38. MULAI DEKAT

3.6K 137 16
                                    

PART 38 SUDAH BISA DIBACA :)
HOPE YOU ENJOY IT GUYS!

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT BANYAK-BANYAK, SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN, DAN FOLLOW BUAT YANG BELUM :>

FOLLOW JUGA IG -sudutmataa- Ya♡ Enjoy!
































SELAMAT MEMBACA









"Hal apa saja yang terdengar menyenangkan, jika dilakukan akan membuat bahagia."
-Diara Pradipta-

*****

"Kita mau kemana?" pertanyaan ini sudah tujuh kali Diara ajukan pada Adnan sejak ia mengikuti laki-laki itu untuk mengambil kunci mobil di kamarnya. Namun sebanyak itu juga Adnan enggan menjawab pertanyaannya.

Diara hanya bisa menatap sebal ke arah Adnan yang sedang duduk di kursi kemudi sambil memasang seat bealnya. Laki-laki ini masih saja menyebalkan, bahkan dalam keadaan seperti sekarang.

"Pasang seat bealmu, Diara" pinta Adnan yang baru saja menyalakan mesin mobil.

"Saya gak akan pasang sebelum anda menjawab pertanyaan saya"

"Kalau kamu gak mau kamu bisa turun. Mobil saya jadi berisik gara-gara kamu" balas Adnan yang membuat Diara tidak habis pikir.

Diara yang masih enggan melaksanakan perintah Adnan membuang wajahnya ke arah jendela, malas kalau harus menatap wajah Adnan lama-lama. Sedangkan Adnan hanya bisa sabar menghadapi Diara yang keras kepala.

Kelakuan Diara saat ini mau tidak mau mengharuskan Adnan untuk membuka kembali seat beal yang sudah terpasang rapih di tubuhnya.

Laki-laki itu mendekatkan tubuhnya pada Diara, Diara yang sedang menatap keluar reflek menoleh hingga membuat matanya bertemu dengan mata Adnan dari jarak sangat dekat. Bahkan keduanya bisa merasakan deru nafas satu sama lain.

Jarak Diara dan Adnan yang sangat dekat ini bahkan hampir membuat hidung mereka saling bersentuhan. Tatapan mata Adnan yang begitu tajam membuat Diara gelisah, tidak tahu kenapa ia jadi salah tingkah. Diara lalu memilih menutup matanya dari pada harus terhipnotis oleh tatapan milik Adnan.

Adnan mengerutkan dahinya saat Diara menutup matanya, ia bingung. Tapi tidak lama Adnan tersenyum jahil, ia tahu ke mana arah pemikiran Diara. Adnan segera memasangkan seat beal di tubuh Diara, dan terus menatap wajah gadis itu dari jarak yang tidak kurang sesenti pun.

"Kamu mikir apa, Diara?" pertanyaan Adnan langsung membuat Diara membuka matanya.

"Hm? Sa-saya kelilipan" jawab Diara terkesan gugup.

Adnan kembali mengerutkan dahinya, lalu mengangguk paham sambil kembali menormalkan duduknya di kursi kemudi.

"Saya beneran kelilipan" tegas Diara kembali. Ia tidak ingin Adnan salah paham terhadapnya.

"Saya percaya, Diara" balas Adnan yang mulai menjalankan mobil miliknya keluar area rumah."Tapi kamu ingatkan saya pernah bilang, kalau kamu itu gak pandai bohong"

*****

Diara memilih untuk tenggelam dalam pikirannya sendiri sejak Adnan mengajaknya pergi tanpa memberi tahu tujuan yang jelas. Diara bahkan sudah setengah jam duduk di kursi penumpang sambil kembali memikirkan kejadian siang tadi. Kejadian di mana Adit hendak mengatakan sesuatu padanya, namun hanya sampai di ujung lidah.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang