Ababil

212 21 6
                                    

Jangan lupa Vote dan Komentarnya



Tak terasa waktu bergulir sangat cepat. Ujian semester genap sudah selesai 5 hari yang lalu. Amel, Sisi dan Afon tak henti merayu Arin untuk ikut dalam liburan yang sudah sejak jauh-jauh hari mereka rencanakan, namun tiba-tiba Arin mengurungkan niatnya untuk ikut karena kondisi keluarganya yang semakin hari semakin tidak baik saja.

Berlibur dalam kondisi seperti ini rasanya juga tidak akan nyaman, karena fikiran Arin yang terpecah-pecah. Ia juga tak ingin karena masalahnya itu malah akan justru merusak suasana liburan sahabat-sahabatnya.

Ayah belakangan ini semakin jarang pulang, banyak sekali alasan yang ia kemukakan, dari mulai kunjungan proyek keluar kota, bertemu investor diluar negeri dan yang paling terbaru saat ia beralasan meninjau proyek bermasalah dipulau H, namun pada kenyataanya ia malah tertangkap basah oleh Arin tengah bersama Siska disebuah Rumah Sakit saat Arin mengantar Sisi untuk menemui tante Cecil dirumah sakit miliknya.

Arin semakin tak mengenali lagi sosok Ayahnya yang sungguh sekarang berubah menjadi seorang pembohong ulung, hampir setiap kata-katanya tak lagi bisa Arin percaya.

Janjinya pada Arin untuk mencoba berubah nyatanya hanya bualan belaka. Perubahan pada diri Ayahnya itu membuat Arin tak lagi perduli dengan apapun yang berkaitan dengan Ayahnya, yang utama baginya saat ini adalah kebahagiaan Bunda diatas segalanya.

🌺🌺

Berulang kali Arin menscroll beberapa foto yang ada di galeri ponselnya, setelah beberapa saat lalu mendapat keleksi foto-foto baru kiriman dari ketiga sahabatnya yang akhirnya memutuskan untuk berangkat liburan ke sebuah pulau diluar kota.

Wajah mereka tampak sangat bahagia, bisa terlihat dari senyuman mereka yang tampak  lepas tanpa beban, meski dalam setiap obrolan  chat mereka mengutarakan bahwa liburan terasa tak lengkap tanpa kehadiran Arin disana, karena bagi Arin dan ketiga sahabatnya yang lain, mereka merupakan satu paket komplit yang sulit untuk dipisahkan

Dengan teliti Arin mengamati satu demi satu foto. Melihat keindahan di setiap background yang terlihat.

Hamparan pasir putih di tepian pantai, birunya air laut yang terlihat masih alami dan bersih, belum lagi deretan villa-vila cantik yang mengapung di atas air.

Tak terasa senyum Arin mengembang, berandai andai jikalau ia juga berada disana menikmati liburanya, aah...segera di tepisnya fikiran ngawur itu. Arin sadar, bukan lagi saatnya untuk bersikap egois, begitu banyak yang harus di pertimbangkan saat ini.

Setelah beberapa hari liburan berjalan  Arin hanya menghabiskan waktunya di rumah menemani bunda, dan hanya sesekali saja ia keluar bersama Eza, menghabiskan waktu bersama di sela-sela libur kerja kekasihnya itu

Selama liburan Eza memang tetap sibuk, jangankan bersantai apa lagi liburan, yang ada hari-harinya semakin banyak ia habiskan untuk lembur di cafe.

Hari ini Arin berencana akan berkunjung ke cafe tempat Eza bekerja, ia ingin memberikan sedikit kejutan setelah beberapa hari mereka tidak bertemu karena kesibukan Eza yang banyak menyita waktu.

Moment liburan sekolah menjadikan cafe tempat Eza bekerja lebih ramai dari hari biasa. karena pelanggan yang datang ke cafe itu memang lebih banyak dari kalangan anak muda, usia pelajar dan Mahasiswa. Sehingga saat libur begini mereka banyak menikmati waktu untuk sekedar kongko-kongko bersama  dan semacamnyalah.

Membaca situasi yang menguntungkan itu pemilik cafepun menambah jam kerja untuk kariawan hingga malam hari termasuk Eza, dihitung sebagai kerja lembur dengan iming-iming gaji yang lumayan, sehingga Ezapun tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang