Liburan

122 17 17
                                    


"Aduh gue seneng banget, kita bakal libur panjang. Akhirnya bisa mengistirahatkan otak gue.."

"Bentar, emang lo punya otak?"

Tuk..

"Akhh, tangan kosong kalau berani Key.." tantang Aruna, enak aja kepala cantik dipukul pake sendok.

"Ay__"

"guys gimana kalau kita liburan.." Key menatap kesal Somi yang menyela ucapannya. "Lumayan kan libur satu minggu, kita liburan ke Jawa Barat. Apalagi cuacanya lagi gini, cocok buat pacaran."

"Heh.." Somi cengengesan, "Ayo dong, kita ajak cowok kita masing-masing."

"Gak.." semua mata mengarah pada Aruna, "Kenapa liatin gue?"

"Ah iya gue lupa, Aruna kan jomblo.. haha.." ejek Qiana.

"Eh diem ya lo bocil."

"Lo kan juga jomblo Qi.." ucap Dira.

"Kata siapa? Gue udah gak jomblo asal kalian tau.." balas Qiana sombong.

"Sama siapa?" Ame mulai kepo.

"Haruto dong.." mereka yang awalnya kepo seketika berubah datar. Dikira siapa, taunya sama bocah bau kencur itu.

"Kok pada diem sih? Kalian gak kaget gitu."

Aruna menatap Qiana, "Ah oh my god, seriusan Qi? Lo pacaran sama Haruto?"

"Bodo ah telat."

"Jadi gimana guys? Jadikan kita liburan?"

"Kita ke pantai Pangandaran aja gimana? Lumayan lah perjalanan setengah hari, disana kan ada villa punya Om gue, nanti gue coba minta ijin sama Om gue biar boleh nginep disana. Berapa hari?" Tawar Key.

"Tiga hari aja cukup, sisanya kita buat istirahat dirumah. Kan pasti capek habis perjalanan jauh."

"Oke deh.."

"Aruna.." panggil Somi.

"Hm?"

"Karena lo jomblo, kita putusin buat gak ngajak cowok kita, tapi kita ngajak gengnya Bang Uncuk. Dan lo, yang bilang sama mereka."

Aruna terperangah, "Lo gila? Gue yang harus bilang gitu?" Gadis itu lalu melihat kearah lapangan basket, disana terdapat para manusia yang Somi maksud tengah sibuk merebut bola. Kenapa gak ngerebutin Author aja sih :)

"Harus gue banget gitu yang bilang?" Tanyanya sekali lagi. Dan dijawab anggukan oleh para sahabatnya. Aruna lalu menghela nafas, ia lalu turun dari tribun, berjalan pelan menuju bawah. Ia berdiri menunggu permainan selesai. Sorakan dari penonton terdengar setelah peluit tanda permainan berakhir berbunyi.

Refleks Aruna memutar tubuhnya saat Ben berjalan kearahnya, ia hanya waspada, bahaya lihat Ben mandi keringat kayak gitu. Takut khilaf. Apalagi setelah malam itu, Ben jadi sering bersikap manis padanya.

"Na ngapain?" Somi mengisyaratkan pada Aruna agar berbalik, dan gadis itu hanya menurut.

"Eee itu gue cuma mau bilang, besok kan libur panjang, gue sama temen-temen gue punya niatan buat liburan ke Jawa Barat, cuma tiga hari, dan gue mau ngajak lo sama temen-temen lo, maukan?"

"Kok bisa sama?" Ben duduk ditribun paling bawah, lalu menarik lengan Aruna agar ikut duduk disampingnya.

"Maksud lo?"

"Gue juga punya niatan buat liburan ke Jawa Barat, Lucas yang ngasih ide, dan besok kita berangkat. Mau sekalian? Gue sih oke-oke aja, anak-anak yang lain pasti juga iya-iya aja." Aruna menoleh sinis kearah Somi, emang licik tuh anak, udah direncanain dari jauh-jauh hari. Somi Lucas emang pasangan picik.

"Oh okedeh, yaudah kalau gitu, gue balik ke mereka."

"Hm.."

"Eh Somi Somi Kokobop, lo udah rencanain ini jauh-jauh hari kan? Jujur lo, lo udah susun rencana sama Lucas Cobain kuy kan?" Somi mendelik karena tiba-tiba Aruna datang menuduhnya.

"Apasih, dateng-dateng malah nuduh orang, gue gak rencanain ini sama Lucas."

"Ah masak? Tadi Ben bilang kalau dia juga diajak Lucas liburan ke Jabar. Pasti lo kan dalangnya."

"Husttt udah-udah, Aruna lo diem aja udah, mungkin Somi sama Lucas tuh punya ikatan batin yang kuat, bisikan hati aja mereka bisa denger. Yaudah yuk pulang." Cerocos Dira, tumben aja dia kalem hari ini, tapi sekali ngomong malah gak jelas :(

***

Semua sudah siap, tinggal menunggu para cogan berkumpul.

"Kalian harus hati-hati nanti bawa mobilnya ya, Ajun jagain adik-adiknya, Ayah gak mau kalian pulang-pulang wajahnya melas semua."

"Iya Ayah tenang aja."

Kenapa ada Ayah June?

Iya karena mereka sepakat kumpul dirumah Ajun, karena emang rumah Ajun tuh enak kalau buat nongkrong. Rumah rasa angkringan itu mah.

Sebuah mobil berinisial A berhenti tepat di depan gerbang rumah Aruna. Uncuk turun darisana dan berjalan santai kearah para sahabatnya.

"Gimana? Berapa orang jadinya?" Hm anak bos sedang bertanya.

"Bentar, ada 22 an manusia kayaknya."

"Oke, kita bagi satu mobil 6 orang karena disini ada 4 mobil. Jadi sisanya 4 orang."

"Yaudah sih, ngapain dibagi, tinggal masuk aja susah amat." Dira yang memang sudah tidak sabar segera menuju ke mobil milik Ajun, namun lengannya dengan cepat ditarik oleh Uncuk.

"Sama gue aja." Gadis itu terdiam sejenak, memikirkan ucapan Uncuk kemarin. 'Tunggu aja ya, dan mungkin ini hari terakhir kita ketemu sebelum lembaran baru terbuka. Di lembaran baru nanti, kita bakal ketemu lagi.'

Ya gimana ya, kadang Uncuk juga lebay. Kan Dira jadinya mau dosa tapi takut ketawa.

"Hm.." Dira ikut aja udah, padahal niat hati tadi pengen naik mobilnya Ajun yang berkilau.

Mobil mereka mulai berjalan membelah jalanan setelah berpamitan pada orang tua Ajun.

"Gila, kita kayak rombongan pengantin gak sih?" Justin menoleh kebelakang, melihat tiga mobil temannya yang berjalan berbaris rapi dibelakangnya.

"Alay amat lu kayak gak pernah lihat mobil aja."

"Halah sirik amat lo toge mentah." Baik, aksi lempar-lemparan kulit kacang tengah terjadi di mobil milik Ben. Jihoon yang duduk di kursi penumpang pun menoleh dan menghentikan aksi dua bocil itu. Dan hasilnya mereka terdiam, entah apa yang dibisikan Jihoon pada mereka.

Lama terdiam, Azwan tiba-tiba berceletuk. "Tin, kita salah naik mobil. Harusnya kita tadi ngikut Bang Uncuk aja tadi, rame, disini mah sepi."

"Gimana mau rame kalau yang ada disini irit omong semua."

"Gue enggak." Sahut Jihoon.

"Ya tapi sekarang nyatanya lo diem aja kan."

"Ya Bang Jihoon kan diem buat narik perhatiannya Kak Aru__"

"Azwan Justin diem..!!"

"Oke siap Kak Aruna yang cantik."



Yuhuuuuuuu I'm back

High School WaijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang