Tamu Spesial

582 21 0
                                    

Ciee...ciee...yang dianterin cowook...." Ketiga sahabat Arin mulai meledek saat Arin sampai di food court tempat janjian mereka

Begitu sampai Arin langsung mengambil tempat, menggantungkan tas disandaran kursi yang hendak di dudukinya. Green tea ice cup yang diseruputnya kontak menghilangkan dahaga yang menyerang kerongkonganya sedari tadi.

"Hhuuuuft..." Desahnya

"Siapa cowok yang tadi Riin..?" Tanya Sisi tampak penasaran

"Eza" Jawab  Arin sambil menyantap camilan yang sudah di pesan Amel untuknya

Amel, Sisi dan Alfon mengeryitkan dahi

"Eza..?

Ketiga sahabatnya itu saling melempar pandang penuh tanya

"Gue juga baru kenal tadiii..."

Ketiganya semakin menaruh penasaran dengan sikap yang ditunjukan Arin.

Amel menarik green tea ice dari genggaman tangan Arin supaya sahabatnya bisa lebih serius lagi menjawab rasa penasaran mereka

"Iihh...kenapa pada kepo siiiih..., Ok..ok gue jawab" Sambil menelan sisa camilan yang masih ada di tenggorokan, ia pun mulai bercerita bagaimana perkenalanya dengan Eza siang tadi berawal.

Betapa tidak, selama ini belum pernah ada seorang cowokpun yang mampu meluluhkan hati Arin. Termasuk cowok populer sekelas  Dimas sang ketua OSIS.

"Cakeep loo..Riiin...Bule-bule gituu.." Amel mengedipkan matanya

"Cakep sih cakeeep...,tapi juteknya nggak ketulungan" Jawab Arin sambil memanyunkan bibirnya

"Ha ha hha..." Jawaban Arin ternyata mengundang gelak tawa dari ketiga sahabatnya itu

Tak pelak hal itu membuat Arin mengernyitkan dahinya heran

"Serius lo dijutekin..., selama ini mana ada cowok yang berani jutekin loe"

"Ha hhahha..." Ketiga sahabat Arin itupun tergelak bersamaan

"Iiihh...kesel tau, tiap di tanya atau di ajakin ngobrol jawabnya cumaa ..oooo.., gitu doang"

"Ariiin..Ariin..gue malah makin penasaran sama tu cowok" Alfon menimpali

"Wah..wah...wah.., jangan dong Fooon...inikan  projectnya Arin, masak mau lo embat juga"

"Ha ha ha hah...."

Sontak Alfon melempar Sisi dengan tiseu bekas, sambil memonyongkan mulutnya

Selama itu pula gelak tawa tak henti dari ke empat sahabat itu, menertawakan kesuksesan Eza yg telah berhasil membuat Cewek setenar Ariana Kamilla seakan hilang pamor.

*
*
*
*
===============@@@============

Cuiiitt...cuiitt...cuiiitt....

Riang sepertinya suara burung yang berkicau di pucuk pohon rindang itu. menyambut pagi bersama sorot sinar mentari yang mulai hadir melalui celah celah ventilasi

took...took..took...

Terdengar suara pintu kamar Arin di ketuk

"Iya bundaaa...Arin baru selesai mandiii.."

Seolah sudah hafal betul dengan iramanya, Arin bisa langsung menebak seseorang yang berada dibalik pintu.

Seperti di Pagi-pagi biasanya Bunda tak pernah absen untuk mengingatkan anak gadisnya agar segera bangun.

Arin melirik jam weker diatas meja belajar menunjukan sudah pukul 07.00

*
*

"Aahh.." Rasanya sudah tak sabar ingin segera berkumpul dengan mereka, lamunan Arin sudah bertamsya ke masa masa dimana mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Berkumpul seperti ini sudah bukan menjadi hal yang baru.

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang