48. RADITYA?

2.3K 112 3
                                    

SEMUANYA TERIMAKASIH BUAT 12K LEBIH READER🙏 SAYANG BANGETTT SAMA KALIAN! SO, NOW AKU COMEBACK DENGAN PART 48 YANG DARI KEMARIN BIKIN AKU GATEL BANGET MAU UP:>

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, DAN FOLLOW AKUN sudutmataa JANGAN SIDERS YA:) IG-NYA JUGA BOLEH YA DENGAN NAME YANG SAMA :)


























SELAMAT MEMBACA







******

Flat face

• Diara, tolong antarkan berkas saya yang ada di atas meja di ruang kerja ke kantor. Business file warna hijau

Itu adalah sebuah pesan kurang beretika yang Adnan kirimkan pada Diara. Jika bukan karena Bi Sur yang mengetuk pintu kamarnya pukul sepuluh pagi sambil membawa business file berwarna hijau tersebut pada Diara setelah Adnan menitipkan pesan pada wanita paruh baya itu, mungkin file tersebut tidak akan sampai ke tangan Adnan. Mungkin bisa, jika file itu bisa berjalan sendiri.

Jika bisa memilih, Diara akan lebih memilih tidur dari pada mengantarkan file milik Adnan. Diara tahu file ini pasti penting, tapi bodoamat. Namun pada akhirnya dengan kemurahan hatinya, Diara mengantarkan file tersebut agar sampai ke tangan pemiliknya. Hari ini Diara pergi menggunakan taxi, Pak Rudi sedang izin mengantarkan anaknya yang sedang sakit ke rumah sakit.

Diara sampai di depan sebuah gedung megah yang menjulang tinggi, gedung yang bertuliskan MH Company ini berjumlah tujuh puluh lima lantai. Diara tidak heran jika perusahaan milik keluarga Mahardika bisa sebesar ini, mengingat bagaimana cetak rekor Adnan di bidangnya.

Diara memasuki loby MH Company, lalu mendekat ke arah orang-orang yang ada di bagian informasi."Selamat siang"

"Selamat siang" 

"Ruangan CEO-nya ada di lantai berapa ya, Mbak?" 

"Mohon maaf sebelumnya, apa sudah membuat janji?" tanya balik petugas informasi dengan sopan.

Diara mengangguk."Sudah" 

"Ruangan Pak Adnan ada di lantai tujuh puluh tiga" beritahu petugas informasi sambil tersenyum. Diara pun membalas senyum ramah petugas tersebut.

"Terimakasih"

"Sama-sama"

Setelah itu Diara berjalan menuju lift, dan menunggu pintu lift terbuka setelah menekan tombol, sambil menunggu Diara memperhatikan sekeliling. Fasilitas di MH Company begitu elit, dan mengagumkan, tidak kalah dengan Pra Grop. Pantas saja banyak yang ingin bekerja di perusahaan ini.

Diara akui selain atasan perusahaan ini yang berkompeten, fasilitas yang diberikan pun tidak main-main. Adnan seperti memberi ruang terbuka untuk seluruh pekerjanya. Luar biasa.

Pintu lift terbuka, Diara segera masuk ke dalam dan tidak menekan tombol lagi karena sepertinya tujuannya dengan orang-orang yang ada di dalam lift ini sama, lantai tujuh puluh tiga. Saat Diara masuk lift sudah terisi oleh tiga orang pegawai, dua laki-laki dan satu perempuan.

"Denger-denger Pak Adnan baru aja dapat saham di Pra Grop. Bener, Lang?" tanya perempuan tersebut. Lalu dibalas anggukan sebagai jawaban.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang