~•27. Salah Fokus•~

87.2K 5K 81
                                    

"Udah ayo belajar," ucap Rafa yang kemudian beralih menatap buku paket matematika Sena.

"Heem." Sena hanya mengangguk patuh.

"Kita mulai dari bab 1 aja ya?" Rafa membuka buku bab 1.

"Oke." Ucap Sena antusias.

Setelah mendengar penjelasan Rafa tentang kesalahpahaman sekarang malah Sena yang merasa sangat bersalah, Sena merasa bahwa ia terlalu cemburu buta dan posesif.

Tapi dengan mengungkapkan semuanya, seperti ada batu besar yang terangkat dari pundaknya. Semuanya terasa lega.

Bukankah dalam rumah tangga harus ada keterbukaan antara suami dan istri? Dan sena baru melakukan itu barusan.

Rafa mencoba menjelaskan satu per satu materi yang Sena belum mengerti. Rafa menjelaskan sedetail mungkin sampai Sena paham dengan apa yang ia jelaskan.

Alih-alih memperhatikan materi yang Rafa jelaskan. Sena malah sibuk memandangi kekasih halalnya.

Jakunya yang naik-turun ketika berbicara, jari berurat yang menunjuk-nunjuk buku paketnya, hidung mancung, alis tebal, bibir tipis dan merah, lesung pipi yang sesekali muncul ketika ia berbicara, gigi gingsul, kumis tipis dan wajah tampanya membuat Sena meneguk salivan beberapa kali. Ia sudah mencoba untuk fokus pada materi tetapi tetap saja tidak bisa. Ia malah sibuk memandangi suaminya.

Ayo Sena fokus! Kenapa jadi salah fokus begini! Agrh.

Siapa yang bisa fokus jika diajarkan oleh suaminya sendiri? Perempuan manapun aku yakin tidak akan bisa. Atau mungkin hanya pikiran ku saja. Ah bodoh!

"Ngerti?" Rafa sudah selesai menjelaskan dan sekarang ia bertanya kepada Sena.

"U-udah." Bohong! Apa yang Sena mengerti? Mengerti tentang ketampanan Pak Rafa? Mungkin jika itu ia memang sudah mengerti. Tapi jika soal materi? Nyangkut di otaknya saja tidak.

"Coba kerjakan paket 1. 1 sampai 5. Saya mau lanjutin kerjaan yang ketunda." Rafa memberikan buku paket yang sudah terbuka itu ketangan Sena dan beranjak pergi menuju laptopnya lagi.

Sena berdiri menuju meja belajar.

Apaan nih? Susah amat?

Sena terus beristigfar dalam hati. Ia menyesal karena tidak mendengarkan apa yang Rafa jelaskan. Soal matematika membuatnya terus mengingat Allah, karna ia sering beristigfar.

Sena membulak-balik buku paketnya mencari rumus yang cocok dari soal tersebut. Tapi tetap saja ia tidak mengerti. Angka-angka itu terus berputar diotaknya dan malah membuat Sena mengantuk. Dan akhirnya ia tertidur di meja belajar tanpa menjawab satu soal apapun yang diberikan Rafa.

"Sen udah belum?" Rafa memnaggil Sena, tapi matanya masih tetap memperhatikan layar laptopnya.

"Sen?" Karena yang punya nama tak lekas menjawab akhirnya ia mengulangi untuk memanggilnya lagi.

"Astagfirullah" Rafa beristigfar ketika melihat Sena yang sedang menaruh kepalanya diatas buku paket matematika yang lumayan tebal itu.

Rafa tau, Sena sangat kelelahan karena ulahnya yang sering menyuruh Sena untuk terus belajar dan belajar. Jika dilihat-lihat Rafa juga merasa bersalah karena terlalu keras menyuruh Sena untuk terus belajar. Tapi Rafa mau Sena lulus dengan hasil yang memuaskan dan bisa membanggakan Umi dan Abinya.

Apalagi tadi siang Sena tidak sempat tidur siang karena seharian berada di rumah mertuanya. Jadilah ia sekarang sangat mengantuk.

Rafa beranjak dari kasur dan menghampiri Sena.

Rafa memperhatikan buku yang ditindihi Sena. Ternyata belum satu soalpun yang ia jawab. Rafa memaklumi. Semoga saja besok ada keajaiban dari Allah, pikirnya.

Rafa menggendong Sena untuk berbaring diatas kasur yang super luas itu.

Menyelimuti Sena sampai kelehernya.

Rafa menutup laptopnya dan menaruhnya diatas nakas. Ketika melihat Sena tertidur, ia malah ingin buru-buru tidur bersamanya, padahal kerjaanya masih sangat menumpuk.

Rafa berbaring disebelah Sena.

Sena mendusel-dusel didada bidang Rafa mencoba mencari kenyamanan dari suaminya.

Rafa yang tahu itu langsung melebarkan tanganya untuk menjadi bantalan Sena. Ia tidak peduli jika pagi-pagi tanganya harus pegal, yang penting Sena nyaman dalam pelukan hangatnya.

Rafa mengelus pucuk kepala Sena dengan Sayang dan mengecup dahinya lama seraya memandangi wajah cantik istri kecilnya.

"Tidur yang nyenyak, ya habibah."

Bersambung.....

Aku update singkat nih hehe.

Update singkat tapi sering,
Atau
Update panjang tapi lama?
Mau yang mana?
Aku tunggu jawaban kalian.

Aku kasih gambaran tuh gimana sosoknya Pak Rafa silahkan berimajinasi.

Malem-malem gini emang enaknya ndusel-ndusel didada bidangnya rang ganteng:v udah ah.

70 VOTE DAN 20 KOMEN AKU UPDATE LAGI.

Ily
Siti Fatimah

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang