Jangan lupa Vote dan komenya
Terik siang itu tak lagi mereka rasakan, kesejukan hati karena percikan cinta membuat hati keduanya kembali merekah hingga Arin dan Eza abai akan terik matahari yang terik membakar kulit
Lengan Arin melingkar mesra pada pinggang Eza, menyusuri jalanan yang ramai dengan kecepatan sedang, menikmati setiap detik kebersamaan yang sempat terampas beberapa saat lalu.Tak jarang tawa keduanya terdengar memecah keasunyian, kemudian cubitan manja Arin mendarat diperut Eza saat cowok itu mulai berkelakar aneh tentang sesuatu yang membuat gadis itu tak lagi bisa menahan kekesalanya.
Hingga saat mereka harus berhenti disebuah persimpangan karena lampu merah yang menyala, saat itu motor matic Eza persis berada disamping sebuah mobil mewah yang ditumpangi oleh seorang pemuda tampan
Dari kaca jendela mobilnya yang setengah terbuka tampak seorang pemuda tengah melirik pada Arin, membuat gadis itu merasa tak nyaman.
Disaat bersamaan Arin semakin mengeratkan rengkuhan lenganya pada pinggang Eza dengan kepalanya yang sengaja ia sandarkan dipundak pacar tampanya.
Seolah gadis itu ingin menunjukan pada cowok yang masih setia menatapnya dengan tatapan genit itu bahwa hatinya telah sepenuhnya dimiliki oleh pria dalam pelukanya ini. Tak perduli dengan segala pesona yang berusaha diperlihatkan cowok genit itu, sungguh tak akan membuat hatinya berpaling.
Eza yang menyadari itu hanya tersenyum sambil membalas erat pelukan Arin sembari membelai lembuh lengan kekasihnya itu.
"Kamu nggak malu yang naik motor butut begini, panas-panasan, debu-debuan bareng sama aku gini" tanya Eza saat motornya kembali melaju
"Kalau malu dari dulu aku nggak bakalan nerima kamu, telat kalau mau bilang malu sekarang"
"Kok telat?" tanya eza dengan raut wajah penasan.
"Iya telat, habis mau gimana dong, udah terlanjur cinta, mau bilang apa"
"Ha ha ha" Eza tergelak lebar sembari meraih jemari Arin dan mengecupnya.
*
Setelah beberapa saat lift-pun membawa mereka naik ke lantai lima dimana unit apartemenen Eza berada.
"Kamu tunggu sebentar ya sayang, aku mau mandi terus ganti baju dulu, Rasanya udah gerah ni" ucap Eza setelah mereka tiba diapartemen miliknya
"Sementara kamu bisa ganti pakai baju Karen, sepertinya dia meninggalkan beberapa baju didalam lemari kamarnya"
Arin mengangguk sambil melangkah menuju kamar yang ditempati Karen selama di Indonesia
Setelah mengganti pakaian seragamnya dengan kaus santai milik Karen gadis itupun melangkah keluar menuju dapur yang letaknya menyatu dengan ruang tengah.
Diamatinya seisi ruangan yang tak begitu lebar itu, suasananya masih sama seperti saat pertama kali ia kunjungi. Meski tinggal seorang diri tapi nyatanya Eza termasuk cowok yang telaten dalam merawat rumah.
Apartemen sederhana itu terlihat terawat dan bersih dengan barang-barang yang tertata rapih, pertanda si pemilik rumah adalah orang yang terampil merawat rumah.
Begitupun saat Arin membuka lemari pendingin, deretan isi kulkas itu tersusun rapi, mulai dari sayuran, buah dan minuman berderet menurut jenisnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu Dosa
RomanceKeceriaan gadis berparas cantik idola SMA Nusa Bangsa bernama Ariana Kamilla harus lenyap seiring gerusan cobaan hidup yang harus ia alami. Penghianatan, kehilangan, tipu daya, dan kejinya pemerkosaan yang dialami Ariana diusia belia, menjerumuskan...