39. RENCANA GILA

3K 119 13
                                    

PART 39 INI AKU PERSEMBAHKAN UNTUK SEMUA KAWANS YANG UDAH SABAR MENUNGGU. AKU TAHU AKU NGARET :)

MAKASIH JUGA BUAT KALIAN YANG UDAH EXCITED SAMA CERITA INI SAMPAI TERUS NGINGETIN AKU. ARIGHATO!

LANGSUNG AJA LAH YA. SEPERTI BIASA UNTUK MASA DEPAN CERITA INI YANG LEBIH BAIK JANGAN LUPA VOTE, COMMENT BANYAK-BANYAK, DAN SHARE KE TEMAN, SAUDARA, IBU-BAPAK, KAKEK-NENEK, SEMUANYA DEH BIAR RAMAI YA! OKE?






























SELAMAT MEMBACA












******

Sore ini Diara memiliki janji temu dengan seseorang di salah satu cafe yang ada di kawasan Jakarta. Orang itu adalah Asri, sekretaris sekaligus orang kepercayaan Papanya.

Diara masih memiliki hubungan keluarga dengan Asri karena perempuan yang usianya terpaut tiga tahun lebih muda dari Papanya itu adalah tantenya sendiri.

Diara biasa memanggilnya dengan sebutan Ibu, keduanya lumayan dekat karena memiliki beberapa kesamaan, apalagi Diara maupun Asri sama-sama memiliki ketertarikan di dunia bisnis. Dan hampir dua tahun belakangan ini hubungan keduanya semakin intens terjalanin lantaran suatu hal.

Sekarang keduanya sedang duduk saling berhadapan setelah Diara mengiyakan ajakan Asri siang tadi lewat sebuah pesan, di atas meja keduanya bahkan sudah tersaji satu ice americano dan satu hot latte.

"Tidak biasanya kamu pesan americano" Asri mulai membuka percakapan diantara keduanya."Apa terjadi sesuatu?"

"Ara rasa hari ini butuh sebuah pengingat bahwa kehidupan bukan hanya tentang hal manis aja, tapi ada juga ada pahitnya" balas Diara terdengar puitis."Dan harusnya pertanyaan itu Ara yang ajukan. Apa terjadi sesuatu, Bu?"

Asri tersenyum mendengar balasan dari keponakannya itu. Sejak kecil Diara memang buka tipe orang yang suka berbasa-basi, gadis itu lebih suka to the point.

"Kamu memang tidak bisa diajak berbasi-basi sedikit, Ra"

Diara tersenyum mendengar keluhan tante kesayangannya ini."Ibu, time is money, right?"

"Baiklah" Asri menghelas nafas panjang, lalu meletakkan kembali cangkir hot lattenya di atas meja setelah menyesap kopi itu sedikit."Ibu membawa kabar baik untuk kamu"

Mata Diara seketika memicing, begitu juga dengan dahinya yang tiba-tiba mengerut."Ara tidak sabar mendengar kabar baik itu"

Asri kembali menyesap kopinya sebelum berkata."Orang tuamu akan kembali minggu ini"

Seketika wajah Diara kembali normal, picingan mata dan kerutan dahi itu menghilang dalam sedetik. Diara terlihat santai dan biasa saja mendengar kabar ini membuat Asri heran.

Padahal Asri yakin sekali bahwa kabar ini sudah lama ingin Diara dengar, tapi melihat reaksinya barusan membuat Asri menjadi ragu.

"Kamu gak kaget, Ra?" tanya Asri bingung.

"Kekagetan Ara untuk hal itu udah habis lima hari lalu. Mungkin kalau Ibu bisa memberitahu hal ini sehari lebih awal keterkejutan itu mungkin masih ada"

Asri menatap Diara dengan penuh tanda tanya."Maksudnya?"

"Ara udah mendengar tentang hal ini lima hari lalu"

Sekarang giliran dahi Asri yang mengerut."Bagaimana bisa, Ra? Kabar ini aja baru berhembus kemarin sore. Para relasi dan karyawan Pra grop pun begitu, bagaimana bisa kamu tahu secepat itu?"

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang