14. WAKTU DAN RASA KESAL

4.3K 175 6
                                    

HAI HAI WARGA NUSANTARA!
PIE KABARE? BAIK GAK TUH AKU KEMARIN LANGSUNG UP PART 13? HEHEHE

VOTENYA SEMAKIN MENIPIS TAPI YANG BACA BANYAK BANGET YA?
TAPI GAK MAU NINGGALIN JEJAK:(
PADAHAL CUMA TEKAN TOMBOL KIRI POJOK DOANG GAK SAMPAI 00,01 DETIK KOK.

AYO DONG GENGS KERJA SAMANYA, VOTEMU SEMANGATKU :) HEHEHE

SEBELUM BACA SEPERTI BIASA.... VOTE, COMMENT, SHARE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD ujungmata YAA! GAK BOSEN-BOSEN LOH AKU INGETIN KALIAN GENGS UDAH PART 14 NEH MASA BELUM FOLLOW AKOH JUGA? ㅠㅠㅠㅠ

SO, ENJOY GENGS!






















SELAMAT MEMBACA




*****

Sejak dari pintu keluar tidak henti-hentinya ponsel Anna berbunyi. Bima sendari tadi terus mengirim pesan kepada istrinya untuk segera kembali ke kamar mereka, bahkan tidak nanggung mengirim pesannya hingga spam chat.

Dan sejak di dalam cafe pun Bima sudah empat kali menelepon Anna, wajar saja Bima khawatir pada istrinya karena sekarang sudah pukul 03.30 AM.

Diara dan Anna kini sedang berjalan menuju lift yang akan mengantarkan mereka ke kamar masing-masing. Selain karena Anna sudah diburu dengan puluhan pesan dari suaminya, kedua perempuan itu juga sudah dilanda kantuk.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk segera kembali ke kamar masing-masing. Anna masih sibuk dengan ponselnya, ia sedang laporan pada komandannya bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju kamar.

Bahkan saking sibuknya Diara yang berada tepat di samping Anna tidak dihiraukan.

"Pak Bima perhatian banget ya sama lo, walau di kampus masuk ketegori dosen soft tapi tetap ada killer-killernya dikit" ledek Diara sambil melihat isi chat Anna dan dosennya.

"Ada love-lovenya lagi" lanjut Diara sambil menampilkan ekspresi jahilnya.

Anna menghela nafas lalu menatap sahabat karibnya yang ada di samping."Lo kalau mau ngeledek, ngeledek aja. Gak usah dipuji dulu abis itu dijatuhin, Ra" ucap Anna sambil pura-pura kesal.

"Dikit" balas Diara dan keduanya pun tertawa bersama.

Memang Bima termasuk kategori dosen soft namun killer bagi mahasiswa dan mahasiswinya karena ia termasuk dosen yang sangat disiplin terhadap aturan dan tidak segan dalam memberi hukuman.

Diara dan Anna sekarang sudah sampai di depan lift, setelah memencet tombol keduanya tinggal menunggu pintu lift terbuka.

"Bokap-nyokap lo kapan ke Paris?" tanya Anna memecah hening ketika keduanya tengah menunggu.

"Besok"

Anna terkejut. "Serius?! Sayang banget loh... padahal mumpung di Bali gak jalan-jalan dulu gitu?"

"Ya... namanya juga kerjaan, Na. Gue, kan, bukan anak umur lima tahun yang harus ngerengek-ngerengek sama orang tuanya, kan?" jawab Diara sambil tersenyum getir.

"Dua hari lalu gue juga udah jalan-jalan sebentar sama nyokap-bokap keliling sekitar meski gak lama, soalnya masih banyak yang harus diurus kemarin" lanjut Diara bercerita.

"Gak apa-apa, Ra. Seenggaknya pernah, next time sama gue dan Bianca, oke?" hibur Anna, Diara membalas ucapan sahabatnya itu dengan senyuman.

Pintu lift terbuka, mengharuskan kedua perempuan yang sendari tadi berdiri di depan pintu lift itu untuk segera masuk. Namun, saat akan melangkah maju langkah keduanya terhenti saat mendengar panggilan seseorang dari belakang.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang