51. ATTENTION

2.4K 116 2
                                    

AKU SUKA LIHAT NOTIF KALIAN ♡ SO BUAT YANG BELUM FOLLOW sudutmataa BURUAN FOLLOW YAAA! VOTE, KOMEN JUGA, SHARE KE GRUP KELUARGA DAN TEMAN-TEMAN KALIAN.

AKU TUNGGUIN NOTIF KALIAN! BTW, READING LIST KALIAN NAMANYA LUCU-LUCU🤗 I LOVE IT KAWANS:)






































SELAMAT MEMBACA









*****

Malam ini Dianto mengadakan bakar-bakar BBQ di halaman rumahnya, ia pun turut mengundang anak dan menantunya beserta besannya. Tak lupa juga Kinan,Nada, Doni, dan Raian yang turut hadir memenuhi halaman rumahnya yang luas. Hal ini dilakukan Dianto untuk merayakan kembali berdirinya Pra Grop, perusahaannya dengan tegak.

Suasana terlihat ramai karena ada Raian di tengah-tengah mereka. Meski hanya sendiri keberadaan Raian membuat keadaan sedikit lebih ramai karena bocah berusia lima tahun itu sedang asik sendiri dengan dunianya.

Jika yang laki-laki sedang sibuk membakar daging, lain lagi dengan para perempuan yang sibuk menyiapkan bumbu dan membumbui daging yang nantinya akan dibakar. Suasana terdengar ramai karena mereka asik mengobrol satu sama lain.

"Papa, ayo kita nyalain petasannya!" ajak Raian yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Doni sambil menarik kaus yang sedang digunakannya. Sebelum datang kemari Doni memang sempat membeli beberapa petasan dan kembang api, katanya agar suasana menjadi lebih seru.

Doni mensejajarkan tingginya dengan Raian, lalu mengusap kepala anaknya itu."Boleh. Kita nyalain sekarang?"

"Iya!" Raian mengangguk dengan antusias.

Doni mengajak Raian untuk sedikit menjauh dari tempat pembakaran, ia menyalakan petasan tersebut dan mengangkatnya ke udara. Lalu petasan itu meledak di langit, menampilkan berbagai macam warna api yang indah. Raian yang berdiri di samping Doni menatap dengan takjub dengan apa yang Papanya itu lakukan.

Ini pertama kalinya Raian berada di jarak yang sangat dekat dengan sumber petasan tersebut, biasanya ia selalu melihatnya dari jauh. Karena kata Doni permainan ini terlalu berbahaya, jika tidak ada Doni mungkin hal ini tidak bisa Raian rasakan. Tapi kali ini Doni memberikan Raian kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru, tentu masih dalam pengawasannya.

"Kalau gak ada Papa, Rai gak boleh main ini, ya!"

"Kenapa?" Raian menatap papanya dengan bingung.

"Bahaya! Harus ada orang dewasa yang nemenin"

"Oke!" Raian mengangguk patuh."Raian boleh pegang gak, Pa?"

"Boleh. Tapi nanti yang kecil aja, ya?" Raian lagi-lagi mengangguk patuh.

*****

Diara menatap takjub petasan yang Doni udarakan di langit. Akhir-akhir ini Diara memang jarang sekali melihat petasan yang mengudara di langit malam, kecuali jika malam tahun baru. Diara tidak cukup berani menyalakannya sendiri. Petasan yang Doni beli menghasilkan warna dan bentuk-bentuk yang cantik, Diara menyukainya.

"Petasannya cantik" ucap Adnan yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Diara, dan meninggalkan tempat pembakaran.

Diara mengangguk setuju sekaligus excited."Iya, cantik banget!"

"Benar. Cantik banget" Adnan melirik ke arah Diara.

Kedua sama-sama memperhatikan Doni dan Raian yang sedang asik main petasan juga kembang api. Senyum Diara yang semakin mengembang setiap detiknya membuat Adnan bersyukur, setidaknya keadaan Diara sekarang lebih baik dari minggu lalu.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang