malam dengan sejuta pesona menghiasi gedung-gedung menjulang yang nyatanya memang jarang ku nikmati selama tinggal dikota ini.

Kupandangi brandy dalam gelas kristal yang ku genggam, minuman berkadar alkohol tinggi yang sudah sejak lama menjadi kegemaranku.

Terlebih dulu ku hirup aroma khasnya yang menguar dari permukaan gelas, sebelum akhirnya ku teguk dengan penuh penghayatan.

"Mama sudah mendengar tingkah gilamu Ko, meski segala macam alibi sudah berusaha aku sampaikan, seperti yang kamu tahu, wanita itu tak mudah percaya begitu saja"

Ku dengarkan ocehan Krisna yang tiada henti sedari tadi menceritakan semua hal yang terpaksa ia alami sepulang dari kota B kemarin. Tentang bagaimana wanita yang ku panggil Mama itu menginterogasinya mengenai semua yang ku kerjakan di kota ini

"Aku menyerah kalau harus membohongi Mama, penciumanya bahkan lebih tajam dari anjing pelacak"

"Ha ha ha, dasar anak durhaka" pekikku pada Krisna, adik angkat sekaligus asistenku

Aku tak bisa lagi menahan tawa, begitu ia menyebut Mamaku sebagai anjing pelacak. Tapi ya memang begitulah adanya. Mama yang selalu tahu sepak terjang kami dan segala tingkah polah kami anaknya.

"Mama mencecarku karena semua ulah gilamu" sungut Krisna kali ini

"Lagian siapa yang tidak akan menyebut itu sebagai sebuah kegilaan, bahkan Papa saja sampai ikut memarahi aku karena aksi konyolmu"

Lagi-lagi aku tak mau ambil pusing dengan berbagai kalimat protes yang dilayangkan Krisna. Ku anggap omelanya sebagai nyanyian penghantar tidur, pengusir sepi dikamar besar yang hanya kutinggali seorang diri.

"Aku rasa baru kamu saja Ko, pria gila yang sampai harus menghabiskan milyaran demi seorang gadis bau kencur yang bahkan belum tentu mau menerima cintamu"

"Bangsat" sambil mengumpat kasar, kulempar sebuah bantal kursi dari pangkuanku pada Krisna sebagai balasan atas ejekanya barusan.

"Ya kamu fikir saja Ko, apa kira-kira gadis itu masih akan mau menerimamu setelah tahu kenyataan yang sebenarnya"

"SIAL" aku yang sempat tergelak sesaat lalu, kini mulai terpancing oleh ucapan Krisna.

"Kamu tahu ini semua karena gadis bodoh yang kamu bawa itu.., kalau bukan karena jalang itu yang berhianat pada kita. Aku pasti tidak akan capek-capek bertindak sejauh ini"

Dapat kulihat raut wajah Krisna berubah seketika "lihat saja..setelah ku habisi lumbungnya, apa tikus itu masih akan bisa membuat ulah" kusesap minumanku dengan gusar, mengingat gadis itu membuat darahku mendidih seketika

"Apa perlu sampai kubakar lumbungnya baru tikus itu akan menyerah. hah, aku sudah sampai pada tahap ini, walaupun dia menyerah dan mengemis memita maaf, jangan harap aku akan memberinya pengampunan"

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang