40. GARA-GARA LAPTOP!

2.8K 118 10
                                    

GENAP SETAHUN SUDAH LIM!🎉🍻
SELAMAT BUAT KITA SEMUA! MAKASIH JUGA BUAT KAWANS SEMUA YANG SELALU SETIA BACA DAN NUNGGU UPDATEAN LIM ♡

TERIMAKASIH JUGA SUDAH MENEMANI AKU DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN RUMAH TANGGA YANG PENUH HURU-HARA INI :)

ARIGATHO!

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, DAN SHARE KE SEMUA ORANG YANG KAMU KENAL! FOLLOW JUGA AKUN INI BUAT YANG BELUM :) FOR SIDERS YOK TUNJUKAN DIRIMU YOK:)


























SELAMAT MEMBACA









*****

"Rusak?" tanya Adnan yang tiba-tiba saja muncul tepat di samping Diara hingga membuat gadis itu terkejut.

"ASTAGA! Bisa gak ngagetin gak sih?! Sejak kapan di situ?" kesal Diara karena kemunculan Adnan yang tiba-tiba, hampir saja jantungnya copot.

Apa Adnan memiliki rencana untuk membuatnya mati muda? Laki-laki itu memang tidak pernah bisa lepas dari gelar "menyebalkan".

Setelah kepulangannya sore tadi, Diara langsung kembali berkutat dengan benda persegi panjang yang berisi segudang materi mata kuliah di kampusnya itu. Diara sengaja tidak berlama-lama di cafe tadi. Setelah urusannya selesai dengan Asri, ia langsung memutuskan untuk pulang. Diara tidak ingin Adnan curiga padanya.

Saking sibuk dengan laptopnya, Diara bahkan sampai tidak mendengar langkah kaki Adnan yang sedang berjalan masuk karena ia sendiri sibuk mengotak-atik laptopnya yang mendadak mati. Laptopnya memang lebih penting dari pada kepulangan suami satu-satunya itu.

"Saya gak butuh pertanyaan lagi dari kamu" balas Adnan dengan wajah datarnya. Laki-laki itu terlihat lelah karena sehabis pulang kerja.

"Saya gak tahu, laptopnya tiba-tiba aja mati ketika saya sedang membuat makalah untuk mata kuliah besok pagi" jawab Diara ketus. Ia masih kesal dengan tingkah Adnan tadi.

"Coba saya lihat" ucap Adnan sebelum berpindah posisi berdiri di belakang kursi meja makan yang sedang Diara duduki saat ini.

Adnan yang sedang berdiri di belakang Diara sedikit merendahkan tinggi dan mencondongkan dirinya ke depan untuk melihat kondisi laptop milik istrinya itu. Hingga posisi keduanya terlihat seperti Adnan yang sedang memeluk Diara dari belakang.

Beberapa kali Adnan memencet tombol power di laptop milik Diara, namun tidak membuahkan hasil. Adnan juga beberapa kali memencet tombol yang lainnya.

"Percuma pencet tombol power. Saya udah coba dari tadi tapi tetap gak bisa" ucap Diara sambil menatap Adnan dari samping.

"Sepertinya laptop kamu mesinnya mati total" Adnan menyimpulkan sambil menolehkan wajahnya ke arah Diara hingga pandangan keduanya bertemu. 

Diara maupun Adnan bahkan bisa merasakan deru nafas satu sama lain. Pandangan keduanya bahkan terkunci untuk beberapa detik. Mungkin jika Diara tidak sengaja batuk, akan terjadi hal lain dari sekedar adu tatap mata.

"Laptop kamu itu keluaran lama, mungkin sekitar lima tahun lalu. Sebelumnya pernah begini?" tanya Adnan yang sudah berdiri dengan tegap sambil mengalihkan kecangguan diantara keduanya akibat kejadian barusan.

"Saya udah pernah servis tujuh kali" jawab Diara sambil menatap ke arah depan.

"Sebanyak itu?" Adnan terheran."Saya rasa untuk satu laptop baru Papa kamu masih sanggup membelinya. Bahkan lebih dari itu dengan merek ternama"

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang