Kebohongan

280 16 7
                                    

Jangan lupa Vote dan Komenya

🍁🍁🍁

Sungguh hari itu menjadi hari yang tak terlupakan bagi Arin dan Eza. Hari dimana mereka bisa menumpahkan rasa rindu yang menggebu.

Berlarian dipinggir pantai, bermain air dan ombak, bercumbu dan merayu hampir sepanjang waktu tanpa malu-malu. Bahkan Arin tak lagi canggung mengekspresikan perasaanya.

Gadis cantik itu dengan berani memeluk, mengecup bahkan menyerang Eza dengan sentuhan-sentuhan berbau erotis yang dulu bahkan tak sama sekali berani ia lakukan, begitupun Eza membalasnya dengan tak kalah panas.

Kebahagiaan Arin seolah tumpah ruah dihari itu, kebersamaanya dengan Eza mampu membuatnya lupa akan kesedihan dan lukanya berhari-hari silam. Senyum dan tawa seakan tak lepas menghinggapi wajah ayunya. Sungguh rasa seperti ini tak pernah Arin rasakan sebelumnya.

Eza sungguh memperlakukanya bak putri raja. Mencurahinya dengan kasih sayang yang
membuatnya seakan melambung tinggi, merasakan dipuja setengah mati.

🍁🍁🍁

Hari-hari berikutnya merekapun kembali pada kehidupan nyata yang harus mereka jalani. Hari-hari yang sibuk dan melelahkan. Terlebih lagi beberapa bulan kedepan Arin dan Eza harus disibukan dengan berbagai persiapan menjelang ujian kelulusan.

Belum lagi Arin yang harus kembali pada segudang kesibukan yang melelahkan. Kerja paruh waktunya ditoko buku serta sisa kontrak kerjanya sebagai desainer interior yang harus kembali ia jalani. Ia pun harus terus mempertahankan nilai raportnya agar tidak turun sebagai salah satu syarat untuk bisa masuk perguruan tinggi yang diimpikanya.

Berat memang beban hidup yang harus dijalani. Namun biar begitu ia tetap harus semangat, karena nyatanya kesedihan dan keputus asaan justru akan membuat hidup semakin terasa sulit .

Tak ada rutinitas yang berubah, semua berjalan seperti biasa. Hubunganya bersama Eza membuat gadis cantik itu tak lagi larut dalam kungkungan permasalahan hidup yang membuatnya nyaris tenggelam sebelumnya.

Dukungan dari para sahabat yang layaknya saudarapun mampu membuat Arin kembali bangkit dari keterpurukanya.

Seperti hari biasanya saat sedang tak ada kegiatan latihan sepulang sekolah Eza akan mengantar Arin ke toko buku tempatnya bekerja. Begitupun malam hari sepulang dari cafe ia akan menyusul Arin dan mengantarkan gadisnya itu pulang. Memastikan wanita terkasihnya itu selamat sampai dirumah.

Yang berbeda sampai detik ini Arin belum berani menceritakan tentang pekerjaanya sebagai desainer interior di apatement baru  Sendy pada Eza. Arin masih ragu untuk memulai ceritanya, mengingat kesalah pahaman yang pernah terjadi antara keduanya beberapa saat lalu.

Toh Arin fikir apa yang dilakukanya tidak ada yang salah, pekerjaan dari Sendy bukanlah sebuah dosa yang harus ia sembunyikan, namun menjaga perasaan Eza baginya jauh lebih penting. Apa jadinya kalau sampai kekasihnya itu tahu jika setiap hari ia datang keapartemen laki-laki yang kerap memancing rasa cemburunya. Tentu kesalah pahaman yang sama tak ingin Arin ulangi, tapi mau bagaimana lagi nyatanya ia sangat terbantu dengan gaji yang ditawarkan Sendy.

"Nanti siang kayaknya aku bakalan pulang telat deh yang" sambil menyeruput kuah bakso dihadapanya Eza memulai pembicaraa saat makan siang tadi dikantin "ada pertemuan sama anak-anak basket sepulang sekolah nanti, nggak apa-apakan kalau aku nggak bisa nganter kamu"

"Nggak apa-apa kalii..biasanya juga kalau kamu nggak ada aku berangkat kerja sendiri"

Eza mengusak puncak rambut Arin mesra, sambil tersenyum ia memandangi Arin yang tengah lahap menikmati soto betawi yang terlihat begitu lezat.

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang