HAI HAI WARGA +62!
PART 13 UP SESUAI OMONGANKU KEMARIN, SO JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, DAN FOLLOW WATTPAD ujungmataDAN VOTE JUGA PART-PART SEBELUMNYA. JADI, PART BERAPA YANG MENJADI FAVORITE MU?
SPAM COMMENT YAAASELAMAT MEMBACA
Tidak ada yang lebih berbahaya kecuali marahnya orang sabar, kecewanya orang setia, dan marahnya orang yang suka ketawa
*****
A few days ago...
Bima : Halo! Ada apa nih? Tumben orang sibuk telpon.
Bima menjawab panggilan telpon dari seseorang di seberang sana dengan ceria.
Adnan : Lo juga sibuk jangan buat gue seolah-olah yang paling sibuk.
Seperti biasa Adnan membalas ledekkan sahabat lamanya itu dengan nada datar, sedatar jalan tol.
Bima : Hehehe... Iya,iya. Jadi ada apa tuan Mahardika tumben banget hubungi gue duluan, pasti penting nih?.
Bima menerka-nerka Adnan yang ada di seberang dan seperti biasa Adnan menjawab dengan to the point. Laki-laki itu bukan tipe orang yang jago dalam hal basa-basi.
Adnan : Gue mau ngundang lo.
Bima : Undang? Kemana?.
Adnan : Ke acara gue.
Bima : Kapan?.
Adnan : Minggu depan.
Bima : Boleh tuh! Acara apa? Pesta? Atau perayaan perusahaan? Projek lo goal lagi?.
Bima membanjiri Adnan dengan pertanyaan bertubi-tubi. Bima memang selalu dibuat penasaran dengan aksi laki-laki berimage dingin ini.
Adnan : I will be married.
Bima : Gila! Lo serius, Nan? Are you kidding me? Jangan bercanda, pacar aja gak punya mau nikah sama siapa lo?.
Dan benar saja anak laki-laki dari keluarga Mahardika itu sekarang mampu membuatnya terkejut dengan kabar yang baru saja ia sampaikan lewat mulutnya sendiri.
Adnan : Gue serius.
Bima : Cewek mana yang mau lo nikahin? Lo bukannya putus udah lama?.
Adnan : Ada, anak temen bokap.
Bima : Gila I still not believe it.
Adnan : Terserah.
Bima : Nan, lo tau gak?.
Adnan : Apa?.
Bima : Lo kayaknya satu-satunya orang yang pengen gue cepat kena penyakit jantung deh. Gak ada udangan dateng ke rumah, gak info sebelumnya tahu-tahu telpon bilang mau marriage. Gimana gue gak shock coba?.
Inilah salah satu perbedaan Bima dan Adnan, jika Adnan termasuk tipe kaku lain lagi dengan Bima yang memiliki tipe sedikit lues dari Adnan. Meski, Bima memiliki image dosen cool di kampusnya.
Adnan : Lo gak perlu undangan, suara gue aja cukup. Buang-buang kertas aja.
Bima : Sialan lo!.
Mendengar umpatan sahabatnya memunculkan sedikit tawa Adnan di seberang sana.
Adnan : Kalau gitu gue tutup dulu kerjaan gue belum kelar nanti gue hubungi lo lagi.
Bima : Sip, gue tunggu.
"Jadi, itu cerita versi suami gue dan kenapa gue bisa di sini sekarang" ucap Anna.
Setelah ia menceritakan bagaimana Adnan mengundang Bima hanya lewat panggilan telpon. Terdengar konyol memang.
Diara tersenyum kecil."Tau gitu gue gak perlu marah-marah. Buang energi gue aja"
"Iya, serem banget lagi marahnya lo"
"Orang pendiam dan orang yang jarang marah kayak gue ya... kalau marah emang biasanya serem sih" canda Diara.
Anna tersenyum mengejek."Tapi, bener juga ada peribahasa mengatakan 'tidak ada yang lebih berbahaya kecuali marahnya orang sabar, kecewanya orang setia, dan marahnya orang yang suka ketawa'"
Diara mengangguk setuju untuk kalimat yang baru saja sahabatnya itu keluarkan.
"Tapi, wajar sih lo marah"
"Gue gak marah cuma menunjukkan rasa sedih dan kecewa gue aja" elak Diara.
"Sama aja, intinya ada rasa emosi di dalamnya"
"Siap! Bu dosen" ucap Diara nurut.
"Ishh..." cibir Anna."By the way kayaknya cuma kita doang deh, perempuan yang nongkrong di cafe sampai jam setengah empat pagi" ucap Anna sambil melihat jam di tangannya.
Diara ikut mengecek jam di layar hp-nya yang menyala."Iya, juga ya... gak berasa dua jam serasa dua menit"
"Itu tergantung sama siapa ngobrolnya" ucap Anna sambil tersenyum."Yaudah, balik yuk... pasti lo dicariin nih sama your husband"
"Apaan sih" cibir Diara.
"Gantian sekali-kali, gue mulu yang kena" ucap Anna sambil bangun dari duduknya diikuti Diara.
"Na?" panggil Diara sambil menatap Anna membuat perempuan itu menghentikan langkahnya untuk berjalan.
"Apa?" sahut Anna.
"Thank you for these two hours, I know you just want to cheer up"
Anna sedikit tertegun."Lo, tahu?" gumam Anna pelan.
"Kita sahabatan bukan kemarin sorekan?" jawab Diara sambil tersenyum.
Diara tahu maksud dibalik Anna mengajaknya mengobrol di pagi-pagi buta seperti ini. Mungkin, memang 20% rasa penasarannya tapi rasa prihatin, sayang, ingin menghibur, dan ingin selalu ada lebih besar dari itu.
Diantara mereka bertiga memang Anna lebih memiliki sifat keibuan dibandingkan Diara dan Bianca. Kalau Anna bersifat keibuan, Diara bersifat ambis terhadap apa yang ingin ia capai sedangkan Bianca lebih suka bercanda.
Diara sudah lama menyadari akan sifat masing-masing dan seperti yang Diara katakan barusan, mereka sahabatan sudah lama bukan kemarin sore dan waktu yang lama itu sudah mampu membuatnya mengerti bagaimana sahabatnya.
"Gue tahu lo mau hibur gue" lanjut Diara sambil tersenyum.
_______________________________
Part Selanjutnya Akan Lebih Seru Karena Ada Scene Diara Dan Adnan So Kalau Mau Next Part Jangan Lupa Buat Vote Dan Follow Akun Wattpad ujungmata!
See You Di Part Selanjutnya, Jadi Next Part Mau Kapan?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN MARRIAGE
Romansa[ Dunia lebih menghargai orang yang mau berusaha dengan usahanya sendiri] -Sudutmataa- *Buat dibaca GRATIS bukan dicopoy! JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA! Dijodohkan dengan orang yang asing bagi Diara Pradipta sangat tidak masuk akal bahkan mereka baru k...