###
Berdiri di lapangan dan menghadap bendera merah putih di hari Senin di sebut Upacara. Dua manusia yang sedari tadi gonta ganti gaya berdiri itu terlihat sangat-sangat lelahhh.. mana amanatnya kagak selesai-selesai lagi. Panjang kek masalah rumah tangga kita..
Kadang kaki kiri ditekuk, kadang juga kaki kanan yang ditekuk, kadang keduanya juga ditekuk, kadang juga satu kaki diangkat, kelihatan dari depan kakinya cuma satu.
"Lo bisa diem gak sih. Perasaan dari tadi gerak mulu." Key yang merasa manusia di sebelahnya ini banyak tingkah mulai bersuara.
"Capek kaki Hayati, lo tau gak sih, tadi malam gue tuh tidur berdiri."
"Eh ferguso, lo ngapain tidur berdiri..? Dikutuk sama Ayah lo..?"
"Bukan Ayah, gue dikutuk Tante Lisa."
"Kenapa..?"
"Gara-gara ngajakin Haruto main di kamar."
"WHAT..?!" Aruna melolot ke arah Key, suara tuh bocah bukan main kalau udah teriak. Daun jambu aja langsung pada retak.
"Heh jan keras-keras. Bego lu." Key hanya cengar-cengir tanpa dosa. Ya kan dia reflek, tau gak sih kalau reflek tuh gak bisa ditahan.
"Bentar, lo tadi bilang ngajak main Haruto di kamar..?"
"Hm.."
"Lo ginian ama Haruto." Tau gak apa yang dilakuin Key..? Sumpah ya, kadang Aruna bingung. Kenapa Cio mau sama anak macem jamet ini.
"Pikiran lo ++ ya Key, gue jadi penasaran kalau lo pacaran sama Cio ngapain aja." Key melepas tautan jarinya yang tadi sempat ia satukan karena mempraktekkan ucapannya.
"Kalau gue pacaran sama Cio, biasanya tuh gu__"
"KEYVANA..!! ARUNA..!!"
"Mampus..."
***
"Nih minum, gue tau kalian haus." Anindira, atau biasa di sapa Dira. Gadis itu menyodorkan dua minuman mineral yang ada manis-manis nya pada Aruna dan Key yang selesai menjalankan hukuman yang begitu nikmat.
"Lagian, lagi upacara malah ngegibah. Gibahin apaan sih lo pada..?" Miya yang baru datang tiba-tiba melempari dua gadis itu dengan pertanyaan yang sepertinya tidak berfaedah juga kalau dibalas.
"Tuh si Aruna, masak dia main skidipapap sama Haruto."
"Heh..!! Mulutnyaa.. minta di amplas."
"Bener Na..? Lo sama Haru ginian..?" Miya mendekatkan dua jari telunjuknya, berlagak seperti tengah ciuman.
"Percaya lo sama dia..?"
"Ya bisa aja, lo kan suka godain Haruto."
"Cla, bisa tolong anda jinakkan manusia ini..?" Melihat Dira yang hanya diam, Aruna berniat mengajaknya nimbrung, tapi eh tapi tuh cewek malah fokus lihat ke lapangan basket.
"Woy Cla.."
"Ape sih..?"
"Lihat apaan..?"
"Lihat masa depan." Balas Dira dengan cengiran khasnya. Saat ini, kelas 11 IPS 2 memang sedang pelajaran olahraga. Tapi berhubung Bapak Jay tidak berangkat, akhirnya kelas kosong dan para murid bebas melakukan apapun selama pelajaran olga.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Waiji
Fiksi PenggemarJudul awal => Kampung Waiji Sekarang => High School Waiji Jngn lupa voment and follow 😉