Teror

239 21 6
                                    

Jangan lupa Vote dan Komenya

🍁🍁🍁🍁

Minggu malam kemarin Eza dan rombongan sudah terbang menuju pulau H. Beberapa jam kemudian cowok itu mengabarkan bahwa ia sudah sudah sampai divilla yang akan ia tinggali selama satu minggu kedepan dipulau itu. Dari foto yang baru saja ia kirimkan, terlihat Eza kini sedang menikmati berjemur santai diatas kapal pesiar yang tengah berlayar.

 Dari foto yang baru saja ia kirimkan, terlihat Eza kini sedang menikmati berjemur santai diatas kapal pesiar yang tengah berlayar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meninggalkan Eza yang tengah menikmati liburanya, disini Arin seperti biasa disibukan dengan rutinitas harianya disekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meninggalkan Eza yang tengah menikmati liburanya, disini Arin seperti biasa disibukan dengan rutinitas harianya disekolah. Belajar, mengurus editorial yang akan terbit minggu depan dipapan mading, juga mengerjakan sederet tugas sebagai persiapan ujian yang kian dekat.

Ditengah kesibukanya diruang Mading, beberapa menit lalu Pak Cipto mengirim pesan melalui Dimas sang ketua OSIS yang meminta Arin untuk menghadap.

Dimaspun tak tahu menahu prihal apa yang membuat Pak Cipto memanggil Arin untukenghadap. Tentu hal itu membuat benak Arin dipenuhi rasa penasaran. Terlebih wakil kepala sekolah itu meminta Arin untuk menemuinya diruang kepala Yayasan nanti sepulang sekolah.

Setelah merapihkan semua buku diatas meja, usai jam pulang sekolah Arinpun bergegas menuju gedung Yayasan yang letaknya masih satu area dengan gedung sekolah, Meski terpisah dan agak jauh dari gedung-gedung lainnya.

Sahabat-sahabat Arin yang sedang disibukan dengan banyak tugas termasuk tugas kelompok yang harus mereka selesaikan hari ini, membuat Arin akhirnya memilih untuk menemui Pak Cipto seorang diri.

Berbeda dengan area sekitar gedung sekolah yang ramai dan riuh dengan suara anak-anak sekolah, gedung Yayasan Nusa Bangsa terasa lebih lengang. Hanya tampak staf-staf yang tengah disibukan dengan pekerjaanya masing-masing.

Ting

Denting lift yang berbunyi menandakan Arin sudah sampai dilantai 10 yang menjadi kantor direktur sekolah dan kepala Yayasan Nusa Bangsa.

Suasana semakin lengang saja. Bahkan Arin tak berpapasan dengan seorangpun semenjak keluar dari lift tadi.

Dengan perlahan gadis itu menyusuri lorong yang membawanya keruangan paling ujung yang ia tahu merupakan ruangan kepala yayasan. Karena sebelumnya Arin sudah beberapa kali naik ke lantai itu jadi kurang lebih ia sudah paham seluk-beluk ruangan yang ada dilantai 10 ini. Lebih tepatnya ada 4 ruangan penting milik petingga Yayasan Nusa Bangsa di area lantai 10 ini.

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang