59. WEJANGAN ANNA

2.5K 120 6
                                    

HAPPY 30K+ READERS🎉🤗 HAH... GAK NYANGKA SEKALI BISA MENYENTUH ANGKA INI, TERIMAKASIH BANYAK KAWANS!🙏 TERIMAKASIH JUGA UNTUK SEMUA DUKUNGAN YANG KALIAN KASIH KE SUDUTMATAA DAN JUGA PRADIPTA-MAHARDIKA FAM♡

SEMOGA CERITA INI BISA SELALU MENGHIBUR KALIAN DAN JADI LEBIH BAIK. HARAPAN AKU, BISA DIAMBIL BAIKNYA♡ DAN BISA SALING SUPPORT SATU SAMA LAIN :)

TAPI SEPERTI BIASA SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE, RAMAIKAN KOLOM COMMENT, SHARE KE SELURUH GRUP CHAT KALIAN, DAN JANGAN LUPA FOLLOW AKUN sudutmataa JUGA INSTAGRAMNYA DENGAN USERNAME YANG SAMA YAA





































SELAMAT MEMBACA











"Lo harus berani melepaskan dan kehilangan"

-Anna-

******

Gilang (MH Company)

Send a picture
Mas Gilang, bisa minta tolong cek keaslian data ini?

Mengirim pesan pada Gilang adalah hal pertama yang Diara lakukan setibanya ia di dalam kamarnya setelah berhasil melarikan diri dari Adnan. Jika tadi rencananya berhasil, Diara mungkin tidak perlu meminta bantuan Gilang. Namun realita tidak bisa selalu berjalan sesuai ekspetasi, dan Diara paham betul akan hal itu.

Diara membaringkan dirinya di atas kasur dengan jantung yang masih berdetak hebat, saking hebatnya bisa saja meledak di tempat jika saja tadi Diara masih berdiam diri di ruang kerja Adnan. Untung saja Diara masih waras. Adnan memang gila, ia selalu saja punya cara membuat Diara tidak berkutik. Entah hal aneh apalagi yang akan Adnan lakukan pada Diara jika tadi gadis itu tidak segera pergi.

"Gila, Diara! Barusan lo ngapain, Diara?!! So stupid!" monolog Diara pada dirinya sendiri sambil mengibas-ngibaskan kakinya di atas kasur dengan wajah yang ditimbung di dalam bantal."Otak sama tubuh kenapa bisa gak konek gini sih? Fokus Diara fokus! Lo gak boleh kalah dari laki-laki paling nyebelin di dunia!"

Cukup lama Diara merutuki kelakuannya sendiri, benar-benar memalukan! Kenapa tadi ia mau saja dicium Adnan? Sekarang pasti ia terlihat begitu mudah di depan Adnan. Hah, sekarang pikiran Diara benar-benar kacau. Diara lantas mengangkat wajah serta layar handphone miliknya, dan membenarkan posisi untuk duduk. Butuh waktu beberapa saat hingga muncul wajah Anna di depan layar.

"Hai, Na! Lagi apa? Sibuk gak?" tanya Diara sambil bersandar di headboard kasur saat panggilan telpon terhubung. Ia butuh pengalihan dan pelampiasan.

Terlihat di seberang sana Anna yang sedang memasukan sepotong buah ke dalam mulutnya menggunakan garpu."Lagi nyemil buah. Kenapa?"

Diara memainkan kuku jari-jarinya."Gak apa-apa, gue cuma pengen ngobrol aja"

"Oh..." Anna mengangguk pelan."Muka lo kenapa?"

"Kenapa apanya?" Diara nampak kebingungan sendiri.

"Merah, Ra. Lo sakit?"

"Enggak!" Diara menggeleng cepat sambil menyembunyikan wajahnya dibalik bantal.

Anna menatap Diara curiga."Jadi kalau bukan sakit apa?"

"Y-ya... i-itu..." Diara bingung sendiri harus menjawab apa, sedangkan Anna yang ada di seberang sana sudah setiap menunggu jawaban darinya."Na... lo gak asik tahu gak?!"

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang