LONG TIME NO SEE KAWANS, AKHIRNYA AKU COMEBACK JUGA! KANGEN GAK? MAAF YA LAMA UPDATE :) TAPI TENANG AJA PART INI SUDAH AKU PANJANGIN :) KASIH TAU KALAU ADA TYPO YA ZEYENG <3
SEPERTI BIASA JANGAN LUPA VOTE, COMMENT DI SETIAP SLIDE, SHARE KE SEMUA KENALAN KALIAN, DAN JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD sudutmataa DAN IG DENGAN USERNAME YANG SAMA. SUKA ADA SPOILER LOH DI SANA:)
SELAMAT MEMBACA
*****
Diara terbangun dari tidurnya kala cahaya matahari pagi berhasil menyelinap masuk ke dalam kamar hotel. Berlahan ia mulai membuka matanya sambil menyesuaikan cahaya yang masuk. Namun spontan ia terduduk kala mengingat ini bukan tempat terakhir kalinya ia berada.
Dan keberadaan Adnan di sofa samping kasur menambah keterkejutannya, entah sejak kapan laki-laki berkemeja putih dengan celana dress pants itu menatapnya sambil memegang iPad yang berisi data-data penting.
"Kak Adnan sejak kapan di situ? Bikin kaget aja" protes Diara layangkan pada Adnan. Ia benar-benar terkejut.
"Saya sudah di sini setengah jam yang lalu aja kamu masih kaget?" Adnan mematikan layar iPad dan meletakkannya di atas meja. Lalu berjalan ke arah Diara dan duduk tepat di sampingnya."Bagaimana tidurnya? Nyenyak?"
Setengah jam lalu Adnan memutuskan untuk menunggu Diara bangun setelah selesai mandi dan mengurus sarapan. Sesekali Adnan mencuri pandang dari tempat duduknya pada Diara yang sedang tertidur pulas. Wajah Diara yang tenang kala tertidur selalu berhasil menghangatkan perasaannya.
Diara mengangguk dengan wajah bantalnya."Seingat saya, terakhir kali kita ada di mobil dan... kayaknya saya ketiduran. So, gimana bisa saya ada di sini?"
"Menurutmu bagaimana?" Adnan sama sekali tidak memberikan jawaban yang diinginkan Diara dan malah membuat otak gadis itu bekerja. Adnan memang selalu membuat segalanya menjadi rumit.
"Jangan bilang..."
"Saya membenarkan apa yang ada di dalam kepala kamu" ucap Adnan seolah-olah tahu apa yang sedang Diara pikirkan.
"Kak Adnan gila?! Di lobby itu ramai banget! Kak Adnan gendong saya sampai ke sini? Kenapa gak bangunin aja coba?" kesal Diara akibat malu. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana tatapan orang-orang di lobby yang melihat mereka tadi malam.
Gak waras nih orang, batin Diara dalam hati.
"Memangnya salah?" balas Adnan dengan santai.
"Kak!" sentak Diara geram. Adnan terlihat tidak merasa bersalah sama sekali.
"Mending sekarang kita sarapan, kamu sudah kelihatan seperti mau makan orang" Adnan berdiri dan kembali menuju sofa. Di depannya sudah tersaji makanan enak di atas meja.
"Iya, Kak Adnan yang saya makan!"
"Gak kebalik?" goda Adnan tepat sasaran yang lantas membuat Diara terdiam.
Sarapan pagi ini adalah tartine, makanan yang biasa dijadikan menu sarapan di Prancis. Mirip sandwich, namun tartine hanya memakai satu lembar roti panggang. Permukaannya diberi bahan-bahan segar seperti sayuran, bisa pula diolesi mentega, madu atau selai. Cocok dijadikan menu sarapan karena tidak terlalu berat.
Diara berjalan menghampiri Adnan dan duduk di sofa dengan perasaan kesal. Adnan memang tidak pernah bisa membiarkan hidupnya tenang sehari saja, selalu saja ada tingkah laki-laki itu yang membuat Diara kesal. Diara lantas duduk bersebrangan dengan Adnan sambil menatap Adnan dengan tatapan permusuhan.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN MARRIAGE
Romance[ Dunia lebih menghargai orang yang mau berusaha dengan usahanya sendiri] -Sudutmataa- *Buat dibaca GRATIS bukan dicopoy! JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA! Dijodohkan dengan orang yang asing bagi Diara Pradipta sangat tidak masuk akal bahkan mereka baru k...