33. PERIHAL PAPA-MAMA

3.1K 142 7
                                    

MAKASIH BUAT KALIAN BANYAK-BANYAK!!!! LIM TEMBUS 5K PEMBACA KALIAN HEBAT THANK U♡

TAPI SEBELUM BACA KALIAN TAULAH YA APA YANG HARUS DILAKUKAN? YAPS! VOTE, COMMENT, SHARE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD KU BUAT YANG BELUM

BURUAN YAA AKU TUNGGUIN NIHH






















SELAMAT MEMBACA









******

"Ayah!" panggilan Diara barusan berhasil menghentikan pergerakan Budi yang hendak masuk ke dalam mobilnya. Diara bahkan sampai setengah berlari menghampiri ayah mertuanya itu.

"Kenapa, Ra?" tanya Budi dengan senyum di wajahnya.

Diara membalas senyuman hangat itu."Ada yang mau Ara tanyain, Yah"

"Apa itu?"

"Soal... Papa" jawab Diara sedikit ragu, namun langsung to the point."Kapan Ayah terakhir hubungin Papa?"

"Mungkin... sekitar dua minggu lalu" jawab Budi sambil berusaha mengingat-ingat."Tumben kamu bertanya soal Papamu, apa ada masalah? Coba cerita sama Ayah"

Diara menggeleng."Gak ada, Yah. Ara cuma penasaran aja kapan Papa dan Mama bisa pulang? Ara udah lama gak ketemu dan kangen banget. Sejak pemberitaan soal perusahaan Papa waktu itu, Papa langsung menghilang dan gak bisa Ara hubungin lagi"

Budi dapat membaca rawut kesedihan dari wajah menantunya yang cantik ini. Ia pun ikut bersedih dengan apa yang terjadi, ingin sekali rasanya ia memberitahu yang sebenarnya. Namun, sekarang belum waktunya. Bukan ranahnya juga untuk memberi tahu Diara soal apa yang sedang terjadi.

"Orang tuamu pasti pulang, Ra" ucap Budi sambil memeluk menantunya itu dengan rasa sayang. Budi bahkan tidak pernah menganggap Diara sebagai menantunya melainkan sebagai anaknya sendiri.

"Kapan, Yah? Kapan Papa dan Mama bisa pulang? Banyak hal yang mau Ara ceritakan dan tanyakan" tanya Diara lirih dalam pelukan Budi. Gadis itu sedang berusaha menahan tangisnya. Ia tidak mau terlihat menyedihkan di depan ayah mertunya, dan entah kenapa tiba-tiba ia merasa sedih.

"Sabar, Ra. Banyak-banyak berdoa supaya urusan Papamu di sana cepat selesai. Tapi kalau kamu bertanya soal 'kapan?', Ayah gak tahu jawabannya, Ra. Coba kamu tanya suamimu"

Ucapan Budi barusan seketika membuat Diara melepaskan pelukan keduanya dan menatap Budi dengan penuh tanya dan rasa bingung. Ada yang janggal dengan ucapan Budi barusan. Kenapa ia harus bertanya hal itu pada Adnan?

"Delapan bulan lalu waktu Ayah ke Paris, Ayah cerita bahwa Ayah ketemu Papa. Tapi kenapa sekarang malah aku yang harus cari jawabanya di Adnan? Memangnya dia ketemu Papa?" 

Budi kembali merekahkan senyumnya saat Diara mengintrogasinya sekarang. Gadis itu memang tidak pernah pandang bulu saat ada hal yang dirasa mengganjal.

"Hanya sekali, Ra. Setelah itu kami tidak bertemu lagi, kami sama-sama punya kesibukan masing-masing. Tapi, Adnan? Anak itu lebih intens bertemu kedua orang tuamu"

Dahi Diara mengerut, ia semakin dibuat bingung dengan ucapan Budi yang terlalu berputar-putar. Budi seolah memberinya 'clue' untuk menebak sebuah jawaban yang bahkan Diara tidak tahu permainan apa yang sedang ia jalankan.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang