Ariiiiin..."
Sebuah panggilan membuat Arin menoleh dan mendapati ketiga sahabatnya sudah berada diapartemen Eza sepagi ini.
Tak ada yang memulai pembicaraan sampai beberapa saat, Arin, Amel, Sisi dan Alfon masih hanya saling peluk dengan isakan tangis yang tak kunjung mereda
"Maaf ya Si.., aku sampai lupa belum ngucapin selamat ulang tahun buat kamu"
"Udah deh Rin.., gue juga bukanya anak kecil lagi yang bakalan nangis kalau nggak dikasih ucapan selamat, yang penting loe baik-baik aja gue juga udah senang"
Arin tertegun sesaat menyadari sahabat-sahabatnya yang sudah terlebih dulu mengetahui prihal kejadian semalam meski ia belum sama sekali menceritakan hal itu pada mereka.
"Ngomong-ngomong gue belom cerita apapun sama kalian, tapii..."
"Loe nggak perlu cerita lagi, Eza udah cerita semuanya ke kita"
"Loe jangan pernah ngerasa sendiri Rin.., kita semua akan berusaha selalu ada buat loe" Sisi menimpali perkataan Amel, berusaha menguatkan Arin dimasa-masa sulitnya seperti saat ini.
"Makasih ya...gue beruntung banget rasanya punya kalian" mata Arin berkaca-kaca sembari memeluk Amel dan Sisi bersamaan.
"Terus rencana loe selanjutnya gimana, apa loe bakal cerita ke keluarga loe masalah ini"
"Gue nggak tahu Fon, gue masih bingung harus mulai dari mana.., rasanya gue nggak tega mau ngomong sama Bunda masalah ini, sedang gue tahu gimana cintanya Bunda sama Ayah. Gue takut banget nyakitin hati Bunda"
"Trus.., lo bakal diemin aja kelakuan bokap loe, dan biarin Bunda loe terus di boongin"
"Nggak gitu Mel.., mungkin gue bakal coba ngomong sama Ayah. Gue mau kasih kesempatan sama Ayah. Mungkin Ayah bisa berubah, dan mau ninggalin perempuan itu"
"Loe naif banget ya Rin.., secara bokap loe udah punya anak dari perempuan itu, loe pikir tu perempuan mau aja gitu ditinggalin"
"Loe kenal Rin sama perempuan selingkuhan bokap loe itu" Setelah Sisi, kini gantian Alfon yang membrondong Arin dengan pertanyaanya
"Dia sekertaris Ayah di kantor, namanya Siska.., gue kenal baik sama dia gitu juga sama Bunda. Makanya gue nggak nyangka kalau Siska tega ngerebut Ayah dari Bunda"
"Udah biasa kali Rin.., justru orang terdekat itu punya peluang paling besar buat ngambil kesempatan nikam kita"
"Wizzz.., daleem..., kayak iya udah pengalaman gitu bu..." goda Alfon pada yang Amel yang dibalas gadis itu dengan pukulan keras dipundaknya
"Kalau itu pilihan kamu..., kita dukung, sambil jalan kita fikirkan lagi nanti solusinya gimana, ok"
Arin mengangguki perkataan Eza sambil menyunggingkan senyum bahagianya, mendapati dirinya yang memperoleh begitu banyak dukungan dari orang-orang terkasihnya.
"Sekarang mending aku antar kamu pulang sayang, keluarga kamu pasti udah nungguin dirumah" Eza bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Beberapa saat Akemudian ia kembali dengan membawa sebuah jaket dan kunci mobil ditangan.
"Ok., gue ganti baju dulu ya genk"
Saat melihat Arin yang berjalan kearah kamar yang sama dengan kamar yang dimasuki Eza tadi, seketika.
"Tunggu...tunggu..."
Sontak semua mata tertuju pada Alfon
"Tenang..., gue cuma mastiin"
"Lo berdua semalam?"
"NGGAK!!"
Keduanya menjawab tegas bersamaan dengan mata yang membulat sempurna, seolah keduanya langsung bisa mengartikan dengan jelas tatapan mata yang dilayang Alfon saat ini
"Kita nanti ketemuan di depan lobby, gue ambil mobil dulu basement"
"Sayang, bukanya mobil kamu masih dirumah Sisi ?"
"Weizz.., tenang baby. Tadi pagi gue udah suruh sopir buat nganter mobil Eza kemari" ucap Sisi sembari menepuk dada dan melayangkan lirikan mata ke arah Eza
Eza membalas dengan senyuman singkat sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Arin dan ketiga sahabatnya yang masih terus memandang punggung Eza hingga ujung belokan koridor apartemen.
"Beneran Rin loe semalam nggak ngapa-ngapain sama tu bocah"
"Ck"
Arin mendecih sambil membrengutkan wajahnya mendengar Alfon yang terus mencecarnya dengan pertanyaan tidak penting itu.
"Huu....Kepo loe" Sisi melayangkan toyoran ke kepala Alfon hingga membuat cowok kemayu itu menyengirkan bibirnya
"Salut gue sama cowok loe Rin, penampilan boleh fackboy tapi bucinya nggak ketulungan" Amel menimpali disela-sela langkah kaki mereka menuju lift.
"Loe inget ceritanya si Ilhamkan Mel, kalau si Eza itu udah naksir Arin sejak lama, tapi nggak ada keberanian buat ndeketin, baru setelah do'i tau Arin sahabat sama Ilham sejak SMP, baru deh tuh cowok berani minta bantuan Ilham buat dikenalin"
"Oo..gitu ceritanya" Sisi menimpali "padahal Eza kan cakep, cukup modal muka bulenya aja udah bikin banyak cewek klepek-klepek pasti. Belum lagi do'ikan anggota tim basket sekolah, kenapa meati nggak berani coba"
"Iihh... kenapa jadi ngebahas gue sama Eza coba, kayak udah nggak ada pembahasan yang lain aja, gimana kelanjutan insiden petasan semalam misal"
"Waaahhh....ha ha ha, loe nggak tahu gimana hebohnya kejadian semalam Rin" Alfon dengan hebohnya menceritakan bagaimana akhirnya mereka harus menghadapi Petugas keamanan komplek, pak RT dan warga sekitar.
Keseruan bagaimana menegangkanya saat mereka harus lari tunggang langgang lantaran diburu oleh warga yang merasa terganggu atas ulah iseng yang mereka lakukan malam itu.
Meskipun mereka akhirnya memilih untuk berpencar berpencar namun tetap saja akhirnya tertangkap juga
Tak luput pula Alfon menceritakan bagaimana pucatnya Sisi yang harus menjadi bulan-bulanan omelan ibu-ibu komplek malam itu, gadis itupun terpaksa harus menanda tangani surat perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatanya lagi.
Belum lagi betapa memalukanya saat Mama dan Papa Sisi datang untuk menjemput mereka bertiga di pos keamanan. Bagaimana mereka harus menyaksikan anak semata wayangnya diadili layaknya maling yang tertangkap basah mencuri.
Sepatah katapun tak diucapkan Papa Sisi saat mengetahui ulah nakal putrinya itu. Ia mengusak puncak rambut Sisi seraya menggeram gemas, suara gemretukan giginya terdengar meski hanya samar-samar.
Keempat sahabat itu menggulirkan kehebohan disepanjang langkah mereka menuju lobby apartemen dengan tawa dan perdebatan yang tak berkesudahan, hingga kemunculan sosok Eza dari dalam mobilnya mau tidak mau akhirnya mengehentikan kehebohan mereka.
"Loe sama Eza aja Rin, biar Amel dan Alfon naik mobil gue"
Arin mengagguki perintah Sisi dan segera masuk kedalam mobil Eza, dimana kekasihnya itu sudah lebih dulu membuka pintu mobil sembari tersenyum dan mempersilah Arin masuk layaknya seorang putri.
"Thank you honey"
Dengan mesra Arin yang sudah duduk manis dibangku samping kemudi membalas perlakuan manis Eza padanya
"You're welcome baby"
Bisik lembut Eza sembari mengecup lembut kening Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu Dosa
Storie d'amoreKeceriaan gadis berparas cantik idola SMA Nusa Bangsa bernama Ariana Kamilla harus lenyap seiring gerusan cobaan hidup yang harus ia alami. Penghianatan, kehilangan, tipu daya, dan kejinya pemerkosaan yang dialami Ariana diusia belia, menjerumuskan...