Mawar putih Vs Mawar Merah

243 20 2
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen


Suasana canggung begitu kental terasa diantara ketiga orang itu. Kehadiran Ayah Arin yang masih dengan setia berada diatara mereka membuat Ilham dan Eza jadi salah tingkah dibuatnya.

Beberapa kali Ayah Arin bahkan tertangkap tengah mengamati Eza, dari mulai penampilan dan gerak-geriknya.

Sialnya siang itu Eza memang  datang dengan tampilan yang sedikit berantakan. Celana jean's beraksen sobek diatas lutut dengan atasan kaos oblong putih. Dan yang paling tak bisa lepas dari tampilan cowok bermanik mata coklat itu adalah anting-anting yang selalu menghiasi telinga sebelah kirinya.

Arin yang mengetahui ketidak nyamanan Eza dengan sikap yang ditunjukan Ayahnya malah dengan sengaja menunjukan perhatianya pada pria spesialnya itu dengan tak melepaskan genggaman jemari Eza yang menjalin erat jemarinya.

"Broo.."

Ilham menaik turunkan alis matanya seperti tengah mengirimkan kode pada Eza. Begitupun cowok berwajah baby face itu ikut memainkan alis mata tebalnya.

"Loe lupa"

"Apa"

"Itu" Ilham menunjuk sesuatu dalam genggam tangan sebelah kiri Eza

"Astaga

Eza menepuk keningnya perlahan dengan senyuman yang terkembang sangat lebar

"Sayang" Eza menyerahkan buket bunga berisi mawar putih pada Arin.

"Waw...indahnya" mata Arin terpejam meresapi wangi aroma yang menyembul dari kuntum-kuntum mawar putih itu, senyuman gadis itu merekah indah, sesempurna rekahan mawar putih dalam rengkuhanya.

"Makasih sayang" bisiknya lembut sembari memeluk erat buket bunga kedalam pelukanya

"Co cuiitt" ledek Ilham dengan suara lirih sambil melirik pada Ayah Arin yang kebetulan sedang tak memperhatikan mereka

Merekapun terkekeh bersamaan dengan suara yang tertahan menyadari tingkah mereka yang sedang terus diamati sekarang.

"Oh iya..tadi Amel, Sisi dan Alfon titip pesan kalau mereka baru bisa kesini sepulang sekolah nanti" ujar Ilham masih dengan suara pelan

Sejenak Arin melongok kearah jam yang menggantung di dinding kamar itu, matanya membulat dengan bibir yang mendadak dimanyunkan kedepan

"Jangan bilang kalau kalian bolos tadi" seketika tatapan tajam Arin dibalas dengan garukan kepala oleh kedua cowok yang berada disisi kiri dan kanan ranjangnya

"Astaga kalian ya" bisik Arin tajam

Namun kedua cowok itu malah meringis kuda tanpa sedikitpun menghiraukan tatapan tajam Arin

"Salahin cowok loe tu, udah kayak cacing kepanasan gara-gara nggak bisa ngubungin loe dari semalem, apa lagi waktu Amel ngasih kabar kalo loe dilarikan ke IGD, terus mana tega gue biarin dia naik motor dalam keadaan panik gitu"

"Weits...thank's broo dah ngawatirin gue..loe emang soulmate gue" Eza mengerlingkan mata sembari mengerucutkan bibir seperti hendak mencium Ilham

"Anjeerr..., kalo nggak lagi dirumah sakit gue gites loe"

Kembali mereka tergelak, kali ini dengan suara agak keras sehingga memancing perhatian Ayah Arin.

Posisi Ayah Arin yang berada disofa sudut ruangan perawatan itu memungkinkanya untuk dapat dengan bebas mengawasi setiap pergerakan dari Arin dan kedua laki-laki yang tengah menungguinya.

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang