56. MULAI RETAK

3.3K 138 11
                                    

HAI KAWANS 🖐 WELCOME WELCOME!🎊 SUDUTMATAA BALIK LAGI DENGAN PART 56🎉 KANGEN GAK? KANGENLAH YA MASA ENGGAK?

SEBELUMNYA MAKASIH BUAT 23K+ READERS YANG SUDAH BACA JUGA 1,6K VOTE! LIM JUGA MASUK TOP 1 DI #CUEK YANG BANYAK BANGET CERITA-CERITA BAGUS DI DALAMNYA.

MAKASIH BANYAK SUPPORTNYA SEMUA🎉🤗 SEBELUM BACA YUK VOTE BUAT YANG BELUM, COMMENT BANYAK-BANYAK, DAN SHARE KE SATU INDONESIA BIAR MEREKA IKUT SERU-SERUAN SAMA KITA :)


































SELAMAT MEMBACA








*****

"Adnan sudah pulang tadi, setengah jam lalu. Dia kayaknya lagi tidur di ruang tamu deh, Ra, yang di samping kamar Nada. Mungkin sudah kecapekan, jadi males naik tangga"

Itu jawaban yang Mira berikan pada Diara saat gadis itu menanyakan tentang kepulangan Adnan, suaminya. Setengah tiga dini hari tadi, Adnan baru tiba kembali di kediaman Pradipta. Meski sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja, Adnan tidak bisa membiarkan Diara menginap sendiri tanpanya. Ia tidak ingin Diara menjadikan hal itu sebagai lampu hijau atas permintaannya untuk bercerai.

Diara memasuki salah satu kamar tamu yang ada di rumahnya, saat pintu kamar terbuka ia langsung disuguhkan pemandangan Adnan yang sedang tertidur. Keadaannya tidak jauh berbeda dengan beberapa jam yang lalu, masih terlihat kacau. Satu kancing kemeja teratasnya terlepas, lengan kemejanya bahkan masih digulung hingga siku, rambut Adnan masih acak-acakan dengan wajah lebam yang belum diobati.

Diara menghampiri Adnan, mendekat ke arah suaminya yang tertidur dengan wajah tenang. Dalam hati Diara bersyukur, setidaknya saat memejamkan mata Adnan dapat merasakan kedamaian. Dalam gerakan yang cukup pelan dan sangat hati-hati, Diara mendudukan dirinya di tepi kasur sambil memandang wajah Adnan yang lebam dengan lamat dan dalam. 

"Kak Adnan gak seharusnya ngelakuin hal ekstrim kayak tadi"

Setelah itu Diara bangun, dan pergi menuju ruang tengah untuk mengambil kotak P3K yang biasanya diletakan di lemari yang beradi di pojok ruang tengah. Tidak membutuhkan waktu lama Diara dapat menemukan kotak tersebut karena diletakan dengan rapi di dalam lemari.

Diara bergegas kembali ke kamar tamu sambil membawa kotak P3K juga baskom berbahas stainless steel yang sudah diisi dengan air bersih. Diara lantas bergegas kembali duduk di pinggir kasur di mana Adnan sedang tidur dengan posisi terlentang dengan tangan kanan yang terletak di atas dahi. 

Diara berlahan menurukan tangan Adnan dari wajahnya agar ia mudah mengobatinya, dengan cekatan Diara membersihkan luka Adnan, dan memberi obat antiseptik ke bagian sudut bibir Adnan yang tadi sempat mengeluarkan darah agar lukanya tidak bertambah parah. Diara juga sempat memberikan salep di bagian pipi Adnan yang lebam agar bisa segera membaik.

Diara begitu hati-hati mengobati luka Adnan agar sang empu tidak terbangun dari tidurnya, sebisa mungkin Diara melakukannya dengan berlahan. Setelah selesai mengobati Adnan, Diara membereskan segala alat-alat yang tadi ia gunakan dan membiarkannya tergeletak di atas nakas. 

Diara kembali memandangi wajah Adnan begitu dalam, memperhatikan dengan lebih teliti setiap inci wajah Adnan yang begitu tampan. Siapapun perempuan yang sekarang ada di posisi Diara pasti akan memuji Adnan mati-matian karena wajahnya yang tampan, putih bersih, hidung yang mancung, mata yang indah, rahang yang tegas dan bahkan tidak ada bekas sisa luka apapun di wajah Adnan sebelum perkelahian laki-laki itu dengan Adit. 

LOVE IN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang