16. PERGI

5K 180 8
                                    

HAI HAI SEMUA! PART 16 SUDAH UP! JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM COMMENT YA :) [ JANGAN SIDERS GENGS!]

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA HARI KE-2 BAGI TEMAN-TEMAN MUSLIM YANG MENJALANKAN :) SEMANGAT!



































SELAMAT MEMBACA






*****

"Papa sama Mama yakin mau langsung berangkat? Gak sarapan dulu?" tanya Diara kepada orang tuanya yang sedang bersiap mengemasi barang-barang.

"Papa sama Mama sarapan di pesawat aja nanti" jawab Dianto yang sedang membenarkan kemejanya.

Sekarang Diara sedang berada di kamar kedua orang tuanya. Pagi-pagi sekali Diara sudah stand by di depan kamar Dianto dan Sarah.

Bahkan Dianto sampai keheranan melihat hal itu. Diara dari pagi tadi sudah menyiapkan diri untuk mengantar kedua orang tuanya ke bandara, padahal ia baru tidur beberapa jam.

Sarah sedang sibuk mengecek barang-barang bawaannya dan sang suami. Dianto memang sudah merencanakan keberangkatannya dari jauh-jauh hari, ia dan Sarah akan pergi ke Paris setelah pernikahan Diara selesai.

Sebenarya cukup berat bagi Dianto meninggalkan Diara di Indonesia. Namun, ia tidak memiliki pilihan lain dan tidak bisa menunda keberangkatannya ke Paris lebih lama lagi, karena banyak hal mendesak yang sudah menunggunya di sana.

Terlebih Dianto belum tahu pasti kapan ia akan kembali ke Indonesia. Orang tua dengan satu anak itu belum memiliki prediksi sama sekali.

Diara tersenyum kecut, ia sedikit kecewa karena tidak bisa sarapan pagi bersama kedua orang tuanya.

"Muka kamu jangan kecut gitu, Papa jadi gak tega"

"Bagus dong! Biar Papa tetap stay di sini" goda Diara semangat.

"Kita udah bahas ini kan, Ra. Kalau gitu mending kamu gak usah antarin ke bandara" Dianto menanggapi ucapan anaknya dengan  serius.

Diara mendelik."GAK BISA GITU DONG!!!"

"Makanya senyum dong! Biar Mama sama Papa juga gak berat ninggalin kamu" ucap Sarah penuh perhatian sambil mengelus sayang kepala Diara.

"Gimana mau senyum orang mau ditinggal" keluh Diara manja dengan wajah sedih.

"Besok aja deh, Pa berangkatnya. Kita jalan-jalan dulu di Bali" Diara mencoba menawar lagi.

Tidak tahu kenapa? Semakin dekat keberangkatan Dianto dan Sarah, semakin sulit pula Diara melepas kepergian kedua orang tuanya.

Dianto menghampiri Diara yang tengah duduk di kasur bersama Sarah, lalu memeluk anak gadisnya yang cantik itu.

"Kok jadi manja gini?"

Diara membalas pelukan hangat sang Papa dengan sayang, padahal sang Papa belum pergi tapi dirinya sudah kangen. Aneh, memang.

Diara mendongakan wajahnya menatap Dianto."Gak tahu"

"Papa janji kalau semua urusan sudah selesai akan langsung pulang!" janji Dianto pada Diara.

"Bener ya?!"

"Iya, anaknya Papa. Janji!"

"Oke udah janji!" tekan Diara pasti.

Sedangkan Sarah yang sedang melihat kedekatan antara Papa dan anaknya yang sedang bermanja itu hanya menggeleng pelan. Sedewasa apa pun Diara di matanya dan Dianto, Diara tetap menjadi putri kecilnya.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang