~•60. Luka Yang Mendalam•~

28.9K 2.1K 228
                                    

Selamat mengobati rindu, bacanya pelan-pelan aja, jangan buru-buru.

_______

"Tidak ada yang bisa menentang takdir, sekeras apapun kamu mencegahnya, takdir tetaplah takdir yang akan terjadi sebagaimana mestinya."

Rafa mengoleskan minyak kayu putih di sekitar hidung Sena, seraya memijit pelipisnya agar Sena lekas siuman.

"Mas ...," ucapnya seraya memegangi keningnya yang sedikit pusing.

"Sena ...," panggil Rafa khawatir. Rafa tidak melepaskan genggaman tangannya di tangan Sena.

"Abi, Mas ...," Lirih Sena masih dengan kesedihannya yang mendalam.

"Semuanya sudah takdir Allah sayang, kamu harus ikhlas." Rafa mengecup kening Sena, memberikan kekuatan kepada wanitanya yang benar-benar sedang di titik terlemah.


Sena kehilangan laki-laki yang ia cintai setelah Rafa.

Tidak ada yang bisa menebak takdir, tidak ada juga yang bisa menentangnya.

Rafa menuntun Sena untuk keluar kamar.
Keadaannya sangat ramai, semua orang yang ada, sedang membacakan Yasin untuk abinya.

Sena duduk disebelah uminya.

"Ummi ...," Sena seraya bersandar pada bahu Laila.

Laila sudah bisa mengikhlaskan suaminya. Ia berusaha sabar dan tabah menghadapi semuanya.

Laila menghentikan ngajinya, dan beralih ke anak terakhirnya itu. Laila mengelus bahu Sena memberikan ketegaran untuknya.

Rafa sedang mengurus untuk pemakaman syakuro.

Setelah selesai dimandikan, dikafankan dan disalatkan, sekarang jenazah syakuro dibawa ke tempat pemakaman umum.

Rafa turun ke dalam lubang kuburan untuk menguburkan ayah mertuanya.

Tibalah di mana syakuro dimasukkan ke dalam tempat peristirahatan terakhirnya.

Melihat hal itu, Sena langsung terduduk lemas. Rafa yang melihat itu langsung menghampiri Sena. Rafa memeluk Sena menaruh kepala Sena di dada bidangnya.

Sena kembali menangis karena itu untuk terakhir kalinya senang melihat abinya, sosok laki-laki yang paling hebat.

✨✨✨

Sudah 1 bulan semenjak kejadian Abi Sena meninggal. Sena sudah ikhlas meski terkadang ada saja yang membuat saya teringat akan abinya.

"Mas, Sena laper," ucap Sena yang menghampiri Rafa yang sedang mengutak-atik laptopnya.

"Mau makan?" Rafa langsung menjauhkan laptopnya dan beralih memperhatikan istrinya yang sangat menggemaskan itu.

Rafa selalu mengutamakan istrinya daripada pekerjaannya. Laki-laki idaman yang jarang ditemukan.

"He'em."Sena mengangguk, menandakan bahwa Ia memang benar-benar butuh makan sekarang.

"Mau beli nasi goreng? " tawar Rafa.

"nggak mau," geleng Sena, bahwa ia tidak setuju dengan penawaran Rafa.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang