###
Sedih-sedihan yuk 🙃
Mata sembab, hidung merah, bibir pucat serta tatapan mata kosong. Itulah yang terjadi pada Key sekarang, Qiana menatap sahabatnya itu khawatir. Qiana tadi mendengar suara teriakan dari rumah Key yang kebetulan tepat disamping rumahnya. Ia takut sesuatu terjadi pada Key mengingat Key selalu dirumah sendirian.
"Udah ya, jangan nangis, gue gak tau gimana caranya tenangin orang nangis. Gue cuma bisa peluk kayak gini." Qiana lalu menarik Key ke pelukannya, mengusap pelan punggung Key yang masih bergetar.
"Cerita aja kenapa..? Lo kangen sama Mama Papa lo..? Atau lo baper gara-gara nonton drakor..?" Niatnya sih mau hibur Key biar bisa ketawa, tapi Key malah tambah keras nangisnya :(
"Key udah dong, bingung gue nih.." air mata Qiana ikut turun, ia bingung dengan keadaan Key, makanya ia ikut nangis.
"Hiks.. hiks.. Cio, Qi.."
"Cio kenapa..?"
"Dia, huaaa.. hiks.. hiks.. dia mutusin gue Qi, dia mutusin gue karena bosen. Cio mutusin gue Qi..!!" Key berteriak di depan Qiana yang menatap kasihan Key. Qiana tuh gak paham soal cinta, mau ngasih nasihat ke Key nanti jatuhnya malah lucu, pacaran aja gak pernah. Jadi gak tau gimana rasanya diputusin, dia taunya cuma dibaperin doang, habis itu tinggal, hiks :(
"Tenang oke, gue telfonin Miya dulu oke.. keep calm baby.."
Qiana segera menghubungi Miya, meminta agar Miya segera datang ke rumah Key untuk menenangkan gadis itu. Setelah menghubungi Miya, Qiana kembali memeluk Key untuk menenangkan hati gadis itu.
"Padahal udah lima tahun pacaran, tapi dia tega putusin gue Qi, coba deh lo bayangin. Kalau bosen kenapa harus tunggu lima tahun sih, kenapa gak dari tahun kemarin-kemarin aja putusinnya. Kan hati gue rada ikhlas, kalau sekarang gue gak ikhlas Qi, sumpah nyesek tau, hiks.." Qiana setia mendengar curahan hati seorang Key yang tersakiti. Ia juga bingung kenapa Cio mutusin Key pas cinta-cintanya.
"Padahal, hiks.. padahal bulan depan tuh ultah gue Qi, gue pengen dia ada buat gue. Tapi, dia pergi Qi,, huaaa.."
"Key lo kenapa..?" Miya datang dan langsung menghampiri Key yang dipeluk oleh Qiana. Ia mengusap air mata Key yang keluar semakin deras.
"Cio putusin gue Mi, dia bosen sama gue, hiks.."
"Dia putusin lo..? Kok bisa sih..? Minta dihajar tuh cowok." Sikap bar-bar Miya sudah keluar, ia tak akan mengampuni orang yang sudah melukai hati sahabatnya. Tapi kok dia biasa aja kalau ada orang yang nyakitin hatinya..? Hm definisi sayang orang lupa diri sendiri 🙃
"Jangan Mi, nanti kalau Cio gak ganteng lagi gimana..?"
"Udah deh Key, sekarang lupain tuh Pinocio, gue bakal cariin lo cowok yang lebih setia dari dia."
"Gimana lo mau nyariin gue cowok kalau lo sendiri jomblo."
"Ahh bener juga ya. Pokoknya mulai sekarang lo harus sok jual mahal sama yang namanya cowok, gak boleh deh tuh jual murah."
"Gak sadar diri, lo juga jual murah tau gak. Ngejar-ngejar Arthur. Lo pikir itu gak jual murah..?!"
Miya menahan kesal, ya bener sih tapi kan ya, akhhh mau marah tapi emang bener, "Udah Key, sekarang mending lo tidur. Gue sama Miya bakal temenin lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Waiji
FanfictionJudul awal => Kampung Waiji Sekarang => High School Waiji Jngn lupa voment and follow 😉