Lampu tiba-tiba padam, Aruna yang tengah tertidur seketika terbangun kala lampu kamarnya yang tiba-tiba mati. Tangannya meraih ponsel lalu menghidupkan flashlight di ponselnya.
Berjalan dengan lunglai ke luar kamar, "mati lampu ya? Ck, Bunda.. Ayah.. lampunya mati!"
Tak ada sahutan.
Dengan seribu keberanian, ia berjalan menuju kamar orang tuanya. Mengetuk pelan pintu itu dengan mata yang terpejam, dia masih ngantuk.
"Bunda.. Ayah.."
Masih tak ada sahutan.
Ia bisa saja kembali tidur, namun ia tak bisa tidur dengan keadaan lampu mati.
Aruna berbalik memutar tubuhnya, namun tiba-tiba, "Aaaaaa!!" Gadis itu terjatuh, ia terkejut karena melihat wajah pucat yang diberi pantulan dari cahaya senter. Kan dia jadi kamjagi.
Lampu tiba-tiba hidup dan__
"Surprise!! Happy birthday Aruna!!"
Aruna cengo, kesal, takut, semua rasa bercampur jadi satu.
"Apa sih anjir, siapa yang ulang tahun?" Tanya Aruna pada Miya yang tersenyum dengan kue diatas tangannya.
Semua orang bingung, "Ha? Lo ngigau ya? Ini kan hari lo turun ke bumi. Lupa lo?"
"Masak sih? Kok gue lupa ya."
"Alah, gak usah pura-pura lupa deh. Mending sekarang lo make a wish, terus tiup lilin habis itu potong kue deh."
"Hmm.." Aruna memejamkan matanya, merapalkan sebuah doa didalam hati. Selesai, ia pun membuka matanya dan fuhh, api dililin-lilin kecil itu padam.
"Yeiii, sekarang potong kuenya."
"Males, potong aja sendiri, gue ngantuk mau tidur." Baru saja Aruna akan melangkah, Bundanya lebih dulu menahan lengan Aruna.
"Aruna, potong dong kuenya, ini tadi yang buat kue nya Bunda loh." Melihat tatapan sedih Bundanya membuat Aruna mengambil pisau di samping kue lalu memotong kue tersebut.
"Potongan pertama buat diriku sendiri." dengan tak ada sopan-sopannya, Aruna melahap potongan kue pertama yang ia potong sendiri.
"Udah, kalian bisa makan kue nya, Aruna yang cantik mau tidur."
Ayah June menghela nafas pasrah, padahal tadi ia berharap dapat potongan pertama loh. Udah mangap-mangap padahal, tapi malah dimakan sendiri sama Aruna.
"Udah ah, nyesel aing bangun demi anak gadis, malah si dia nya gak ada akhlak." Kesal Ayah June, lalu melangkah masuk ke kamarnya.
"Azwan juga kesel, padahal udah ngarep dapet suapan loh dari Kakak, malah di makan sendiri. Udah ah kesel, Azwan mau bobok." Melihat suami dan anak bungsunya kesal, Bunda Roje juga ikut kesal.
"Pada kesel sama Aruna, Bunda juga kesel sama Kakak."
"Sumpah ini keluarga gak ada yang bener." Key menatap Ajun yang hanya diam saja bersandar pada pintu kamar.
"Apa?" Tanya Ajun.
"Gak papa Bang." Ajun mengangkat bahu acuh, ia lalu masuk ke kamarnya tak peduli dengan para sahabat adiknya.
"Terus kita gimana?" Tanya Qiana bingung.
"Ya tidurlah."
"Ini kue nya gimana? Sayang loh kalau gak di makan."
"Ya makan aja sih, gitu aja susah."
"Yaudah gue makan." Qiana lalu merebut kue yang awalnya ada ditangan Miya, mencolek cream lalu menjilatnya. Mmm enak.
"Ngantuk ah mau tidur, Aruna gue tidur sama lo.." Dira berlari menuju kamar Aruna disusul para kurcaci-kurcaci nya.
Krusak krusuk tak bisa tidur, Aruna mendorong sesuatu yang berat disampingnya. Ia tak bisa bergerak karena sesuatu yang disampingnya ini terlalu menghimpitnya.
"Ck, geseran dikit dong. Gue gak bisa nafas nih.." ya gimana bisa nafas, kalau satu ranjang di tidurin 5 orang. Dua orang lainnya tidur di sofa. Ya si Qiana sama Key yang hobi tidur di sofa.
"Gak muat Na."
"Gimana bisa muat, ngalah dong, dua orang tidur di bawah."
Tak ada balasan, emang kampret mereka tuh.
"Ck, ah minggir." Aruna kesal, ia turun dan menuju sofa dekat jendela, ia lalu merebahkan tubuhnya dan mulai masuk ke alam mimpi.
"Na jangan lupa besok makan-makan di caffe biasa." Ucap Somi.
"Hmm.."
"Gue mau ajak Lucas."
"Gue mau ajak Arthur ah." Sahut Miya.
"Gue mau ajak Hartono juga." Timpal Qiana.
"Gue bakal ajak Cio." Ucap Key.
"Me, Jihoon ajak Me.." Celetuk Miya, tuh mulut minta di amplas keknya.
Ame hanya bergumam, tanda mengiyakan.
"Gue mau ajak Alex deh." Ceplos Dira dengan senyum tipis.
Bugh..
Sebuah bantal melayang tepat mengenai wajah Dira yang membayangkan tentang Alex.
"Eh bacot ya mulut kalian."
"Gak boleh kasar Aruna, udah gede, jangan nakal lagi ya." Nasihat Key dengan mata terpejam.
"Bodo amat gue ngantuk."
"Ngantuk ya tidur, laper ya makan, jangan laper malah bikin story wa, buat ngode doi."
"DIRA DIEM!"
Setelahnya, kamar itu hening.
To Aruna, happy birthday yesss 🐽
Lop yu
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Waiji
FanfictionJudul awal => Kampung Waiji Sekarang => High School Waiji Jngn lupa voment and follow 😉