Jangan lupa Vote dan Komennya
***
Hari ini sungguh berbeda dari biasanya, suasana rumahpun jadi ceria semenjak kabar kepulangan Rio disampaikan kemarin oleh dokter yang merawatnya.
Kondisi kesehatan Rio semakin menunjukan kemajuan yang sangat pesat. Semangatnya untuk kembali pulih membuat proses kesembuhanyapun terbilang sangat cepat.
Berbagai persiapan menyambut kepulangan Rio sudah terlihat sedari kemarin. Mulai dari mbak Asih yang diminta untuk membersihkan kamar anak laki-laki kedua dari keluarga itu, sampai Bunda yang turut andil dengan menyiapkan menu masakan kesukaan Rio.
Ekspresi bahagia nampak tak bisa disembunyikan dari raut wajah Bunda, mengingat selama putranya itu dirawat di Rumah Sakit ia hanya diizinkan beberapa kali saja untuk membesuknya, karena kondisi kesehatan Bunda sendiri yang tidak stabil.
"Kamu kenapa nak, kenapa kelihatan pucat dan nggak semangat sarapanya?" tanya Bunda saat melihat Arin yang seperti tak berselera menyantap sarapan paginya.
"Perut Arin kurang nyaman Bunda, sepertinya Arin masuk angin deh"
Bunda terdengar menghela nafas "jangan terlalu memaksakan diri sayang, kalau memang nggak enak badan kamu bisa istirahat dulu"
"Mana bisa istirahat Bunda, hari ini kitakan harus jemput kak Rio di Rumah Sakit"Tukas Arin dengan nada penuh semangat.
Tak ingin membuat Bundanya jadi khawatir, dengan cepat gadis itu menghabiskan sisa sarapannya dan berkemas untuk segera berangkat ke sekolah.
***
Sepulang sekolah sore ini, Eza dan Arinpun menjemput Rio dari Rumah Sakit. Segala aneka keriwehan-pun terjadi dirumah menyambut kedatangan kakak laki-lakinya itu
Gurat lelah tergambar jelas diraut wajah Arin, karena selepas itupun ia masih harus berangkat bekerja.
Sepanjang perjalanan menuju tempat Arin bekerja, Eza yang diam-diam memperhatikan kondisi Arin yang nampak tak baik-baik saja itupun akhirnya menggulir tanya tentang keadaan kekasihnya itu. Sampai akhirnya mereka sampai didepan toko buku tempat Arin bekerja Eza tak dapat menyembunyikan kehawatirannya.
"Sayang, kamu lagi nggak enak badan, wajah kamu pucat, kamu sakit sayang?" Eza menyentuh kening Arin, sembari mengusap bulir keringat yang menetes di pelipis kekasihnya itu.
"Aku nggak tahu Za, belakangan aku gampang banget capek. Rasanya badanku lemes"
Eza tampak mengerutkan kening, seperti menghawatirkan kondisi wanita kesayangannya itu "apa sebaiknya kamu izin dulu aja, kamu bisa istirahat di apartement sementara, sepulang dari cafe nanti aku akan mengentarmu pulang"
Arin menggeleng "nggak enak sama yang lain Zaa.., lagian udah sampai sini juga"
Masih dengan raut wajah cemas Eza mengelus rambut panjang Arin "Ok, kalau nanti ngerasa kondisi kamu makin memburuk, cepat hubungi aku sayaang, secepatnya aku jemput nanti"
Sambil tersenyum Arinpun mengangguki perkataan kekasihnya itu. Sampai beberapa saat gadis itu melambaikan tangan melihat Eza yang berlalu pergi untuk menuju cafe tempatnya bekerja.
Berhari-hari Arin merasakan kondisi tubuhnya yang semakin terasa tak nyaman. Lelah, letih dan mudah mengantuk, hingga tak jarang ia sampai ketiduran dikelas karena kantuk yang tak tertahankan. Belum lagi mual hebat saat pagi hari yang sekarang semakin sering terjadi.
Arin tak habis fikir dengan apa yang terjadi dengan tubuhnya. Meski berbagai vitamin dan penambah stamina yang ia beli dari apotek sudah ia konsumsi, berharap kondisi tubuhnya akan segera membaik. Namun nyatanya tak berpengaruh apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu Dosa
RomanceKeceriaan gadis berparas cantik idola SMA Nusa Bangsa bernama Ariana Kamilla harus lenyap seiring gerusan cobaan hidup yang harus ia alami. Penghianatan, kehilangan, tipu daya, dan kejinya pemerkosaan yang dialami Ariana diusia belia, menjerumuskan...