66. SUNSET

2.6K 149 29
                                    

HALOO KAWANS SELAMAT HARI MINGGU! HAPPY 80K+ KAWANS AND HAPPY HOLIDAY! GIMANA MALAM MINGGUNYA SEMALEM?

NEMENIN LIBURAN KALIAN AKU UPDATE PART 66 :) TAPI SEPERTI BIASA JANGAN LUPA VOTENYA KAKAK, COMMENT, SHARE KE WARGA SEKITAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPAD sudutmataa DAN IG DENGAN USERNAME YANG SAMA

AKU TUNGGU NOTIF KALIAN :) ENJOY!































SELAMAT MEMBACA



*****

"Bagaimana? Suka sama sunsetnya?" itu hal pertama yang Adnan tanyakan pada Diara setelah empat puluh menit keduanya menghabiskan waktu hanya untuk menunggu matahari tenggelam di depan sana.

Langit biru mulai berubah warna menjadi jingga, dan sebentar lagi pasti akan menghitam karena sang fajar akan ditelan awan. Hanya tinggal menunggu waktu hingga matahari tak nampak lagi oleh pandangan mata. Semakin gelap angin pantai semakin terasa kencang, melintas begitu kuat dan bebas, semakin menambahkan kesan indah akibat rasa sejuk yang menerpa.

Diara yang sejak tadi begitu menikmati pemandangan di depan sana hanya mengangguk sambil tersenyum."Suka, suka banget!"

Tanpa terasa jagung bakar dan makanan ringan yang dibawanya sebagai pendamping pun sudah hampir habis karena begitu menikmati indahnya pertunjukan tuhan di depan sana. Duduk di atas pasir beralaskan tikar begitu nyaman dan cocok dengan suasana sore ini.

Diara memang penggemar sunset sejak kecil. Papa dan mamanya sangat tahu kecintaan gadis itu pada matahari terbenam, begitu juga dengan kedua sahabatnya. Selain empat orang itu, tidak ada yang tahu bahwa Diara begitu mengagumi sang mentari, termasuk Adit.

"Saya gak nyangka Kak Adnan bakalan ngajak saya ke sini sambil makan jagung bakar dan camilan" Diara menyampirkan rambutnya yang tertiup angin ke belakang telinga.

Adnan yang sedang menatap ke arah pantai pun mengalihkan pandangannya pada Diara."Kenapa enggak?"

"Karena terlihat mustahil aja kalau hal sederhana kayak gini dilakuin sama orang berkharisma seperti Kak Adnan"

"Jadi saya berkharisma?" goda Adnan membuat Diara tersadar akan ucapannya yang menjerumus pada memuji suaminya itu.

"Kadang" dalih Diara pura-pura tidak peduli.

Siang tadi Adnan mengubah rencananya satu jam lebih cepat. Awalnya Diara tidak tahu akan dibawa kemana oleh Adnan, karena saat ditanya laki-laki itu hanya menjawab "sudah kamu ikut aja nanti juga tahu" begitu katanya. Dan ternyata Adnan membawanya ke sini, Bali.

Entah makhluk apa yang merasuki Adnan hingga tiba-tiba laki-laki itu membawa Diara ke pulau dewata tanpa meminta gadis itu untuk berkemas, setidaknya mereka harus membawa beberapa pakaian. Tapi nyatanya sepasang suami istri itu datang ke Bali hanya membawa handphone, dompet, tas yang dikenakan Diara, dan baju yang mereka bawa saat ini.

Entahlah, model liburan macam apa ini? Diara sendiri bingung dengan pola pikir suaminya. Namun saat diajak ke pantai untuk menikmati sunset, Diara jadi tahu apa tujuan laki-laki itu sebenarnya membawanya kemari.

"Pasti Kak Adnan secinta itu sama sunset ya? Sampai-sampai ngajak saya ke Bali cuma buat lihat sunset"

"Gak juga. Tapi yang jelas, rasa cinta saya ke sunset gak akan melebihi rasa cinta saya ke kamu"

Diara rasanya ingin berteriak seketika, rasanya darahnya mengalir begitu cepat, mendesir begitu kuat. Padahal Adnan hanya mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya dengan nada datar, tapi efeknya pada Diara tidak sedatar nada bicaranya. Bisa-bisa Diara jadi gila sendiri, ia bahkan sampai menahan senyumnya kuat-kuat , enggan terlihat salah tingkah di depan Adnan. Nanti laki-laki itu bisa besar kepala.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang