HALOOO KAWANS👋 HAI HAI HAI :) SETELAH HIBERNASI AKU KEMBALI LAGI. MAAF YA LAMA BANGET INI TAPI NEXT PART BAKALAN SOON KOK ;)
TAPI BUAT PART INI JANGAN LUPA VOTE YAA, COMMENT SEBANYAK-BANYAKNYA, SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN DAN FOLLOW AKUN WATTPAD DAN IG sudutmataa DENGAN USERNAME YANG SAMA 🤍
AKU TUNGGU NOTIF KALIAN <3
SELAMAT MEMBACA
*****
"Gue akan cek area CCTV dulu"
Setelah pemilik ruangan tersebut berkata demikian, ruangan dengan model klasik itu seketika hening. Meninggalkan Diara dan Bianca berdua. Hal itu cukup memberi celah untuk Bianca mengungkapkan apa yang sudah ia tahan sejak tadi.
"Kok gue bisa gak tahu ya, Ra?" nada sinis hinggap dalam kalimat yang Bianca lontarkan."Kok bisa gue gak tahu masalah yang dihadapi sama sahabat gue sendiri? Kok bisa lo gak cerita sama gue dan Anna?"
Apa yang ditahan Bianca sejak tadi akhirnya keluar. Bukan hanya nada sinis yang hinggap, dalam kalimat berikutnya nada kecewa juga terlintas. Sejak tadi, ia sudah menahan diri untuk tidak menanyakan hal ini pada Diara. Bianca memilih untuk mendengarkan cerita sahabatnya itu terlebih dahulu.
"Kok lo gak pernah cerita soal ini sama gue, Ra? Kok bisa?" Bianca tidak habis pikir."Kenapa lo gak cerita soal ini sama gue dan Anna?"
"Bi, masalahnya gak semudah itu" jawab Diara yang duduk bersebrangan dengan Bianca. Nada suaranya dibuat setenang mungkin, Diara memang sudah memprediksi Bianca akan marah setelah ini. Tapi ini sudah jadi bagian dari konsekuensinya mengajak Bianca untuk jadi alasan agar ia bisa terhindar dari pantauan Adnan.
"Makanya lo cerita!" nada kesal menyelimuti ucapan Bianca."Kita ini beneran sahabat?"
"Bi, gak gitu... gue gak bermaksud nyembunyiin ini dari lo"
"Lo?" dahi Bianca mengerut, ia menyadari suatu."Jadi Anna tahu soal ini, Ra?"
Diara diam, membuat Bianca menduga-duga tentang apa yang sudah terjadi, tentang apa yang ia sudah lewatkan. Tentang banyak hal yang tidak dia ketahui soal apa yang sedang sahabatnya alami. Namun keterdiaman Diara semakin membuat dadanya terasa sesak.
"Anna tahu tapi gue enggak?! Lo anggap gue apa sih, Ra?" Bianca tidak menyangka Diara akan menyembunyikan hal sepenting ini darinya."Gue tahu gue lemot, gue tahu gue gak sepintar kalian, tapi apa perlu gue dipinggirin kayak gini?! Jadi bagian opsi terakhir lo!"
"Bi, enggak gitu—"
"YA TERUS APA, RA?!" Bianca berdiri, disertai nada bicaranya yang meninggi."Lo jadiin gue orang paling bego tahu gak?! Gue satu-satunya orang yang gak tahu apa-apa tentang sahabatnya sendiri"
Diara bangun dari duduknya dan berdiri sejajar dengan Bianca yang emosinya sedang meluap. Ini memang salahnya, dan Bianca berhak marah atas hal ini. Rasa kecewa memang sulit untuk dihindarkan.
"Gue selalu cerita apapun soal hidup gue sama lo, sama Anna. Tapi... tapi gue gak nyangka kalian bisa setega ini dari gue, nyingkirin gue dari hal sepenting ini—"
"Bi, stop!" Diara memegang kedua lengan Bianca yang sempat ditepis sahabatnya itu, lalu ia menatap Bianca secara intens."Oke, gue salah! Gue gak akan membela diri, gue egois, gue ngelakuin hal sesuka gue, tapi gue punya alasan"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN MARRIAGE
Romance[ Dunia lebih menghargai orang yang mau berusaha dengan usahanya sendiri] -Sudutmataa- *Buat dibaca GRATIS bukan dicopoy! JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA! Dijodohkan dengan orang yang asing bagi Diara Pradipta sangat tidak masuk akal bahkan mereka baru k...