SELAMAT LEBARAN SEMUA! MOHON MAAF LAHIR & BATIN!
JANGAN LUPA VOTE, SHARE DAN SPAM COMMENT YA! FOLLOW JUGA ujungmataSELAMAT MEMBACA
"Gak semua tempat mewah menyenangkan"
-Bi Sur-
******
"Ini rumah anda?" tanya Diara ketika untuk pertama kalinya ia menginjakan kaki di rumah mewah bercat putih yang terlalu megah untuk dihuni sendirian.
"Rumah kita" Adnan mengoreksi ucapan Diara barusan. Hingga membuat ia mendapat tatapan sinis dari Diara.
"Sekarang rumah kamu juga"
"Terserah" balas Diara tidak mau ambil pusing.
Besar! Itu pendapat Diara saat pertama kali melihat rumah yang nantinya akan menjadi tempat tinggalnya. Bahkan, rumah Adnan dua kali lebih besar dari rumah keluarganya yang sengaja didesign minimalis karena Diara bukan tipe orang yang suka hal berlebihan.
Atas izin Papanya Diara sendiri yang merancang rumah keluarganya dengan bantuan arsitek karena Diara tidak terlalu suka rumah yang besar tapi terlampau sepi. Apalagi, rumah keluarganya hanya ditinggali oleh empat orang, dirinya, orang tuanya, dan Bi Inah.
Tapi, kini dunia seolah terbalik. Apapun yang berusaha Diara hindari malah datang menghampirinya. Seperti saat ini, Adnan dan rumah megahnya. Koreksi! Terlampau megah dan luas.
Diara tidak tahu motivasi dari mana Adnan membangun rumah sebesar ini dengan status sebelumnya yang masih single. Rumah sebesar ini harusnya ditinggali oleh keluarga beranak minimal dua atau bahkan lebih.
Tinggal di rumah sebesar ini akan membuat Diara merasa seperti seorang putri yang terpenjara di dalam kastil. Hanya saja perbedaannya Diara masih bisa keluar.
Sebelumnya Diara sudah diberi tahu oleh Mira bahwa Adnan memang tinggal di rumah yang berbeda dengan keluarganya. Jadi, Diara tidak kaget. Namun, sekarang ukuran dan bentuk rumah Adnan yang membuatnya kaget.
Laki-laki itu memang selalu penuh kejutan dan untungnya Diara tidak punya riwayat penyakit jantung. Bisa mati duluan Diara sebelum ia lulus kuliah karena ulah laki-laki menyebalkan ini.
"Anda sudah lama tinggal di sini?" tanya Diara penasaran.
"Sudah" jawab Adnan seadanya. Begitulah dia.
"Sendiri?"
"Menurutmu?"
"Bentah tinggal di sini?"
"Kelihatannya?"
"Ya... gitu"
"Boleh saya buat permintaan?" tanya Adnan tiba-tiba dengan suara beratnya.
Diara menatap Adnan dengan bingung."Terserah. Permintaan hak segala umat"
"Bisa gak kamu panggil saya dengan nama saya bukan dengan sebutan 'anda'? Orang tua saya kasih nama sebagus itu bukan untuk diganti menjadi sebutan 'anda' atau kamu bisa tambahin gelar yang lain sebelum sebut nama saya biar lebih sopan"
"Gelar apa? S.H? atau S.P.d?" tanya Diara dengan nada malasnya.
"Terserah kamu yang penting tidak menghilangkan kesopanan kamu sama saya. Ingat! saya lima tahun di atas kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN MARRIAGE
Romance[ Dunia lebih menghargai orang yang mau berusaha dengan usahanya sendiri] -Sudutmataa- *Buat dibaca GRATIS bukan dicopoy! JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA! Dijodohkan dengan orang yang asing bagi Diara Pradipta sangat tidak masuk akal bahkan mereka baru k...