AADC

268 27 18
                                    

###

Tatapan matamu, melemahkan imanku..
Senyumanmu, menghancurkan tembok hatiku..
Tawamu, menggetarkan jiwa ku..
Oh Ajuna__

Pletak..

"Aww.. Kakak ngapain sih..?"

"Lebay anjing.."

"Heh gak boleh ngomong kasar.."

"Lagian lu ngapain sih baca puisi malem-malem..?"

"Ya karena gue suka lah."

"Ame, gak usah ngejar Ajun lagi pliss.."

"Kenapa sih, Kakak tuh gak pernah dukung adeknya. Ame tuh cinta mati sama Bang Ajun." Ucap Ame mendramatis.

"Dek, mending pindah haluan aja, sama Yedam apa Jerry gitu."

"Gak mau."

"Kenapa..?"

"Ya karena Ame gak suka."

"Ajun juga gak suka sama kamu, dia malah suka sama Yola." Mata Ame berkaca-kaca, ia lupa fakta itu. Selain Kak Ben, Kak Ajun juga menaruh hati pada Yola.

"Apa sih istimewanya Yola..? Cantikan juga Ame, pinteran Ame, dewasa Ame, kenapa semua orang suka sama Yola. Aruna aja sampai kalah."

"Percuma lo cantik, tapi tingkah lo bar-bar dan buat orang gak nyaman."

"Apa hubungannya sama tingkah gue..? Kan gue gak gangguin mereka, gue kalau makan di kantin bukan di rumah mereka."

"Udah kena virusnya Dira lo."

"Kalau Kakak nyalahin Dira berarti Kakak juga nyalahin Somi. Secara, dia juga sahabatan sama Dira."

"Gue udah nyuruh Somi buat tinggalin tuh geng crazy."

"Terserah Kakak mau ngomong apa, yang jelas, mereka selalu ada buat Ame kapanpun Ame mau. Gak kayak Kakak yang setiap hari sok sibuk. Lupa sama adeknya." Ame dengan kesal keluar dari kamar dan menutup pintu dengan keras. Sedangkan Lucas melongo, ia termenung sesaat. Memang benar selama ini ia jarang memperhatikan Ame, ia jarang bertanya tentang perasaan Ame, ia hanya tau jika Ame menyukai Ajun, itupun Somi yang memberitahunya. Harusnya ia tak berhak melarang Ame bersahabat dengan orang lain, kenapa bisa ia seegois ini..?!

Ame berjalan cepat menuju luar rumahnya, ia berniat untuk ke rumah Aruna, ya sekalian apel :')

Namun saat tangannya hendak membuka pintu, sebuah suara menginterupsinya.

"Mau kemana Me..?"

Ame menoleh melihat Papanya yang baru saja turun dari tangga, "Mau ke rumah Aruna."

"Semalam ini..?" Ah Ame lupa jika ini sudah malam, ia melirik jam dinding, sudah jam sepuluh rupanya.

"Ya udah gak jadi, Ame mau tidur aja." Bukannya kembali ke kamarnya, Ame justru menuju kamar tamu. Ia malas bertemu Kakaknya.

"Kok ke kamar tamu..?" Tanya Papanya saat tubuhnya hampir masuk ke kamar itu. Dengan sedikit berteriak, Ame membalas "Kamar Ame ada penghuninya."

***

"Makasih ya Kak, udah anterin Yola."

"Iya sama-sama.. kalau gitu aku pulang. Selamat malam.."

"Malam, hati-hati di jalan." Yola melambaikan tangannya pada pria yang kini sudah menjauh menyisakan asap montor yang berbau seperti permen.

Gadis itu berjalan menuju sebuah gedung, sudah hampir empat tahun ia tinggal di gedung itu. Ia memilih tinggal di kos-kosan dari pada di apartemen, rasanya itu hanya akan membuatnya tambah kesepian. Jika di kos-kosan kan pasti punya banyak temen. Awalnya orang tuanya meminta Yola untuk tinggal di asrama sekolah, namun Yola menolak karena ia tak suka dengan asrama sekolah yang terkenal angker.. hihi...

High School WaijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang