High School Waiji

Cool Prince

###

"Arthur.." Miya mondar-mandir sambil terus menyebut nama Arthur. Ah pria itu sudah merasuki pikiran sehat seorang Miya.

"Ame, kira-kira tuh cowok kelas berapa ya."

"Coba lo tanya sama Key, lo salah kalau tanya sama gue." Jawab Ame polos, Miya berdecak kesal memang benar ia salah jika bertanya pada anak itu, wajah doang cakep tapi otak  lemotnya Masya Allah.

Key tentu tak sedang bersama mereka, gadis itu memilih masuk kelas dan menciptakan dunianya sendiri bersama sang Pangeran. Sedangkan Miya hanya bersama Dira dan Ame. Aruna tidur di perpus, sedangakan Somi tak jauh beda dengan Key.

"Aruna tau gak ya..?"

"Mending lo tanya sama Dobby, kan dia temennya Cio." Ucap Dira dengan mata yang fokus pada game di ponselnya.

"Nah, bener juga tuh. Kenapa gak ngomong dari tadi." Miya dengan cepat berjalan menuju kelas Dobby, kembarannya itu justru memilih kelas IPA dibanding IPS.

"Lah lo mau kemana..?" Tanya Ame bingung

Sedikit berteriak, Miya menjawab "Mau menjemput My cool prince."

***

"Lo ngapain disini..?" Gadis berambut hitam panjang itu mendongak, tersenyum tipis pada pria yang baru saja menyapanya.

"Baca komik." Balasnya santai.

"Gak masuk kelas..?"

"Pelajaran kosong, gak tau hari ini banyak banget guru yang absen."

"Ohh.."

"Lo sendiri ngapain disini..?"

"Mau ambil buku fisika."

"Oh.."

"Tumben gak bareng antek-antek lo."

"Mereka sahabat gue btw."

"Oke-oke.." Aruna terdiam sejenak saat melihat senyum pria di depannya. Andai saja pria di depannya ini Mas Ben.

"Runa..?!"

"Ha..?"

"Lo ngelamun..?"

"Lagi dzikir.."

"Ahaha Dzikir..? Gue kira lo taunya cuma lagu Blackpink."

"Heh, gini-gini gue juga rajin sholawat asal lo tau."

"Masak sih..?"

"Hormati gue sebagai kakak kelas lo Justin."

"Oke-oke, gue mau masuk kelas dulu. Bye cecan."

"Akhuu jyjyk.."

"Lop youuu.." Aruna yang mendengarnya hanya menampilkan ekspresi jijik pada Justin, teman sekelas adiknya itu memang kadang menggodanya. Ia tak masalah, hanya saja ia takut jika Justin terlalu jauh mendekatinya.