###
"Aduh sabun muka gue ketinggalan.." Ame menoleh saat Qiana menggerutu sendiri dengan tangan yang sibuk mengaduk-aduk isi tas.
"Apa yang ketinggalan?"
"Sabun muka."
"Gue bawa, nanti sama gue aja Qi.." ucap Key yang baru tiba dilapangan sebuah villa. Jangan lupa, hari ini mereka camping, yuhuuuu..
"Kulit gue tuh sensitif, jadi gak bisa asal pake."
"Punya gue mahal kok, gak murahan jadi dijamin kulit lo baik-baik aja."
"Ck, ini bukan masalah murah apa mahal, sabun gue harganya gak mahal tapi gue cocok."
Haruto melirik Qiana yang sibuk dengan tasnya, ia juga mendengar gerutuan gadis itu. Saat ia ingin mendekat, sebuah suara dari speaker menghentikannya.
"Selamat pagi anak-anak.." serentak semua murid berbaris rapi.
"Pagi pak.."
"Tadi Bapak sudah rapat, nah untuk masalah pembagian kamar, silahkan satu kamar kalian tempati satu kelompok. Berarti enam orang, tapi bukan cewek cowok, sadar diri yang cewek.sama cewek yang cowok ya sama cowok. Dan ingat, jangan sampai ada yang macam-macam disini, Bapak tidak akan memaafkan siapapun yang melakukan kekhilafan ditempat ini. Paham?!"
"Paham Pak.."
"Baik, kalian bisa istirahat sejenak sebelum kita memasuki kegiatan."
"Ahh panas banget diluar sumpah." Keluh Dira yang sudah melepas jaket jinsnya. Kini gadis itu sudah merebahkan tubuhnya diranjang tingkat 2. Dan ia memilih ranjang bawah, alasannya simpel, biar gak jatuh pas tidur, Dira kalau tidur kan sambil nge-dance :)
"Gue bawah, gue gak mau diatas."
"Gak ada ya, gue yang dibawah."
"Lo bisa ngalah sama yang lebih muda gak sih?"
"Gak ada kata ngalah diantara lo sama gue."
Dira menatap dua manusia yang sibuk bertengkar memperebutkan ranjang bawah. Qiana dan Somi sibuk cubit-cubitan. Dira lalu beralih menatap Acha dan Sella yang sudah tidur nyenyak di ranjang sebelahnya. Untung bukan Nabila yang disini, coba aja. Tapi tetep aja sih ada Sella :!
"Aruna?" Dira memanggil Aruna yang tidur diranjang atas.
"Hm?"
"Udah tidur?" Aruna tiba-tiba melongokan kepalanya kebawah menghadap Dira, membuat gadis itu terkejut karena kepala Aruna yang menggelantung.
"Kaget anjir gue.."
"Kenapa?"
"Gak papa, gak jadi."
"Dasar dakjal." Dengan tanpa dosanya, Dira memejamkan matanya. Sedangkan Aruna kembali ke posisinya semula, ia lalu memutar musik yang akhir-akhir ini ia dengar. Yaitu lagu milik boygrup terbaru, Treasure namanya. Lagunya itu loh bikin gila, ditambah yang nyanyi cogan-cogan, apa ya tidak melemah iman ini.
Ah, i'm going crazy kalau kata Ame mah. Dia kan bucin Treasure.
Aruna masih dapat mendengar suara Qiana dan Somi yang berebut ranjang. Lalu suara mereka tiba-tiba hilang saat sebuah suara di speaker kembali bersuara.
"Dimohon semua murid SMA Treasure untuk turun ke lapangan sekarang."
"Anjing.." Dira mengumpat, pasalnya ia baru memejamkan mata dan orang tadi dengan kerasnya bersuara menyuruhnya turun.
Aruna sudah lebih dulu turun, ia lalu menarik tubuh Dira yang masih kolet-koletan di ranjang.Tanpa peduli dengan Acha dan Sella yang masih terpejam, Aruna dan Dira berjalan lebih dulu keluar mengikuti Qiana dan Somi yang sudah keluar dulu. Bodo amat sama dua anak alay itu.
"Ada apa sih disuruh keluar?" Tanya Dira saat bertemu dengan temannya yang lain.
"Siswanya kurang katanya, padahal tadi waktu absen di sekolah jumlahnya pas, pas disini tadi waktu mau masuk villa tiba-tiba hilang satu." Jelas Miya.
"Ih kok gue merinding ya, gue sering baca cerita kayak gini dinovel horor. Pasti anak itu diumpetin Zetan." Ucap Qiana dengan wajah yang ditakut-takutkan.
"Siapa yang ilang?" Tanya Aruna.
"Haruto."
"What?!"
*Kan terdiam kan lu Qi..
***
Semua orang kini tengah menyantap makan siang di kantin Villa, masalah Haruto yang hilang, cukup dilupakan sejenak. Yang terpenting sekarang adalah makan :)
"Hartono kemana sih, gitu-gitu dia juga adek gue." Ucap Dira dengan mulut yang masih setia menyantap makanan. Khawatir tapi laper, jadi ya khawatirnya sambil makan :D
"Ntar juga ketemu elah, sapa sih yang mau makan tuh bocah. Palingan juga pait dagingnya." Celetuk Miya.
"Bukan gitu anying, ntar kalau dia wafatun, gimana sama gue? Gue gak mau dibuatin adek lagi. Gue sih ikhlas-ikhlas aja dia ilang.."
"Kakak laknat..!!" Semua orang mendongak, menatap orang yang barusan bersuara. Tatapan mereka beralih ke Dira yang tetap santai makan setelah melihat orang itu.
"Darimana lo?" Tanya Aruna.
"Dari mana-mana.." balas Haruto asal, membuat pipi mulusnya kini sudah terdapat cairan kecap karena ulah Aruna.
"Pergi lagi sono, eneg gue lihat lo."
"Yaudah biasa aja gak usah ngegas."
Haruto berlari sebelum sup ayam itu memandikannya.***
"Qiana, ini buat lo, tadi ada yang ngasih." Qiana mengambil kantong plastik yang enah berisi apa, ia melihat Acha yang kini juga menatapnya.
"Dari siapa?"
"Haruto." Qiana segera membuka plastik itu, mulutnya terbuka saat didalamnya terdapat sabun wajah yang sering ia pakai. Tanpa mengucapkan apapun pada Acha, Qiana segera berlari menuju suatu tempat, yaitu Villa cowok :)
Qiana berhenti saat melihat Haruto yang kini duduk membelakanginya dikursi taman. Gadis itu lalu melangkah mendekati kursi taman itu, ia lalu duduk berlawan arah dengan Haruto.
"Lo tadi pergi cuma mau beliin gue ini?" Tanya Qiana sambil mengangkat sabun wajah itu didepan Haruto.
"Ee, enggak lah.. gak usah geer, tadi tuh gue mau beli Gar*nier, tapi Dira wa gue bilang kalau lo lupa bawa sabun muka. Yaudah sekalian lah." Gar*nier? Oh, untuk para Teume boy, pakai Gar*nier kalau mau tampan seperti Hartono :D
"Lo beli Gar*nier dimana? Disini kan jauh dari kota."
Haruto tak bergeming, "Lo lari ke kota tadi?" Dari suaranya, Qiana nampak khawatir walau tetep dicuek-cuekin. Ya pasalnya Qiana sedikit kesal, ia kira Haruto memang sengaja membelikan ini untuknya, taunya bukan :(
"Iya.."
"Kaki lo sakit?"
"Biasa aja."
"Nih, makasih ya.." Qiana menyodorkan uang 100 ribuan, Haruto hanya menatap uang itu tanpa minat.
"Gak usah, gue ikhlas kok, gue kan anak rich." Awalnya Qiana kasihan karena Haruto rela jauh-jauh buat beli sabun muka, tapi kok sekarang Qiana rasanya pengen nampol nih wajah gar*nier.
"Suombong banget, yaudah kalau gak mau, duit gue utuh."
###
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Waiji
FanfictionJudul awal => Kampung Waiji Sekarang => High School Waiji Jngn lupa voment and follow 😉