Kita Pacaran Sekarang

267 17 2
                                    

Vote and Komenya

=========================================

Malam semakin larut, tapi rasa kantuk sepertinya urung menyapa mata indah Arin. Berkali tubuhnya  berguling ke kiri dan ke kanan mencari posisi paling nyaman untuk merebahkan tubuhnya.

Arin tahu, bukan posisi tubuh yang tak nyaman yang kini membuatnya sulit terpejam, tapi fikirannyalah yang sulit sekali di kendalikan.

Saat ia berusaha mengatupkan kelopak matanya, bayangan wajah Eza selalu saja datang mengganggu, senyum manis cowok yang baru tiga minggu ia kenal itu seakan sukses mengantar kegelisahan dalam benaknya.

"Ddrrrrttt.....ddrrrrtt....ddrrrrtt..."

"Siapa yang menelpon tengah malam begini" gumam Arin sambil meraih ponselnya

"Handsome boy"

Nama itu muncul di layar ponsel Arin. Serta merta dengan senyum yang ikhlas terkembang Arin mengangkatnya

Selamat malam cantiiikk...

Suara dari seberang telepon itu terdengar sangat merdu menyapa Arin

"Selamat malam.." Balas Arin

Batin mereka seolah saling bertaut, seolah merasakan kegelisahan yang sama di malam ini

Kamu belum tidur juga Rin....

"Hhhmm...." Balas Arin seperti mengguman

Senasib ya kita, pasti kamu juga nggak bisa tedirkan, sama kayak aku.

Eza terkekeh

Degh

"Rupanya Ezapun mengalami apa yang kurasakan saat ini" Bisik hati Arin

"Kenapa ketawaa..? rasanya menyiksa tau..." Arin menjawab sambil merebahkan kepalanya di bantal

"Kamu begitu tersiksa Rin....?"

"Hhmm..."

Tanpa harus menjelaskan sepertinya mereka cukup memahami kegundahan hati Masing-masing, keduanyapun memilih untuk menikmati sebentuk rasa yang perlahan mulai mereka pahami sebagai rasa rindu

"Cepetan tidur Rin....supaya hari cepat berganti,  aku yakin besok nggak akan menyakitkan lagi saat kita sudah bertemu".

Wajah Arin seketika menghangat, dengan wajah bersemu merah, gelenyar aneh itu semakin terasa mengalir aneh dari dalam dadanya saat mendengar ucapan Eza barusan.

"Iya....Ezaa.."

"Mimpi yang indah cantiiikk..." Suara Eza meluncur lembut, bersamaan dengan terputusnya panggilan telepon

Klik

Eza mengakhiri panggilanya, di susul dengan senyum yang muncul dari kedua sudut bibir Arin.

Gadis itu menendang-nedang gemas selimutnya dengan kaki, membayangkan begitu konyolnya mereka malam ini.

*
*

Arin melangkah cepat menuruni anak tangga menuju ruang makan pagi itu, ia Buru-buru sekali karena jadwal yang padat hari ini sudah menanti.

Benar saja Gara-gara kejadian konyol semalam, pagi ini Arin justru bangun kesiangan, jadilah ia harus melakukan persiapan pagi dengan sangat terburu buru.

Ayah sudah duduk manis menikmati secangkir kopi, saat Arin dengan terburu-buru dan tanpa basa basi menyambar sepotong roti di atas meja

"Ariiinn....duduklaahh..dan makan dengan perlahan" ayah mengernyitkan dahinya melihat tingkah putri bungsunya

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang