Apa ini?!

128 20 6
                                    

###

"Mama kapan pulang? Yola kangen tau."

"Iya sayang, bentar lagi Mama sama Papa bakal pulang dan kamu gak bakal tinggal di kos-kosan lagi."

"Janjikan Ma?"

"Iya janji sayang.."

"Gimana sekolah kamu? Baik-baik aja kan?"

"Baik Ma, selagi Yola gak bikin masalah." Yola tersenyum kecut kala mengingat tamparan Aruna minggu lalu saat berada ditempat camping.

"Mama khawatir sama kamu disana, pasti kamu kesepian kan? Mama gak nyangka kalau Ben bersikap gak baik sama kamu." Yola diam mendengarkan ucapan Mamanya, sebenarnya memang ia yang meminta Ben untuk menghentikan perjodohan ini, dan hasilnya Ben lah yang selalu disalahkan. Seakan Yola bersembunyi dibalik nama Ben, yang jelas-jelas sempat menolak permintaan Yola. Awalnya orang tua Yola kecewa pada gadis itu, namun setelah mendengar fakta tentang Ben dari bibir Yola, orang tuanya justru memarahi orang tua Ben, dan berakhirlah Ben ditangan sang Ayah.

"Mama jadi pengen tau, secantik apa sih Aruna-Aruna itu.. palingan juga cantikan kamu.."

"Mama jangan bahas itu lagi ya, yang terpenting kan sekarang Yola udah dapet yang lebih baik."

"Kamu cinta sama pria itu La?"

"Iya Ma,"

"Tapi kamu dulu pernah bilang kan kalau Ajun itu Kakaknya Aruna?"

"Iya Ma, tapi kan yang pacaran sama aku Kakaknya bukan adiknya, jadi Mama jangan benci Kak Ajun ya."

"Ya deh demi kamu Mama bakal bersikap baik sama Ajun."

"Yola mau istirahat dulu Ma, salam buat Papa.."

"Iya sayang, tunggu Mama sama Papa pulang oke?"

"Iya."

***

"Intinya kalian jangan sampai ketahuan, gue gak mau orang lain tau tentang gue yang sebenarnya termasuk tuh cewek-cewek gatel."

"Iya-iya gampang, tapi akting lo kemarin cantik banget, si Miyabi diem aja tuh gak berani marah-marah ke lo."

"Tinggal menghitung hari aja sih,kita lumpuhin tuh tiga cabe."

"Tapi gue mau buat pelajaran sama Key yang udah rebut Cio dari gue.."

"Terserah lo mau buat perhitungan ke siapa.."

"Kalau lumpuhin Aruna sih gampang, tinggal tuker obatnya juga dia bakal lumpuh sendiri."

"Atau mungkin mati.."

"Ha-ha-ha.." *ketawa jahat guys 🙂

"Aduh gak sabar gue lihat tuh tiga cabe lumpuh."

"Kadang gue kasihan sama Ame, dia awalnya kan pendiem, pinter, sekali gabung sama mereka malah jadi badgirl.."

"Kenapa kita gak ajak Yola gabung sama kita aja.. gue yakin dia pengen balas dendam sama si Aruna yang udah nampar dia."

"Yola? Seru juga kalau kita cuci otak polosnya, apalagi sekarang dia udah gak deket kan sama kumpulan cabe."

"Kenapa gak sekalian Qiana kita aja main? Seru juga kalau tuh bocah kita jadiin mainan. Kita malu-maluin aja disekolah, si Ame juga."

"Ah makin gak sabar gue.."

"Tunggu aja, nanti juga meledak sendiri." Ucap gadis itu dengan senyum sinis.

***

"Mama mau buat apa?" Tanya gadis berambut hitam itu pada Mamanya.

"Mau buat kue, nanti kan Somi dateng kesini jadi Mama mau buatin dia kue kesukaannya."

"Giliran Somi aja Mama manjain, Ame aja gak pernah.."

"Gak usah iri, nanti juga kamu ikut makan kan? Kakakmu mana kenapa belum turun, hari minggu bukannya olahraga malah tidur.."

"Mana saya tau saya kan ikon." Ame segera berlari menjauh saat Mamanya mengacungkan pisau di depannya.

"Ah gabut gue dirumah, apa gue main ke rumah Miya? Atau Dira? Ahh gue maraton nonton drakor aja lah." Baru saja ia akan membuka ponsel, seseorang tiba-tiba menelfonnya. Dengan semangat ia mengangkat telfon itu, "Iya kak?"

"Sibuk gak? Gue mau ajak lo main."

"Oh gak sibuk kok, malah lagi gabut nih, yaudah Kakak jemput gue aja. Gue tunggu oke?"

"Okelah."

Ame dengan cepat mengganti pakaiannya dan menguncir kuda rambut panjangnya. Beberapa semprot parfum cukup untuk membuat harum tubuhnya.

Bau semerbak tercium kala gadis itu turun, Somi yang sudah berada di ruang tamu menatap kearah Ame yang terlihat rapi dan cantik.

"Mau kemana?"

"Mau pergi sama seseorang.." balasnya dengan senyum misterius.

"Siapa?"

"Kepo.."

"Ma, Ame mau pergi dulu ya.."

"Iya, jangan pulang malam-malam.."

"Oke bos.." Somi menatap Ame yang berjalan keluar rumah, gadis itu lalu beranjak dan mengintip Ame lewat jendela. Belum beberapa menit Ame berdiri di depan gerbang, seseorang dengan motor sport tiba didepannya. Somi terus melihat interaksi antara mereka, dan Somi kini sadar siapa pria dibalik helm fullface berwarna sama dengan warna motornya.

"Lihat apa sih?" Somi kaget, ia berbalik dan segera menutup rapat  kaca jendela dengan gorden. Ia hanya tersenyum canggung, "Gak papa kok, ayo kesana aja." Lucas yang masih bingung hanya mengikuti gadisnya berjalan ke sofa ruang tamu.

Hatinya tiba-tiba tak enak, ia tak salah lihat kan? Apa tadi benar Jihoon? Gimana kalau dia salah?
Enggak tapi tadi emang Jihoon.. terus gimana sama Aruna?

Belum ada yang tau tentang hubungan Aruna dan Jihoon, mereka masih bersikap seperti biasanya jadi tak ada yang curiga tentang hubungan mereka yang sebenarnya. Dan Somi juga akhir-akhir ini jarang ninbrung di grup chat mereka. Kenapa hatinya merasa bersalah pada Aruna, biasanya Aruna akan bercerita padanya apapun yang terjadi pada gadis itu, tapi kenapa sekarang Aruna jarang bicara padanya?

Gadis itu menghela nafas lagi, bagaimana keadaan Aruna sekarang?

###

Gue yang milih jadi Aruna merasa tersakiti dengan ini, nyesek gue ngetiknya jir.

Aruna bilaik : Ame, lo tetep sahabat gue 🙂

High School WaijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang