53. FIGHT

2.9K 135 3
                                    

YUHUUU COME BACK WITH PART 53!😋🎉 SEBENARNYA UDAH DARI KEMARIN MAU UPDATE KARENA MY IBU ULTAH TAPI PAS LIAT BARU 4 HARI KAYAKNYA KECEPETAN, BUT NOW AKU UPDATE DAN MASIH KECEPATAN TAPI GAK APA-APALAH YA:)

TADI BUKA PUASA PAKAI APA? GIMANA PUASANYA KAWANS LANCAR GAK? SEMOGA DIMUDAHKAN SAMPAI AKHIR YA

BTW SEBELUM BACA SEPERTI BIASA JANGAN LUPA VOTE! COMMENT BANYAK-BANYAK, RAMEIN YAAA DAN SHARE KE SATU PROVINSI KALIAN! FOLLOW AKUN sudutmataa BUAT YANG BELUM! IG-NYA JUGA YA DENGAN USERNAME YANG SAMA :)































SELAMAT MEMBACA







*****

Nyatanya Diara yang dikenal sebagai gadis yang suka sekali mendebat sekarang malah kehilangan keberaniannya. Entah menguap di udara, tenggelam dalam lautan, atau lenyap ditelan bumi keberaniannya, yang jelas sekarang Diara belum berani bertemu dengan Adit dan menghampiri laki-laki itu sambil menatap wajahnya. Tidak! Diara belum mampu, memandang Adit dari jauh saja ia masih merasa cemas.

Sekarang justru Diara terlihat seperti seorang pengecut, bersembunyi di mini bar yang terletak di dalam rumahnya saat acara pesta hampir saja selesai. Hanya hal ini yang terpikir di dalam otak Diara sekarang, karena sejak tadi ia sudah sibuk bersembunyi menjauh dari Adit.

Tapi setelah hampir setengah jam duduk di sini, sekarang Diara menyadari bahwa mini bar di rumahnya bukanlah tempat yang pas untuk bersembunyi sejak ia melihat Adit yang mengenakan jas hitam miliknya sedang berjalan menghampiri Diara sambil membawa sebuket bunga mawar digenggamannya.

Entah siapa yang memberi tahu Adit tentang keberadaannya yang jelas Diara merasa cukup canggung saat Adit sudah berdiri tepat di hadapannya. Ia bahkan sampai melupakan niatnya untuk menghabiskan sirup melon yang ada di atas meja bar.

"Hai!" Adit mengangkat tangannya, tanda menyapa."Apa kabar?"

Diara berdiri dengan perasaan canggung yang menyelimutinya, senyumnya pun terasa kaku."Good! Kamu... juga apa kabar, Dit?"

"Merasa lebih baik" Adit menampilkan senyum ramahnya seperti biasa, seolah-olah tidak pernah ada pertengkaran hebat diantara mereka. Cukup menyakitkan di mata Diara. Lalu Adit menyerahkan sebuket bunga yang sejak tadi ia genggam pada Diara."Selamat atas ke lulusan kamu, Ra. Aku udah duga kamu pasti jadi lulusan terbaik"

Dengan gerakan yang begitu kaku Diara menerima bunga pemberian Adit sambil tersenyum."Thanks"

Keheningan sempat melanda keduanya, karena hanya mereka berdua yang ada di sini. Sedangkan yang lain sedang berkumpul di ruang tengah sambil menyantap makanan.

"Kamu..."

"Kamu..."

"Lady first"

Diara menggeleng."Kamu dulu aja, gak apa-apa"

Adit mengangguk dengan kedua tangan yang saling bertaut di belakang badannya."Ada yang mau aku obrolin sama kamu, boleh?"

"Boleh" Diara mengangguk cepat dengan perasaan yang sedikit cemas."Gimana kalau ngomongnya di dekat kolam renang aja? Di sana ada gazebonya, enak buat ngobrol"

"Boleh"

*****

Meski ada gazebo yang nyaman di dekat mereka untuk menjadi tempat duduk, nyatanya Diara maupun Adit lebih memilih berdiri di pinggir kolam renang. Sudah hampir lima menit mereka berdiri di sana, tapi Adit baru sekarang membuka mulutnya.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang