IH AKHIRNYA AKU UPDATE! SENENG GAK? AKU PERSEMBAHKAN PART 65 YANG SUDAH KALIAN NANTI-NATIKAN INI :) BTW AKU BACAIN KOK SEMUA COMMENT DAN DM KALIAN DI IG :) TAPI MAAF YA BELUM BISA BALES SATU-SATU :>
AKU MAU BILANG MAKASIH BANYAK KE KALIAN SEMUA KARENA SUDAH JADI KAWAN YANG BAIK DENGAN ENERGI YANG POSITIF ♡
SO SEPERTI BIASA JANGAN LUPA VOTE, COMMENT DI SETIAP SLIDE, SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN, DAN JANGAN LUPA YANG PASTI FOLLOW AKUN WATTPAD sudutmataa DAN IG-NYA DENGAN USERNAME YANG SAMA :)
SELAMAT MEMBACA
******
Adnan tersenyum kala bangun dari tidurnya dan mendapati Diara sedang dalam posisi memeluknya sambil tertidur. See? Siapa yang tidak bisa menjaga batasan sekarang?
Dalam keadaan sedang memejamkan mata Diara terlihat begitu tenang dan damai, mungkin gadis itu sedang bermimpi indah. Beda sekali ketika nanti ia terbangun, Adnan harus mengumpulkan segenap kesabarannya dalam kadar penuh.
Mungkin di luar sana banyak perempuan yang lebih cantik dari Diara, lebih pintar, lebih mandiri, lebih segala-galanya, dan yang pasti bisa lebih percaya padanya. Namun entah mengapa Adnan hanya ingin perempuan yang sedang memeluknya ini, apapun keadaannya, apapun kondisinya, ia hanya ingin Diara. Adnan hanya ingin Diara dalam hidupnya.
Adnan menyingkirkan beberapa helai rambut Diara yang menghalanginya untuk menatap dengan baik istrinya itu, disampirkannya rambut-rambut tersebut ke belakang telinga gadis itu. Adnan menatap setiap inci wajah Diara yang tengah terlelap sambil bernafas teratur. Bibir yang indah, hidung yang mancung, bulu mata yang lentik, dan mata yang cantik. Mata itu, mata yang berhasil memikatnya.
Entah bagaimana wujud anak mereka nanti di masa depan jika dipadukan dengannya yang tampan. Adnan harap nanti anaknya tidak akan keras kepala seperti ibunya. Baru saja membayangkan itu membuat mood Adnan meningkat pagi ini.
"Je t'aime" bisik Adnan mengungkapkan perasaannya dalam bahasa Prancis sebelum beranjak dari kasur.
*****
Diara bangun dari tidurnya saat matahari sudah menyelinap masuk ke dalam kamarnya lewat jendela. Saat ia bangun gorden kamarnya sudah dalam keadaan tersingkap sehingga cahaya matahari bisa leluarsa masuk ke dalam.
Ketika bangun Diara sudah tidak mendapati Adnan di kamarnya, sedikit heran namun Diara segera menyingkirkan pikiran itu. Ia tidak boleh berharap banyak pada Adnan, tidak boleh! Laki-laki itu pasti punya rencana dibalik semua ini, ia harus sadar.
Diara keluar kamarnya menuju dapur untuk mengambil air putih, ini adalah kebiasaannya sejak kecil. Memang di pagi hari mamanya selalu mewajibkannya untuk minum air putih, terlebih lagi pagi ini tenggorokkannya terasa kering.
"Kak Adnan? Ngapain?" tanya Diara saat mendapati Adnan sedang berkutat melakukan sesuatu di kitchen set.
Adnan menolehkan wajahnya ke belakang."Sudah bangun?"
"Pertanyaan saya belum dijawab" Diara berjalan menuju teko berbahan kaca yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat Adnan berdiri.
"Saya sedang masak, Diara" Adnan berjalan menghampiri Diara setelah mencuci tangan dan mematikan kompor. Ia lantas mendekat, dan menyentuh dahi Diara."Sudah baikan?"
"Sudah" jawab Diara sedikit kikuk. Diara tidak berekspetasi bahwa hal sekecil ini bisa membuat jatungnya berdebar. Please, ini masih pagi. Diara menjauh, kamudian ia meneguk habis segelas air putih yang sudah ia tuang tadi."By the way, Kak Adnan memangnya bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN MARRIAGE
Romance[ Dunia lebih menghargai orang yang mau berusaha dengan usahanya sendiri] -Sudutmataa- *Buat dibaca GRATIS bukan dicopoy! JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA! Dijodohkan dengan orang yang asing bagi Diara Pradipta sangat tidak masuk akal bahkan mereka baru k...