Setelah mandi Sena langsung mengambil air wudu.
Sambil menunggu azan magrib Sena bertadarus sampai waktu azan tiba.
Allahu akbar Allahu akbar.
Alhamdulilah azan sudah berkumandang.
Sodakallahul'adzim
Sena segera mengakhiri tadarus Al-Qur'an dan bergegas berdiri untuk melaksanakan solat magrib.
"Ya Allah berilah petunjuk pada hambamu ini. Jika memang ini yang terbaik untukku. Maka, aku ikhlas menjalankannya. Jika tidak baik bagiku tolong jauhkan aku dari ini semua. Lancarkanlah ya Allah. Aku pasrahkan semuanya padamu sang pemilik hidupku."
Setelah selesai solat Sena berdo'a meminta petunjuk pada Allah agar dilancarkan semuanya.
Sena segera membuka mukena. Sena berjalan menuju kaca.
Membenarkan kerudung, memberi bedak tipis, lipblam agar bibirnya tidak kelihatan kering dan sedikit menyemprot minyak wangi beraroma mawar.
Sena berdiri di depan kaca. Sudah cukup.
"Sena ...," panggil Laila dari luar kamar.
"Iyah, Ummi," sahut Sena seraya membuka pintu.
"Tamunya sudah datang," ucap Laila, seraya memberikan senyuman menggoda kepada Sena.
"Kamu cantik malam ini," puji Laila seraya yang memperhatikannya dari atas kepala sampai ujung kaki.
"Berati biasanya Sena ga cantik?" ucap Sena sambil mengerucutkan bibir mungilnyanya.
"Eh, ngga gitu maksudnya."
"Sena deg-degan Ummi," ucap Sena cemas.
"Tidak perlu khawatir. Sebut asma Allah dan bismillah," ucap Laila seraya mengelus bahu Sena untuk menenangkan.
"Bismillah," ucap Sena seraya membuang napasnya kasar.
Kemudian Laila menggenggam tangan Sena yang sedang berkeringat dingin.
Sena berkali-kali menarik dan membuang napasnya agar tidak terlalu deg-degan seperti ini. Kata orang jika sedang nervous kita bisa menarik napas dari hidung dan membuangnya lewat mulut. Tapi apa buktinya? Ini bohong. Buktinya sudah beberapa kali Sena lakukan tetap saja jantungnya seperti habis lari maraton.
Sena perlahan-lahan menuruni anak tangga. Masih sangat tidak berani. Apa ekspresinya nanti ketika mereka semua melihat Sena.
Ya Allah kuatkan aku.
Terlihat Syakuro sedang berbincang dengan temannya. Entah membicarakan apa Sena tidak perduli. Sena hanya sedang ngengontrol jantungnya agar berdetak lebih pelan.
"Assalamu'alaikum Om, Tante," ucap Sena seraya mencium pungung tangan teman Syakuro.
"Wa'alaikumsalam, sayang," ucap Tante yang kira-kira usianya lebih muda dari Laila dan Syakuro.
"Kenalin ini teman Abi namanya Om Farhan dan ini istrinya Tante Kyla," ucap Syakuro memperkenalkannya kepada Sena.
"Sena Om, Tante," ucap Sena seraya menundukan kepalanya dengan sopan.
"Jangan pangil Om sama Tante dong. Kan sebentar lagi kamu mau jadi menantu. Panggi Ayah sama Bunda aja ya. Gimana?" ucap Kyla.
"I-iya, Bun," ucap Sena ragu karna belum terbiasa.
"Oh iya, anak saya lagi ada rapat organisasi jadi agak telat dateng kesininya," ucap Farhan pada Syakuro.
"Iya tidak apa-apa namanya juga anak muda," ucap Syakuro seraya terkekeh.
"Tapi ya, anak saya itu kelihatananya tegas kalo lagi ngajar, tapi sebenarnya kalo di rumah itu manjanya minta ampun."
Ngajar? Berati dia guru?
Bisa jadi.
Sena bertanya-tanya dalam hati.
"Jadi kamu harus bisa ngadepin sikap manjanya tuh," Ucap Laila seraya terkekeh.
"Apa si Ummi, Sena aja masih suka manja sama Ummi."
"Mungkin setelah berumah tangga dia akan menjadi dewasa dan dia akan memanjakan istrinya."
"Bagaimana nak sekolahnya lancar?" tanya Farhan.
"Ya gitu deh, Yah," ucap Sena malas membahas sekolah. Ingin rasanya cepat-cepat lulus dan terbebas dari tempat membosankan itu.
"Gitu gimana, hem? Ada kendala dalam belajar?"
"Ngga si, cuma ...." ucapan Sena terpotong.
"Assalamu'alaikum"
Bersambung...
Siapa yang dateng hayo hayo...
Sabar ya bentar lagi kamu bakalan dibawa terbang sama tingkah dan prilakunya pak guru ganteng. Duhh:(
Vote dulu biar tambah semangat.
Byebye:*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher is My Husband
JugendliteraturFOLLOW BIAR TAU INFORMASI DARI AUTHOR! FYI: SAAT MENULIS INI SAYA BELUM TAHU PUEBI DI PART AWAL. Kebanyakan pembaca mengalami baper berkepanjangan. Bebas ngeluarin unek-unek kalian di komentar. Baper? Keluarin aja. BEBAS! -WARNING ⚠️PLAGIAT JANGAN K...
