Lanjut

109 20 2
                                    

###

"Anjay, Arthur gila...!!!" Miya terus berteriak, bantal guling selimut bahkan semua buku sudah terlempar ke segala arah. Bukan karena jawaban Arthur, tapi karena Arthur yang mencoba menggodanya. Maksudnya apa nempel-nempelin pipinya ke pipi Miya? Untung Miya gak salting. Iya gak salting gara-gara denger jawaban Arthur. Alhasil ia hanya diam, tangannya menyentuh pipi kirinya yang sudah tak perawan lagi.

"Aakhhhh Anjayani..!! Fuck gue dibaperin njir.. haaaa Mama..."

"Berisik!!" Miya melihat ke ambang pintu yang kini terdapat Dobby yang tengah menatapnya sinis.

"Ngapain sih lo ha? Mau buat gue tambah badmood? Pergi sana.."

"Aduh kalian ngapain sih malam-malam berantem, Mama gak bisa tidur tau gak? Papa kalian tuh marah-marah.. udah sana pada tidur."

"Miyabi tuh Ma, malam-malam teriak-teriak minta di ruqyah." Nyinyir Dobby.

"Kamu kenapa Kak?" Mama Mey menatap anak gadisnya.

"Gak papa, udah sana keluar, Miya mau tidur." Balasnya datar. Suasana hatinya tengah teraduk-aduk sekarang. Tak mau menganggu, Mama Mey pun segera berlalu meninggalkan Dobby yang masih berdiri diambang pintu dengan mata yang masih setia menatap kakak kembarnya yang sudah berbaring di bawah selimut.
Langkahnya mulai mendekat, Dobby duduk disisi ranjang Miya, matanya menatap Miya yang sudah terpejam. Entah tidur atau pura-pura tidur.

"Mau gue dongengin?" Dobby mengambil buku cerpen remaja milik Miya yang terdapat diatas meja nakas.
Mata Miya mulai terbuka, ia menatap Dobby yang sudah bersiap membaca.

Kalimat per kalimat mengalir dari bibir Dobby, membaca rangkaian huruf yang terdapat didalam buku itu. Mata gadis itu mulai terpejam, dengan tangan yang menggenggam tangan Dobby erat, tidurnya akan nyenyak jika di dongengkan seperti ini. Dan inilah kebiasan Miya jika sedang badmood, meminta Dobby untuk membacakannya cerita dan menggenggamnya erat agar ia bisa tertidur. Dobby menutup bukunya, melepas genggaman tangan Miya dan menarik selimut sampai ke leher gadis itu. Mengecup kening Miya dan mengusap lembut surai gadis itu.

"Mimpi indah, sorry kadang buat lo kesel."

Cup.

***

Minggu pagi tuh enaknya jogging sama pacar, kalau punya, kalau gak punya mending balik tidur aja. Pacaran sama kasur lebih nyaman, sumpah.

Buat kalian yang gak punya pacar, mending ikut cara adek Azwan. Jogging sama Ayah June lebih cocok daripadi sama pacar asal kalian tahu. Minta jajan langsung beli, beda kalau sama pacar, yang ada dia yang ngasih uang buat jajan.

"Dek, pulang yuk, Ayah udah laper nih."

Azwan yang tengah asik makan eskrim hanya mengangguk dan berjalan santai mengikuti Ayahnya yang berlari didepannya. Yang penting mah makanan habis dulu, masalah ketinggalan enggaknya pikir nanti.

"Azwan cepet!!" Teriak Ayah June dari jarak sepuluh meter dari Azwan, dengan cepat Azwan membuang cup eskrimnya yang sudah habis dan berlari mengejar Ayahnya.

Sampai dirumah, terlihat Bunda dan Kakaknya tengah membuat sesuatu. Bunda Roje menghampiri mereka dan memberikan kopi untuk Ayah June.

"Azwan mana?"

"Azwan ini aja," Aruna meletakkan susu coklat didepan Azwan, Bunda dan Ayahnya tertawa kecil melihat ekspresi wajah Azwan.

"Hi susu coklat, Azwan mana suka susu coklat. Buang gih kak." Suruhnya pada Aruna.

"Dih, Kakak udah buat ini cinta loh, tulus dari hati malah gak kamu minum."

"Biar Abang aja yang minum.." Ajun tiba-tiba datang dan mengambil susu buatan Aruna, setelah habis ia lalu memberikan gelas kosong itu pada Aruna dengan ekspresi tanpa dosa. Aruna tau, Abangnya ini tengah mencoba bersikap baik padanya. Tapi Aruna terlalu malas menanggapinya.

"Gulanya habis Yah, jadi jangan salahin Bunda kalau kopinya pahit." Ucap Bunda Roje.

"Tetep manis kok, apalagi yang buat Bidadari." Balas Ayah June pelan karena masih sibuk membaca koran.

"Apa? Wulandari? Siapa Wulandari? Ayah selingkuh dari Bunda?" Ajun menutup telinga Azwan agar tak terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari mulut sang Bunda. Ngapain nutup telinga?

"Ya Allah Bun, bidadari bukan Wulandari."

"Halah ngeles mulu pantat monyet, mana kopinya, gak usah minta buatin kopi kamu mulai besok! Minta aja sana sama Wulandari." Ketiga anak mereka hanya melihat perdebatan orang tua mereka yang tak masuk akal. Mau bela Ayahnya takut dipotong jatah uang saku, jadi mending diem. Sedangkan Ayah June menghela nafas berat, ia lalu berdiri dan mengejar istrinya yang berjalan ke dapur.

"Bunda mana kopinya.."

"Apa? Nih kopi.."

Byurrr..

"Astaghfirullah Lastri, kamu ini berdoza banget.."

***

"Danny sini, Mami mau bicara sama kamu.." Uncuk dengan malas mendekat kearah Mami dan Papinya yang tengah duduk santai di ruang keluarga.

"Apa Mi?" Tanya Uncuk malas.

"Gak perlu basa-basi ya, kamu kan tau kalau Mami suka sama Nabila. Jadi kamu tau kan apa maksud Mami?" Jika dia masih mencintai Nabila, mungkin Uncuk akan senang dengan maksud Maminya. Namun sekarang, bukan lagi Nabila yang ada dihatinya. Melainkan orang lain.

"Danny harus mau gitu?" Tanyanya lagi.

"Iya dong sayang, Mami itu udah gak sabar lihat kamu pasang cincin dijari Nabila.." ucap Jennie dengan mata berbinar, berbeda dengan Mino yang sibuk membaca dokumen di ponselnya.

"Mi, gimana kalau Danny udah gak ada rasa sama Nabila?" Dan kali ini, Mino baru mengalihkan perhatiannya ke Uncuk. Ia mulai tertarik dengan percintaan anaknya.

"Maksud kamu?"

"Danny cinta sama orang lain, dan itu bukan Nabila."

"Bagus, itu baru anak Papi.."

Plakk..

Mino meringis saat istrinya menampar lengannya. "Papi apa-apaan sih? Diem aja kalau gak berfaedah."

"Siapa cewek itu? Mami mau tau, kalau misal selera cewek itu rendahan, Mami gak bakal restuin kamu sama dia. Kalau Nabila kan Mami suka, udah pinter, jadi orang penting di sekolah, dia juga fashionable sama kayak Mami.. pokoknya Mami udah cocok sama Nabila." Pinter darimana nya si Nabila, kalau dibandingin sama Yozi juga pinter Yozi, tanpa ngitung 1543 dikali 3452 juga dia tau jawabannya.

"Mi, Danny gak mau dijodohin sama Nabila." Uncuk memang sudah mengira jika Maminya akan menjodohkannya cepat atau lambat.

"Bodo amat lah, Mami tetep kekeuh bakal jodohin kamu."

"Gimana kalau Danny suka sama Ica?"

Titttttttt_______

###

High School WaijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang