HOLA HOLA SEMUA COME BACK DENGAN PART 45🎉 SENENG GAK SENENGLAH YA MASA ENGGAK? BTW, TERIMAKASIH UNTUK 10,5 K READERS!🙏
SEPERTI BIASA SUPAYA GAK SIDERS JANGAN LUPA VOTE, COMMENT BANYAK-BANYAK, DAN SHARE CERITA INI KE KELUARGA & TEMAN-TEMAN KALIAN ♡
SEJAUH INI KALIAN DI TIM SIAPA? ADNAN ATAU ADIT?
SELAMAT MEMBACA
******
Sudah dua hari sejak kejadian di basement malam itu Diara maupun Adnan seperti menjaga jarak, lebih tepatnya Diara yang selalu berusaha menghindari pertemuan dengan Adnan. Entah kenapa Diara parno sendiri terhadap Adnan, gadis itu hanya sedikit merasa aneh dengan perasaannya dua hari lalu. Tidak mungkin ia mulai jatuh cinta kepada Adnan.
Semua cara Diara coba, mulai dari berangkat ke kampus pagi-pagi sekali jika ia ada kelas pagi, makan siang atau malam lebih dulu sebelum Adnan pulang, dan tidak akan keluar kamar jika Adnan sedang berada di lantai bawah. Semua itu Diara lakukan untuk menghindari Adnan. Hanya Adnan.
Seperti pagi ini contohnya, Diara ada kelas pagi tapi ia masih mengendap di dalam kamarnya. Bukan karena ia masih tidur tapi Adnan belum berangkat bekerja, tadi ia pikir Adnan sudah berangkat pagi-pagi buta seperti biasanya. Tapi buktinya, suaminya itu masih berada di satu atap yang sama dengannya.
Tok!
Tok!
Tok!
Diara mendekat ke arah pintu kamarnya ketika pintu tersebut diketuk. Itu pasti Bi Sur! Sebelumnya ia memang sudah berpesan kepada Bi Sur untuk memberitahunya jika Adnan sudah berangkat bekerja. Namun betapa terkejutnya Diara mendapati laki-laki tampan yang sedang berdiri dengan tegap di depan kamarnya, laki-laki yang sudah dua hari ini berusaha ia hindari.
Sontak Diara langsung menutup pintu kamarnya, sayangnya pergerakkan Adnan lebih cepat dibanding Diara. Laki-laki dengan jas berwarna abu-abu dan kemeja putih itu menahan pintu kamar Diara lebih dulu.
"Kamu menghindar?" tanya Adnan yang sedang menahan pintu kamar Diara.
Diara berusaha bersikap setenang mungkin, lalu membuka pintu kamarnya lebar-lebar."Enggak. Buat apa? Saya cuma kaget"
"Kamu ada kelas pagi, kan? Sekarang kamu siap-siap, kita berangkat bareng!" Adnan mengabaikan jawaban Diara.
"Gak mau. Kenapa saya harus berangkat sama anda—maksudnya Kak Adnan?" tolak Diara sambil mengalihkan pandangnnya agar tidak menatap laki-laki yang sedang memandangnya dengan lekat. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa gugup sendiri karena ditatap seperti itu.
"Setelah Pak Dirat mengantar saya beliau gak akan balik lagi untuk menjemput kamu. Hari ini saya ada beberapa meeting di luar jadi Pak Dirat harus selalu berada di lingkungan kantor"
"Kalau gitu saya bisa naik taksi"
"Yakin? Kamu hampir telat Diara, dan kamu mau merepotkan diri kamu untuk jalan ke depan dan mencari taksi yang belum tentu dapat? Jangan suka merepotkan diri sendiri"
"Siapa yang ngerepotin diri sendiri?"
"Kamu. Pagi ini kamu ada kelasnya Bima, kan? Kalau kamu telat dia gak akan mengizinkan kamu masuk kelasnya meskipun kamu sahabat istrinya. Istrinya aja gak dikasih izin, apalagi kamu"
"Kalau gitu saya bisa minta supir Papa buat antar" Diara masih kekeh dengan pendiriannya sendiri. Ia tidak mau satu mobil dengan Adnan.
"Itu memakan waktu. Ini masih pagi, Diara, dan saya gak mau debat! Sekarang saya tidak membutuhkan keras kepala kamu. Lima menit saya tunggu kamu di depan, kalau kamu gak segera menyusul saya gak segan buat tinggal kamu" setelah itu Adnan meninggalkan Diara yang mematung di depan kamarnya, shock karena perkataan Adnan yang panjang lebar barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN MARRIAGE
Romance[ Dunia lebih menghargai orang yang mau berusaha dengan usahanya sendiri] -Sudutmataa- *Buat dibaca GRATIS bukan dicopoy! JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA! Dijodohkan dengan orang yang asing bagi Diara Pradipta sangat tidak masuk akal bahkan mereka baru k...