HAI HAI! AKU KEMBALI 🙌SENANG GAK? SENANGLAH MASA ENGGAK? SETELAH SEKIAN PURNAMA DAN REVISI DI PART INI AKU UP JUGA🙂
UNTUK KESENANGAN BERSAMA SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE, COMMENT BANYAK-BANYAK, SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN, DAN FOLLOW JUGA AKUN WATTPADKU YAA
DITUNGGU!SELAMAT MEMBACA
*****
"Ra...Ra..." gumam Anna heran sambil menggelengkan kepalanya.
Anna tidak habis pikir dengan cerita yang baru saja ia dengar dari mulut seorang Diara Pradipta, perempuan cantik dengan otak cemerlang. Bagaimana bisa Diara melakukan hal seceroboh itu? Anna bahkan tidak pernah membayangkannya sekali pun.
"Lain kali kalau mau bohong itu kordinasi dulu deh, Ra" ucap Anna frustasi. Kelakuan sahabatnya yang paling keras kepala ini memang ajaib.
"Kordinasi? Kenapa bohong harus pakai kordinasi segala?" tanya Diara tidak mengerti.
"Gue gak perlu jelasin hal itu ke lo, Ra. Gue yakin lo tahu yang namanya strategi, apalagi lo bawa orang lain dalam kebohongan lo" ucapan Anna barusan membuat Diara terdiam, ia berusaha mencerna ucapan sahabatnya itu.
Melihat tanggapan Diara barusan, Bianca yang sendari tadi hanya diam dan mendengarkan cerita Diara meringis menatap sahabatnya yang satu ini. Diara memang anak baik, bahkan kelewat baik. Selama berteman dengan Diara, Bianca maupun Anna tidak pernah sekali pun melihat Diara melakukan hal yang menyimpang.
Bahkan untuk hal yang satu ini Diara hampir tidak pernah atau bahkan memang tidak pernah melakukannya sebelum ini, lagi pula untuk apa gadis itu melakukannya? Tapi sayangnya, percobaan pertama gadis itu membuat kedua sahabatnya yang pernah melakukan hal yang sama meringis miris. Diara memang terlahir menjadi anak baik.
Bianca menangkup wajah Diara dengan kedua tangannya, lalu menatap mata sahabatnya itu dengan lekat."Lo... beneran Ara, kan? Ara sahabat gue yang pintar, cerdas, kaya, dan cantik. Lo bukan Ara gadungan atau jadi-jadian, kan?"
"Iya, gue Ara! Diara Pradipta" kesal Diara sambil menjauhkan jangkauan tangan Bianca dari wajahnya.
Bisa-bisanya Bianca menanyakan hal konyol seperti itu. Bahkan Diara geli sendiri dengan kelakukan Bianca barusan, meskipun ia sudah terbiasa. Bianca menggelengkan kepalanya sambil menatap Diara dengan dramatis.
"Do you know? Just now you left me speechless, I thought you were perfect. But... akhirnya gue bisa lihat kekurangan lo, Ra! Gue kira lo itu gak bisa bego, tapi sekalinya bego ngalahin gue. Please deh, Ra! Lo pintar iya, bego bisa, pilih salah satu aja. Jangan maruk! Dua-duanya lo embat"
"Lo berdua kenapa sih? Gue cuma cerita soal kejadian dua hari lalu, lo berdua gak perlu sedramatis ini"
Bianca mengebrak meja kantin hingga menimbulkan suara nyaring yang membuat beberapa mahasiswa lain menatap ke arah meja mereka karena merasa terganggu. Saat ini ketiganya memang tengah berada di kantin, lebih tepatnya Anna dan Bianca menghampiri Diara yang sedang melamun sendirian tadi.
"Berisik!" Peringat Diara dengan tatapan tidak suka.
"Sorry" balas Bianca sambil nyengir."But you look stupid, actually. Begonya nyata banget, Ra!" ungkap Bianca jujur.
Dahi Diara mengerut."Stupid?"
"Lo itu terlahir jadi anak baik, jadi gak usah sok-sok'an jadi bad girl or something like that. Gak cocok! Apalagi lo jadi tukang bohong, gak setuju gue!"
![](https://img.wattpad.com/cover/248241048-288-k184548.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN MARRIAGE
Romance[ Dunia lebih menghargai orang yang mau berusaha dengan usahanya sendiri] -Sudutmataa- *Buat dibaca GRATIS bukan dicopoy! JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA! Dijodohkan dengan orang yang asing bagi Diara Pradipta sangat tidak masuk akal bahkan mereka baru k...