Miyathur

140 22 8
                                    

###

Kejadian sore tadi cukup membuat gempar dunia pergosipan. Bukan cuma kena semprot Abangnya, Aruna juga kena marah Ayahnya dari telepon tadi saat Pak Yanto menghakiminya. Sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Kini sudah malam, setelah acara api unggun, permainan malam dimulai. Jika perjalanan siang ada, maka kurang afdol kalau malam gak ada perjalanan. Jadinya malam ini, perwakilan dari kelompok dua orang untuk melakukan perjalanan malam.

Dan ditempat penuh pohon rindang dan rumput panjang inilah Miya berada. Bukan hanya dirinya saja, ia ditemani Arthur untuk saat ini. Mayan, mau nyuri-nyuri kesempatan.

"Arthur tungguin gue elah.." Miya berjalan dibelakang Arthur, dia cukup takut untuk perjalanan malam. Apalagi temannya saat ini kaku dan pendiam, kan Miya jadi tambah ngeri.

"Coba ikutin panah itu, siapa tau kita bakal cepet dapet fotonya." Jadi, misi mereka itu foto berdua dirumah tua yang lama kosong, dan sekarang mereka lagi muter-muter buat nyari tuh rumah.

"Aaaa Arthur setan!!" Cukup kaget jika tiba-tiba saja sebuah kain putih muncul didepan kalian. Itulah yang dirasakan Miya, ia segera memeluk Arthur dari belakang. Tak ingin melihat apa yang akan ia lihat nanti jika ia tak sembunyi.

"Jangan meluk-meluk gue, minggir.." Arthur menggoyang-goyangkan punggungnya agar Miya mau pergi dari belakang tubuhnya.

"Gue takut anjir, jadi cowok yang perhatian dikit ngapa.."

"Gak bisa."

Langkah kaki membawa mereka ke sebuah rumah tua. Kini mereka berada didepan rumah itu, Miya benar-benar merinding dibuatnya.

Duaarrr

Kini bukan hanya Miya yang terkejut, tapi Arthur si manusia yang jarang kaget pun akhirnya kaget setelah mendengar suara halilintar yang cukup keras.

"Astaghfirullah yaallah allahumma lakasumtu..."

"Itu doa makan ege." Arthur menjitak pelan dahi Miya membuat gadis itu meringis sambil mengerucutkan bibirnya.

"Udah ayo buruan foto.." Arthur sudah bersiap untuk selfi namun tiba-tiba suara wanita tertawa melengking membuatnya kaget hingga ponselnya terjatuh.

"Ihiihihihiii.."

"Arthur..." Tangan Miya yang memegang senter pun gemetar hebat, jujur ia bukan si pemberani macam Risa Saraswati yang sering ngalor ngidul cari huntu.

"Itu paling orang iseng, gak usah takut." Dingin, kasar, namun menghangatkan.. cielah :)

"Iya kalau orang, kalau huntu gimana?"

"Ngapain takut sama spesies kayak lo."

"Ye sianying. Udah ayo cepet foto, udah gerimis nih."

"Bentar ponsel gue mati nih, pakai ponsel lo."

"Iya.." Miya lalu merogoh ponselnya, namun sepertinya Dewi keberuntungan sedang menjalani sosal discanting. Hp milik Miya ternyata lowbat :(

"Hp gue lowbat dong, gimana?"

"Argh sialan, kenapa gak lu cas dulu sih? Kan bingung sekarang."

High School WaijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang