YUHUUU AKU BALIK LAGI DENGAN PART 54!🎉😋 SENANGKAN? AKHIRNYA YANG DITUNGGU-TUNGGU MUNCUL JUGA! KAWANS KITA SUDAH MASUK KONFLIK BARU LAGEH NEH PENASARAN GAK?
TAPI SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE, SPAM COMMENT, SHARE KE SATU PROVINSI KALIAN, DAN FOLLOW AKUN WATTPAD -sudutmataa- BUAT YANG BELUM! IG-NYA JUGA YA DENGAN USERNAME YANG SAMA
AKU TUNGGU NOTIF KALIAN! CEPETANNN♡! LVSELAMAT MEMBACA
******
Dengan keadaan yang cukup kacau Adnan membawa Diara menuju kamarnya. Emosi masih menguasai diri Adnan, biasanya ia tidak begini, Adnan bukan tipe orang yang mudah marah. Tapi apa yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri tadi langsung membuat emosinya memuncak. Adnan tidak menyangka Diara membiarkan laki-laki lain melakukan hal keji seperti itu padanya.
"Kak Adnan lepasin!" pinta Diara saat Adnan mulai membawanya menaiki tangga. Tidak kasar, tapi cukup membuatnya merasa tidak nyaman. Diara sejak tadi terus berusaha melepas cekalan tangan Adnan darinya.
Adnan sadar siapa yang sekarang sedang ia genggam, Diara, istrinya. Ia tidak akan sekasar itu pada pendamping hidupnya. Adnan lantas mewujudkan keinginan Diara saat keduanya sudah berada di tengah-tengah tangga. Ia tidak ingin membuat Diara merasa terusik di dekatnya.
Keadaan Adnan sekarang begitu kacau, kemejanya kotor, keringat memenuhi dahinya, rambutnya berantakan, wajahnya sedikit lebam di bagian sudut mata, membuat Diara meringis melihatnya. Ia jadi sedikit iba saat ingin marah pada Adnan.
"Kak Adnan udah gila ya?" tanya Diara tidak habis pikir.
"Saya yang gila atau kelakuan kamu yang gila?" Adnan balik bertanya dengan begitu tenang namun sarkastik. Seolah kejadian tadi tidak berarti apa-apa untuknya. Ia sedang berusaha mengontrol emosinya, Adnan tidak mau meluapkan emosinya untuk orang lain pada Diara.
"Kak Adnan mikir gak sih apa yang Kak Adnan lakukan barusan?" Diara menatap Adnan yang masih memiliki guratan emosi yang terlihat begitu jelas di wajahnya.
"Kamu juga mikir gak apa yang kamu lakukan beberapa saat lalu sebelum saya menghajar laki-laki brengsek itu?"
"Kak Adnan ngomong apa sih?" Diara menatap Adnan penuh tanda tanya."Saya gak butuh pertanyaan yang dibalas dengan pertanyaan! Kalau Adit sampai kenapa-kenapa gimana?"
"Kamu khawatir sama dia?"
"Apa masih perlu ditanya? Setelah apa yang Kak Adnan perbuat ke Adit, Kak Adnan masih bertanya?"
"Kekhawatiran kamu itu gak beralasan"
"Tentu saya punya alasan"
"Apa? Seberapa penting alasan itu sampai kamu begitu khawatir sama laki-laki brengsek itu?"
"I love him! Saya mencintai Adit" Diara menjawab dengan spontan, hal itu sontak membuat keduanya terdiam sesaat. Diara juga tidak menyangka akan mengucapkan hal itu pada Adnan."Dan bukan cuma itu, kalau keluarganya Adit atau bahkan Adit sendiri gak terima, Kak Adnan bisa dituntut. Kak Adnan harusnya sadar!"
Mendengar ucapan Diara barusan Adnan rasanya ingin kembali menghajar Adit hingga habis. Namun hal itu tidak ia lakukan, Adnan berusaha sebisa mungkin mengontrol emosinya agar keadaan tidak semakin keruh. Sedangkan Diara sebenarnya dalam hati juga mengkhwatirkan Adnan, tapi tidak ia tunjukan. Mengingat bagaimana Adnan adalah musuh nyatanya.
"Saya sangat sadar ketika menghajar laki-laki brengsek itu" Adnan langsung membalas ucapan Diara tanpa memberinya jeda barang sedetik."Siapa pun yang berharap laki-laki brengsek itu untuk tetap hidup harusnya bersyukur karena dia masih bisa berdiri. Ngerti kamu?" peringat Adnan sebelum melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda ke kamar Diara dan meninggalkan sang pemilik kamar sendirian di tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN MARRIAGE
Romance[ Dunia lebih menghargai orang yang mau berusaha dengan usahanya sendiri] -Sudutmataa- *Buat dibaca GRATIS bukan dicopoy! JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA! Dijodohkan dengan orang yang asing bagi Diara Pradipta sangat tidak masuk akal bahkan mereka baru k...