High School Waiji

Gak Lucu

###

"Anindira.."

"Iya Ma apa..?"

Gubrakkk

"Awww.."

"Heh kamu ngapain..?!"

"No problem, I'm ok Mama.." Mama Lisa yang tadinya hendak masuk ke kamar Dira pun tidak jadi karena panggilan dari sang suami tercinta.

Haruto terbangun dari tidur siangnya karena suara gubrakan dan suara Mamanya yang kelewat merdu. Ia lalu bangun dan berjalan menuju kamar Kakaknya, dilihatnya sang Kakak yang tengah membongkar isi kardus yang berdebu.

"Ngapain sih..?" Haruto berdiri di ambang pintu dan menyaksikan Kakaknya yang sibuk sekali.

"Masuk, tutup pintunya." Titah Dira pada adik bongsornya.

Haruto melakukan apa yang Dira katakan, ia lalu duduk di kursi rias dan menatap Dira bingung.

"Gue lagi cari foto masa kecil."

"Foto masa kecil apaan..?"

"Ck, ogeb banget gue punya adek. Jadi gue mau cari foto gue sama Uncuk pas masih kecil."

"Buat apa..?" Dira berhenti, ia lalu menatap sang adik.

"Buat melet si Uncuk." Balas Dira serius.

"Gue serius pliss.."

"Lah gue juga serius."

"Buat apa Kak..?"

"Mau gue jadiin banner ntar gue pasang di depan pos satpam komplek. Puas lo..?!"

"Ya biasa aja sih, gak usah sampe muncrat gini."

"Mending lo keluar deh, gak usah ganggu gue."

"Lah tadi yang nyuruh masuk siapa..?"

"Ya dari pada lo di depan pintu kayak orang minta sumbangan."

"Ya nyuruh keluar kan bisa."

"Gelut terus, yok gelut lagi lanjut." Haruto dan Dira menoleh, di ambang pintu sudah berdiri Papa Hanbin yang bersedekap dada.

"Kenapa diem, ayo gelut lagi, biar Papa yang jadi wasit."

"Sini deh Pa masuk.." bukannya keluar, Haruto malah ngajak Papanya masuk.

"Ngapain sih Kak..?" Tanya Papa Hanbin pada anak gadisnya.

"Cari foto Bang Uncuk katanya." Emang ya, kalau lahirnya di ember ya gini. Lebar banget tuh mulut kalau kompor.

"Ngapain cari foto si bogel..?"

"Anjir lah, Papa suka banget nistain ponakan."

"Siapa yang nistain ponakan, lagian emang nyatanya bogel dia."

"Bang Uncuk tuh cuma kurang minum susu aja, coba dia minum susu ntar juga tinggi kayak Ruto."