HOLA HOLA KAWANS ONLINE AKUU🙌 GAK KERASA UDAH PART 60 AJA YA :> (GAK DENG BERASA BANGET WKWK) YANG BELUM FOLLOW UDAH KEPIKIRAN BUAT FOLLOW sudutmataa BELUM? UDAHLAH YA? MANA NOTIFNYA? COBA-COBA MAU LIAT👀
UDAH BACA SAMPAI PART 60 MASA BELUM FOLLOW JUGA? GAK ASIK NIH :> BIAR ASIK FOLLOW DONGG :) HEHE, JANGAN LUPA JUGA BUAT KAWANS YANG LAIN BUAT VOTE, SHARE, DAN RAMEIN KOLOM KOMEN LAGI YAA :) MAU TAU REAKSI KALIAN PAS BACA PART INI😋
JANGAN LUPA PLAY SONG DI ATAS JUGA YA BIAR BERASA FEELNYA ♡
SELAMAT MEMBACA KAWANS KESAYANGAN AKU ♡
"Karena saya ingin menjaga Diara, bukan merusaknya"
-Adit-
******
Lima belas menit sudah ruangan Adnan terasa senyap sejak diskusi antara dirinya dan Adit telah usai. Hanya suara hembusan nafas yang masih bisa terdengar di ruangan Adnan serta gesekan pulpen di atas kertas saat Adnan menandatangani beberapa berkas penting. Tidak hanya ada keduanya di ruangan itu, tapi juga turut hadir Arman menemani di sana. Arman hanya waspada, takut-takut bosnya itu tiba-tiba kesurupan lagi seperti malam itu.
Suasana senyap pecah kala Adit yang sejak tadi memilih diam sambil memperhatikan segala gerak-gerik Adnan sekarang memilih bersuara ketika berkas terakhir yang berisi perjanjian kerja sama antara MH Company dengan perusahaan keluarganya telah usai ditanda tangani.
"Dugaan saya terhadap Pak Adnan ternyata salah"
Kalimat barusan yang keluar dari mulut Adit ternyata berhasil menarik atensi Adnan yang sejak tadi berusaha menghindarinya. Adnan menutup pulpennya, kemudian ia meletakannya di atas berkas berisi perjanjian yang masih terbuka. Ia lantas meluruskan duduknya sambil bersandar di sofa single yang berseberangan dengan Adit.
"Maksud Anda?" Adnan menumpukan dagunya pada tangan yang bersandar pada pinggiran sofa.
"Saya pikir setelah kejadian malam itu Pak Adnan akan menghentikan kesepakatan kerja sama antara MH Company dengan perusahaan keluarga saya, dan saya pikir juga ketika saya menginjakan kaki di MH Company saya akan mendapatkan pukulan untuk yang kedua kalinya"
Adnan tersenyum kecut sambil memijat pelipisnya pelan, atensinya tidak putus pada anak muda yang baru saja masuk dalam dunia kerja."Harusnya memang begitu, dan saya pikir wajar jika saya memukul Anda lebih dari sekali. Tapi dengar ini baik-baik, masalah internal antara saya, Diara, dan Anda adalah masalah pribadi yang tidak ada sangkut pautnya dengan perusahaan atau bahkan karyawan yang bekerja di dalamnya. Jadi tidak adil rasanya jika saya memutuskan kerja sama sepihak begitu saja, terlalu kekanakan jika saya mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan. Lagi pula, di sini saya bekerja sama dengan Pak Rusdi bukan Anda. Sampai sini Anda paham?"
"Alasan yang bijak, saya setuju" Adit menghela nafas panjang sambil mengangguk paham."Karena rapat kita sudah selesai boleh kita berbicara sebentar? Ada yang mau saya bicarakan dengan Anda. Saya ingin berbicara santai layaknya dua laki-laki yang mencintai satu perempuan yang sama dan bukan seorang karyawan ataupun petinggi perusahaan"
Adnan mengangguk setuju."Silahkan"
"Tapi kita ada rapat lima belas menit lagi, Nan" kilah Arman mengingatkan dengan perasaan was-was. Ia hanya takut akan ada aksi baku hantam ronde dua sejak Adnan mengalihkan atensinya pada Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN MARRIAGE
Romance[ Dunia lebih menghargai orang yang mau berusaha dengan usahanya sendiri] -Sudutmataa- *Buat dibaca GRATIS bukan dicopoy! JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA! Dijodohkan dengan orang yang asing bagi Diara Pradipta sangat tidak masuk akal bahkan mereka baru k...