28. MAKANAN KAKI LIMA

2.4K 110 17
                                    

1-10 SEBERAPA SUKANYA KAMU SAMA LOVE IN MARRIAGE?

SEBAGAIMANA AKU LAGI RAJIN UP AKHIR-AKHIR INI KALIAN JUGA HARUS IKUT RAJIN VOTENYA YA:)

JANGAN LUPA JUGA COMMENT SHARE DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU:)

BURUAN AKU TUNGGUIN!!!!






























SELAMAT MEMBACA
DAN SELAMAT JATUH CINTA SAMA ADIT









"Kita'kan, gak ada yang tahu masa depan"
- Adit -

*****

"Lo serius mau jadi pelayan, Ra?" tanya Anna sambil menatap Diara tidak percaya. Diara baru saja selesai menceritakan tentang pekerjaan barunya pada Anna.

Ketiganya saat ini sedang berada di salah satu cafe yang berada di dekat kampus. Cafe yang sama di mana untuk pertama kalinya Diara mengatakan akan menikah dengan Adnan.

Diara memilih bercerita di sini karena di jam segini biasanya keadaan cafe memang tidak terlalu ramai.

Diara mengangguk yakin."Iya"

"Tuh! Lo aja gak percayakan, Na? Apalagi gue! Sampai keselek tahu gak semalem gue dengerin cerita, Ara. Untung aja dagingnya masih bisa ketelan" adu Bianca sambil protes.

"Gak ada salahnya dicoba, kan?" 

"Ya, gak salah sih. Cuma... lo yakin?" tanya Anna memastikan. Ia sedikit ragu dengan pekerjaan baru milik Diara saat ini.

"Kurang yakin apa lagi ucapan gue?" tanya Diara tidak habis pikir dengan sikap kedua sahabatnya ini.

"Lo terlahir makan dengan sendok emas masa sekarang jadi pelayan?" cibir Bianca."Yang lain aja deh, Ra. Lagian Kak Adit juga kasih kerjaan aneh-aneh aja" Bianca jadi kesal sendiri.

"Waiter, Ca. Kerenan dikit dong" ucap Diara yang berusaha mencairkan suasana.

"Sama aja!"

"Zaman sekarang kita gak usah pilih-pilih kerja. Cari kerjaan tuh susah, lihat gue? Baru lamaran ke dua puluh baru dapat dan gue gak mau sia-sia'in ini. Gue mau coba, come on guys!" bujuk Diara pada kedua sahabatnya.

"Kita ikut bantu lo, ya?" ucap Anna dengan tatapan sendu.

Bahu Diara melemas dengan wajah yang cemberut."Gue udah pernah bilang kalau gue cuma butuh lo berdua percaya dan support gue. Gue gak mau debat lagi soal ini"

Anna menyenderkan badannya di kursi sambil meminum lemon tea pesanannya, tiba-tiba saja ia menjadi haus. Setelah itu, Anna menarik nafas panjang. Sejak dulu ia maupun Bianca tidak akan ada yang bisa menang jika berdebat dengan Diara.

Gadis itu selalu memiliki seribu satu cara untuk menang, dan pada akhirnya mereka hanya bisa mengalah."Lo keras kepala, Ra. Gue bisa apa?"

"NA!" nada bicara Bianca meninggi dengan suara yang ditekan.

Anna menoleh menatap Bianca."Ini pilihan Ara, Ca. Suka gak suka kita harus terima karena Ara maunya gitu. Kita gak bisa ngatur Ara kalau dia gak mau, kita ini sahabatnya dan tugas kita cuma bisa support dia. Lagi pula yang kenalin Kak Adit ke Ara'kan, lo"

Diara tersentuh dengan dukungan Anna, diantara mereka bertiga memang Anna yang paling netral. Kemudian, Diara ikut berusaha membujuk Bianca agar gadis itu juga setuju dengan pekerjaan yang akan ia jalankan saat ini.

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang