Badai

191 18 17
                                    

Jangan lupa Vote dan Komennya

🍁🍁🍁🍁

Byaarr

Lampu otomatis menyala terang saat langkah kaki Arin menjejak dalam ruangan apartemen yang besar itu.

Suasana terasa sama seperti saat ia tinggalkan beberapa waktu lalu, seperti tak tersentuh sama sekali. Senyap dengan semilir air conditioner yang membuat suasana semakin dingin saja.

Dengan detak jantung yang berlarian tak karuan dari semenjak datang tadi Arin menyusuri setiap ruangan dalam apartemen, seperti hendak memastikan tak ada keberadaan manusia lain ditempat itu

Hembusan nafas kasar terdengar meluncur dari bibir gadis cantik itu setelah memastikan semuanya aman. Menengok kearah jam digital diatas buvet, hampir bisa ditebak dijam begini si pemilik unit itu pasti tengah bergulat dengan pekerjaanya dikantor, atau tengah menemui banyak client-nya diluaran sana. Hingga tak mungkin baginya untuk pulang atau menampakkan wajahnya. Hal itu sedikit membuat Arin merasa lega.

Gambar desain sudah berada dalam genggaman tangan Arin, gadis itu kini tengah sibuk menilik satu demi satu furniture dan perabot hasil desainya yang sudah jadi dan tersimpan disalah satu diruang kosong apartemen.

Barang-barang yang sempat terbengkalai beberapa saat lalu karena kejadian gila malam itu. Dan tugasnya kini adalah memeriksa hasil pengerjaan dan meletakkan barang-barang yang tersisa pada posisinya. Serta merapihkan beberapa barang yang kemarin-kemarin belum sempat ia posisikan

Sejak sekitar 30 menitan lalu Krisna sudah mengirim beberapa pekerja untuk membantu Arin mengangkat beberapa barang dan memposisikan pada tempatnya masing-masing, begitupun perakitan beberapa barang tengah dilakukan oleh pekerja sesuai dengan instruksi sang desainer tentunya.

Beberapa saat gadis cantik itu terlihat tengah sibuk menghubungi beberapa vendor karena menemukan ketidak sesuaian antara desain dengan barang yang ada hingga ia harus mengajukan klaim perbaikan disana-sini.

Arin mendengus kesal sendiri menyadari ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan pekerjaanya jadi tak bisa cepat selesai.

Padahal dalam beberapa hari ini harapanya semua pekerjaan bisa clear, tapi nyatanya harapan hanya tinggal harapan, kesalahan pengerjaan dari beberapa vendor membuat waktu jadi terulur lebih panjang.

Tak terasa sudah 3 hari ini Arin kembali disibukan dengan pekerjaan desainya. Begitupun ia harus kembali bolak-balik datang ke apartemen itu dalam rangka finishing.

Tanpa Arin sadari selama itu pula ia tak melihat keberadaan Sendy dipartemenya. Meski tak jarang gadis itu menyelesaikan pekerjaanya sampai larut malam, namun sosok itupun tak terlihat pulang, meski ia tahu pria itu sudah resmi pindah dan menghuni apartemnya semenjang sebelum kejadian malam itu.

Dari informasi asisten rumah tangga yang bekerja untuk membersihkan unit itu siang tadi, si majikan memang tak lagi terlihat pulang semenjak beberapa minggu belakangan. Bahkan pernah beberapa kali Krisna meminta asisten rumah tangga itu untuk mengepak beberapa stel pakaian Sendy kedalam koper, seperti hendak bepergian jauh. Namun wanita itu tak berani bertanya kemana bosnya menghilang selama beberapa waktu.

Rasa lega menyelimuti fikiran Arin, setelah menyadari Sendy yang masih memegang janji yang ia ucapkan dengan tak muncul sama sekali dihadapanya.

Sampai pada malam itu, hujan deras yang mengguyur kota A beserta kilat dan dan guntur yang tak henti bersahutan membuat kepulangan Arin tertunda hingga beberapa jam.

Seperti biasanya ia yang pulang dengan menaiki OJOL jadi harus berfikir ulang saat melihat cuaca yang tengah tidak bersahabat ini. Bisa-bisa saat sampai rumah nanti badanya bisa basah kuyub karena kehujanan.

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang