27. KEBAIKAN ADIT

2.5K 117 7
                                    

VOTEMU SEMANGATKU! MAKANYA JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN COMMENT YAA!

AKU TUNGGUIN BURUAN!!!





























SELAMAT MEMBACA






*****

"Gimana? Senang gak?" tanya Adit ketika melihat Diara terus merekahkan senyumnya sejak tadi. Mereka baru saja keluar dari sebuah restaurant elit dan berkelas setelah Diara selesai melakukan wawancara kerja di dalam.

Diara mengangguk sambil tersenyum pada Adit."Senang banget! Makasih ya, berkat kamu aku jadi dapat pekerjaan"

Adit membalas senyuman Diara, sekaligus merasa senang karena telah berhasil membantu gadis yang sedang berdiri di sampingnya ini menuju tujuannya.

"Sama-sama" kata Adit.

"Next time aku bakalan traktir kamu sebagai ucapan terimakasih" ucap Diara dengan suasana hati yang sedang gembira.

Adit menganggukan kepalanya."Aku tunggu"

Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan menuju parkiran, tidak ada percakapan apa-apa lagi setelah itu. Tidak lama Diara bergumam pelan, namun Adit masih bisa mendengar hal itu.

"Masih gak nyangka" gumam Diara pada dirinya sendiri.

"Apa?"

Tanggapan Adit barusan berhasil membuat Diara menoleh."Apa? Maksudnya?"

"Kamu gak nyangka apa?" tanya Adit memperjelas.

"Kedengeran, ya?" Diara bertanya kembali dengan suara yang terdengar lugu di telinga Adit."Padahal aku udah pelan"

Adit tersenyum."Berarti masih kurang pelan"

"Hmm... aku cuma gak nyangka aja, jadi pelayan restaurant" 

Adit seketika menghentikan langkahnya."Memangnya berharap kerja apa? CEO?"

Diara mendengus mendengar ucapan Adit barusan."Ya, gak gitu juga. Aku ini orangnya sadar diri, hidupkan bukan hanya tentang sebuah ekspetasi, yang jelas menjadi pelayan sangat jauh dari dugaanku dan aku masih harus belajar banyak untuk itu"

Adit mengangguk paham. Setelah itu keduanya kembali melanjutkan perjalanan menuju parkiran dan disepanjang perjalanan Diara terus mengibarkan senyumnya. Senyum penuh syukur dan lega. Akhirnya, ia mendapatkan pekerjaan juga.

Meski hanya seorang pelayan restaurant itu tetap harus disyukuri. Seperti pada kenyataannya, mencari pekerjaan tidak semudah yang dipikirkan.

"Ternyata kamu bisa senyum juga" ledek Adit yang sendari tadi terus menatap Diara.

Diara menoleh, membalas tatapan Adit dengan dahi yang mengerut bingung."Maksudnya?"

"Senyum. Tadi di trotoar kamu kelihatan sangar, jadi takut deketinnya" jawab Adit bercanda. 

Sebenarnya, Adit sedang berusaha mencairkan suasana diantara dirinya dan Diara agar tidak terlalu kaku. Adit tidak tahu hal apa yang membuatnya ingin melakukan hal itu, namun sejak ia melihat senyum Diara untuk pertama kalinya di depan restaurant tadi ia ingin terus melihat senyum itu.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang