Kecewa

146 22 12
                                    

###

Dira melangkah memasuki rumah besar milik kakak dari Papanya, tadi Mamanya meminta Dira untuk memberikan kue pada keluarga ini. Walau sempat menolak, tapi Dira tetap melakukan hal yang diminta Mamanya. Ia meletakkan kue itu di meja ruang tamu, rumah ini terlihat sepi.

"Om Mino sama Tante Jennie kemana Bi?" Tanyanya pada pembantu di rumah ini.

"Nyonya sama Tuan ada dibelakang Non, mari saya antar." Dira mengikuti langkah pembantu itu hingga kini mereka tiba di taman belakang rumah Uncuk. Matanya melotot kala melihat gadis lain dirumah kekasihnya, Dira mendengus sebal kala melihat Nabila yang tersenyum malu-malu dihadapan orang tua Uncuk.

"Ih bangsay deh, yang pacarnya gue yang dibawa ke rumah mantan."

"Loh Dira, kamu ngapain kesini?" Tatapannya beralih pada wanita paruh baya yang terlihat muda, ponakannya dateng tapi malah ditanya ngapain, Dira tersenyum paksa pada Tantenya lalu menghampiri keluarga bahagia dan wanita lampir itu.

"Tadi Dira disuruh Mama buat antar kue Tan, kuenya Dira taruh di meja tadi."

"Ohh, yaudah sini duduk." Dira duduk disamping Tantenya yang menampilkan ekspresi masa bodoh dan tetap fokus pada rubiknya.

"Hai Dira, kita ketemu lagi." Dira mengernyit seolah ia tak mengenal gadis di depannya ini.

"Ini Nabila Dira, Nabila ini te__"

"Dia pacar Danny.."

Aduhh kek ada yang kretek-kretek gitu.

"Ah iya, pacar Danny." Dira membuang nafasnya kasar, terus dia dianggap apa?!

"Ohh dia pacarnya Uncuk, lebih cantikan juga Dira." Ucapan Dira membuat Jennie tersenyum canggung, sedangkan Mino malah tertawa kecil mendengarnya.

"Iya-iya kamu paling cantik Dir."

"Makasih Om Mino.."

Nabila yang melihat itu merasa kesal, ia tau jika Papa Uncuk itu tidak menyukainya, entah karena apa, Nabila pun tak tau.

"Oh ya, Dira mau tanya sama Om Tante."

"Mau tanya apa Dir?"

"Tanggapan Tante sama Om kalau misalnya Dira sama Uncuk pacaran gimana?" Tubuh Uncuk seketika menegang, mulut lemes tuh cewek emang kadang gampang buat orang kejang sumpah. Pria itu menatap tajam Dira yang memandangnya remeh.

"Emm, maksud kamu, kamu mau pacaran sama Uncuk?" Tanya Jennie

"Menurut Tante gimana?"

"Kalau Tante, ahaha gak mungkin lah kamu sama Uncuk pacaran." Dira terperangah, bisa-bisanya nih Tante satu bilang gitu.

"Kalau menurut Om biasa aja, yang namanya jodoh kan gak tau sama siapa, tetangga Om dulu malah nikah sama adik angkatnya. Gak masalah." Rasanya sayangnya Dira ke Om Mino tuh bertambah berkali-kali lipat. Baru saja bibirnya terbuka untuk membalas ucapan Om Mino, bisikan Jennie yang masih dapat ia dengar membuatnya terhenti.

"Kamu apa-apaan sih, ada Nabila jangan bilang gitu." Dira melirik Nabila yang kini tengah menunduk dan dapat Dira lihat jika tangannya digenggam oleh Uncuk.

Ah syalan.

"Aduh kayaknya Dira menciptakan suasana awkward disini, mending Dira pulang aja deh." Dira lalu berdiri dan berpamitan pada pemilik rumah. Sebelum benar-benar melangkah, ia sempatkan untuk melewati Uncuk dan menjambak rambut belakang pria itu dengan keras, hingga membuat sang empu meringis. Kurang ajar emang, setelahnya Dira langsung melangkah pergi tanpa mau menoleh ke belakang.

***

Ame terkejut saat melihat Yola yang berdiri didepan rumahnya. Awalnya Ame berniat untuk membuang sampah, tapi malah ia melihat Yola. Gadis itu menatap Ame dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Nga--ngapain lo disini?" Tanyanya pada Yola. Yola tersenyum tipis lalu mendekat ke arah Ame yang malah mundur.

"Ame, gue minta maaf soal kemarin.." tubuh Ame membeku, ia pikir Yola tak akan datang kerumahnya untuk meminta maaf.

"Soal apa?" Tanya Ame pura-pura bodoh.

"Soal Kak Ajun." Ame menatap Yola iba, ia tak tau pasti tentang gadis ini, hanya Aruna yang tau tentang hidup Yola, mengingat bahwa Aruna yang membawa Yola ke kehidupan para sahabatnya.

"Udah gue maafin, kalau gak ada perlu lagi, gue mau masuk." Ame memutar tubuhnya setelah meletakkan plastik hitam berisi sampah di depan gerbang, namun langkahnya terhenti saat suara Yola kembali terdengar.

"Gue suka sama Kak Ajun." Mata Ame mulai memanas, apa-apaan ini, kenapa gadis itu malah buka-bukaan didepannya. Harusnya kalau memang dia suka sama Ajun, bilang aja ke orangnya, jangan ke Ame.

Ame menarik rambutnya kebelakang, ia lalu berbalik menatap Yola yang biasa saja, "Jangan bilang sama gue, tapi bilang sama orangnya."

"Andai gue bisa, gue udah bilang sejak awal." Ame berdecih, "Lo sebenarnya suka sama Ben atau Ajun sih?" Baik, Ame sudah emosi.

"Gue..." Yola terhenti, hampir saja ia mengatakan tentang perjodohannya dengan Ben. Sebenarnya perjodohan itu hanya dia dan keluarga Ben yang tau. Itu memang sengaja, mengingat jika Aruna juga menyukai pria itu, ia takut Aruna akan sakit hati dan kecewa padanya nanti. Tapi, tanpa dia mengatakanpun Aruna sudah sakit hati.

"Lo kenapa?" Sela Ame cepat.

"Gue pergi.." Ame menatap heran punggung Yola yang berjalan menjauh, jadi tujuan Yola itu apa? Cuma mau bilang kalau dia suka sama Ajun gitu?

"Setelah buat gue badmood, dia pergi gitu aja? Akhlaknya ketinggalan di kos apa gimana?"

###

High School WaijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang